Siap-siap, Harga Minyak Dunia Diramal Ambles 20% dalam Dua Tahun

Senin, 25 November 2024 - 10:34 WIB
loading...
A A A
Selama kampanye, Trump berjanji menurunkan harga energi dengan meningkatkan produksi minyak, dengan mengatakan, "Kami akan frack, frack, frack dan bor, sayang, bor," pada rapat umum bulan lalu. Diketauhi produksi minyak AS sudah berada pada level tertinggi sepanjang masa, mencapai 13,4 juta barel per hari pada bulan Agustus untuk rekor bulanan baru.

Analis Goldman Sachs memperkirakan, masih ada beberapa kenaikan dalam jangka pendek. Para analis yang dipimpin oleh Daan Struyven memperkirakan, harga Brent akan naik menjadi USD83 pada pertengahan 2025, dengan catatan pasokan minyak Iran turun di tengah penegakan sanksi yang lebih ketat.

Harga-harga tersebut kemudian akan menjadi normal menjadi rata-rata USD76 untuk sepanjang tahun di tengah surplus moderat, kata mereka.

"Kenaikan harga yang moderat ini mencerminkan perkiraan kami bahwa harga meningkat dari pembalikan valuasi rendah dan dari restocking strategis di AS dan China akan lebih besar daripada hambatan dari surplus moderat," kata para analis.

Mereka juga menunjukkan peningkatan pertumbuhan permintaan global tahun depan, termasuk di AS dan China, di mana permintaan telah goyah di tengah ekonomi yang lamban. Namun, dorongan stimulus pemerintah baru-baru ini diperkirakan akan membantu konsumen.

Namun analis lain telah memperingatkan surplus yang lebih besar tahun depan. Dalam sebuah laporan bulan ini, Badan Energi Internasional mengatakan, pasar minyak dapat melihat surplus satu juta barel minyak mentah per hari tahun depan, didorong oleh permintaan yang rendah dari China dan peningkatan produksi dari negara-negara non-OPEC.

(akr)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1852 seconds (0.1#10.140)