Lupakan Dedolarisasi, Misi BRICS Beralih Menguasai AI demi Saingi AS

Jum'at, 13 Desember 2024 - 09:57 WIB
loading...
Lupakan Dedolarisasi,...
Rusia bakal mengembangkan kecerdasan buatan atau AI (Artificial Intelligence) bersama dengan negara BRICS serta anggota lainnya dalam upaya menantang dominasi AS. Foto/Dok
A A A
MOSKOW - Presiden Vladimir Putin mengatakan, Rusia bakal mengembangkan kecerdasan buatan atau AI (Artificial Intelligence) bersama dengan negara BRICS serta anggota lainnya dalam upaya menantang dominasi AS dalam salah satu teknologi paling disorot padaabad ke-21.

"Saya yakin bahwa aliansi internasional di bidang AI negara-negara BRICS dan negara-negara lain yang tertarik akan memberikan dorongan yang signifikan untuk kerja sama semacam itu," kata Putin dalam konferensi AI di Moskow.

"Kami akan meluncurkan aliansi tersebut," katanya.



Pemberi pinjaman terbesar Rusia, Sberbank mengatakan bahwa Jaringan Aliansi AI baru akan mencakup asosiasi AI nasional dari China, yang dianggap sebagai salah satu dari dua kekuatan AI teratas dunia, bersama dengan Rusia, India, Brasil dan Afrika Selatan, dalam kemitraan.

Menurut Putin bahwa, Rusia harus berpartisipasi secara setara dalam perlombaan global untuk menciptakan kecerdasan buatan yang kuat. "Solusi canggih sedang dikerjakan oleh para ilmuwan Rusia," ungkap Putin.

"Kami mengundang para ilmuwan dari seluruh dunia untuk bergabung dalam kolaborasi ini," tambahnya.

Namun di tengah ambisi Rusia bersama BRICS menguasai AI, diketahui sanksi Barat telah membatasi akses Moskow terhadap teknologi yang dibutuhkan untuk empertahankan perangnya melawan Ukraina. Akibat sanksi Barat membuat produsen microchip utama dunia menghentikan ekspor ke Rusia, sehingga berpotensi membatasi rencana penguasaan AI.

Sementara itu Sberbank (SBER. MM) yang mempelopori pengembangan AI di Rusia, mengakui pada tahun 2023 bahwa unit pemrosesan grafis (GPU), microchip yang mendukung pengembangan AI, adalah perangkat keras tersulit untuk didapatkan oleh Rusia.

Tetapi Sberbank mengatakan asosiasi AI nasional dari anggota BRICS seperti Brasil, China, India dan Afrika Selatan, tetapi juga dari Serbia, Indonesia dan negara-negara non-BRICS lainnya, telah bergabung dengan Jaringan Aliansi AI.

Dikatakan bahwa jaringan tersebut akan memfasilitasi penelitian bersama dalam pengembangan teknologi dan regulasi AI, serta memberikan peluang bagi produk AI untuk dijual di pasar negara-negara anggota.

Rusia Mencoba Bergabung dalam Perlombaan untuk Supremasi AI

Amerika Serikat dan China adalah kekuatan AI teratas dunia, dan Presiden terpilih AS Donald Trump telah menunjuk "White House AI and Crypto Czar" untuk membantu memastikan Amerika Serikat tetap menjadi kekuatan terkaya dan paling maju secara teknologi di dunia.

Tetapi langkah Putin untuk bersekutu dengan China dapat mengubah dinamika perlombaan mengusai AI.

Rusia adalah salah satu dari 10 negara, termasuk AS, China, Inggris, dan Israel, yang sedang mengembangkan model AI generatif mereka sendiri. Konsultan Yakov and Partners, yang dijalankan oleh mantan karyawan McKinsey di Moskow, mengatakan hal ini memberikannya potensi untuk menjadi pemain yang jauh lebih signifikan.

Rusia melihat penggunaan teknologi AI di semua sektor menyumbang USD109 miliar ke produk domestik bruto pada tahun 2030, dibandingkan dengan 0,2 triliun rubel (USD1,9 miliar) di 2023.

Dalam mewujudkan ambisi besarnya disebutkan bahwa 80% dari semua pekerja Rusia harus memiliki keterampilan AI pada tahun 2030, dibandingkan dengan 5% pada tahun 2023. Sementara investasi AI harus tumbuh tujuh kali lipat menjadi 850 miliar rubel.

Sberbank, yang telah mengembangkan model AI generatif yang disebut GigaChat, dan pemimpin teknologi Yandex, dengan model YandexGPT-nya, mendominasi pasar AI domestik Rusia.



Rusia saat ini menempati peringkat ke-31 dari 83 negara berdasarkan implementasi, inovasi, dan investasi AI pada Indeks AI Global Tortoise Media yang berbasis di Inggris. Peringkat tersebut jauh di belakang, tidak hanya dari Amerika Serikat dan China, tetapi juga sesama anggota BRICS, India dan Brasil.

Sedangkan Universitas Stanford yang mengevaluasi 36 negara berdasarkan 42 indikator AI termasuk penelitian dan pengembangan, menempatkan Rusia di urutan ke-29.

(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Analis Sebut Kebijakan...
Analis Sebut Kebijakan Isolasionis AS Bisa Percepat Dedolarisasi
Moskow-Washington Kian...
Moskow-Washington Kian Mesra, AS Siap Hubungkan Kembali Rusia ke SWIFT
Dulu Kabur, Kini Perusahaan...
Dulu Kabur, Kini Perusahaan Asing Antri untuk Kembali ke Rusia
Hubungan Afsel dan BRICS...
Hubungan Afsel dan BRICS Makin Kuat usai Tak Lagi Dapat Bantuan AS
Rusia Tuntut Raksasa...
Rusia Tuntut Raksasa Energi Inggris Bayar Ganti Rugi Rp26,3 Triliun
Sinyal Kuat AS Cabut...
Sinyal Kuat AS Cabut Sanksi Rusia demi Hidupkan Ekspor Biji-bijian Laut Hitam
Minyak Mentah Rusia...
Minyak Mentah Rusia Mengalir Deras ke Negara BRICS
Indonesia Gabung New...
Indonesia Gabung New Development Bank BRICS, Prabowo Diskusi dengan Dilma Rousseff
India Terang-terangan...
India Terang-terangan ke BRICS: Kami Tidak Akan Campakkan Dolar AS
Rekomendasi
Jelang Lebaran, Kemenko...
Jelang Lebaran, Kemenko Polkam Pastikan Distribusi Logistik di Jawa Barat Aman
Sinopsis Sinetron Terbelenggu...
Sinopsis Sinetron Terbelenggu Rindu Eps 187: Tekad Biru Laporkan Vernie ke Polisi
Puncak Arus Mudik di...
Puncak Arus Mudik di GT Kalikangkung, Volume Kendaraan Naik 169 Persen
Berita Terkini
LPDB Perkuat Ekonomi...
LPDB Perkuat Ekonomi Syariah Berbasis Koperasi melalui Pembiayaan Dana Bergulir
1 jam yang lalu
Cara Pelopor Cat Pelapis...
Cara Pelopor Cat Pelapis Anti Bocor Pererat Tali Silaturahmi di Bulan Ramadan
1 jam yang lalu
Mudik Aman Sampai Tujuan,...
Mudik Aman Sampai Tujuan, BKI Berangkatkan Pemudik ke 6 Rute
2 jam yang lalu
Khawatir ART mudik?...
Khawatir ART mudik? Tenang Saja! Toko Ini Tetap Buka Selama Libur Lebaran
2 jam yang lalu
BRI Peduli, Tebar Kebaikan...
BRI Peduli, Tebar Kebaikan di Hari Nyepi dengan Bantu Sembako dan Renovasi Pura
3 jam yang lalu
THR Lancar dan Aman,...
THR Lancar dan Aman, Kirim Pakai BRImo Aja!
3 jam yang lalu
Infografis
Alasan Sekutu NATO Menyesal...
Alasan Sekutu NATO Menyesal Beli Jet Tempur Siluman F-35 AS
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved