Kementan Tambah Bantuan Penanganan Kasus Anthrax di Gunung Kidul

Senin, 20 Januari 2020 - 10:55 WIB
Kementan Tambah Bantuan...
Kementan Tambah Bantuan Penanganan Kasus Anthrax di Gunung Kidul
A A A
JAKARTA - Kementerian Pertanian pastikan tambahan bantuan untuk penanganan Anthrax di Kabupaten Gunung Kidul. Bantuan tersebut termasuk 5000 dosis vaksin, antibiotik, antihistamin, vitamin, desinfektan, alat pelindung diri dan sprayer.

Bantuan tersebut menurut Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), Kementan I Ketut Diarmita, telah dikirimkan langsung setelah mendapat laporan kejadian kasus.

"Bantuan ini merupakan tambahan, sebelumnya kita juga telah mengirimkan vaksin dan obat-obatan pendukung untuk pencegahan dan pengendalian Anthrax di Gunung Kidul," imbuhnya di Jakarta, Senin (20/01/2020).

Menurutnya, sesuai standar pengendalian Anthrax, saat ini pemberian antibiotik kemudian disusul vaksin untuk ternak di desa tertular yakni Desa Gobang sudah selesai 100%. Adapun desa disekitarnya sudah mencapai 60% dan terus berjalan.
Kementan Tambah Bantuan Penanganan Kasus Anthrax di Gunung Kidul

Ketut mengemukakan, setidaknya terdapat sekitar 997 ekor sapi dan 1.413 ekor kambing serta domba di Kecamatan Pojong yang merupakan zona merah atau daerah tertular. Sementara untuk zona kuning, yakni Kecamatan Semanu yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Pojong, terdapat 941 ekor sapi serta 2.362 ekor kambing dan domba.

"Sosialisasi tentang Anthrax juga terus dilakukan kepada masyarakat sekitar agar pemahaman tentang penyakit ini bertambah," ujarnya.

Ketut berharap dengan adanya sosialisasi ini masyarakat dapat segera melaporkan ke petugas apabila ada hewan sakit/mati mendadak dan tidak membeli hewan yang berasal dari daerah tertular atau tanpa keterangan kesehatan hewan yang resmi.

"Dan yang penting juga diingatkan agar tidak memotong dan mengonsumsi ternak yang sakit apalagi yang sudah mati," tambahnya.

Dirjen PKH meyakini bahwa kasus di Desa Gobang, Kecamatan Pojong telah tertangani dengan baik, namun tetap mengingatkan bahwa bakteri Bacillus anthracis penyebab penyakit Anthrax ini bisa tahan lama di lingkungan, jadi kewaspadaan masyarakat tetap diperlukan.

"Saat ini, sudah lebih dari 20 hari dari sejak kasus kematian ataupun hewan sakit karena Anthrax. Artinya penanganan sudah berjalan dan kasus telah dapat dikendalikan," pungkas Ketut.
(akn)
Berita Terkait
Strategi Penilaian Kinerja...
Strategi Penilaian Kinerja Kementerian Pertanian
Pengembangan Food Estate...
Pengembangan Food Estate Demi Jadikan Provinsi Kalteng Lumbung Pangan
Petani Parigi Moutong...
Petani Parigi Moutong Dimotivasi untuk Budidaya Jagung di Lahan Perkebunan Kelapa
Kabupaten Poso Dukung...
Kabupaten Poso Dukung Percepatan Tanam Melalui Sekolah Lapang
Jadikan Sektor Pertanian...
Jadikan Sektor Pertanian Sebagai Penyelamat Krisis
Kalau Bukan Penyuluh...
Kalau Bukan Penyuluh Siapa Lagi yang Bisa Menghubungkan Mentan dan Petani
Berita Terkini
Hadir di Pelabuhan Bakauheni,...
Hadir di Pelabuhan Bakauheni, Serambi MyPertamina Sediakan Beragam Fasilitas
31 menit yang lalu
Hingga H-2 Lebaran,...
Hingga H-2 Lebaran, 1,6 Juta Penumpang Sudah Mudik dengan Kereta Api
1 jam yang lalu
Serapan BULOG Naik 2.000%,...
Serapan BULOG Naik 2.000%, Hensa: Memang Dingin Tangan Mentan Amran
2 jam yang lalu
LPEM UI: Penyitaan Membabi...
LPEM UI: Penyitaan Membabi Buta Akan Merusak Image Sawit Indonesia di Mata Dunia
3 jam yang lalu
Viral! Penumpang Garuda...
Viral! Penumpang Garuda Indonesia Asyik Ngevape di Dalam Pesawat
3 jam yang lalu
LPDB Perkuat Ekonomi...
LPDB Perkuat Ekonomi Syariah Berbasis Koperasi melalui Pembiayaan Dana Bergulir
10 jam yang lalu
Infografis
10 Makanan Khas Lebaran...
10 Makanan Khas Lebaran di Indonesia selain Opor dan Ketupat
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved