Pemerintah Batasi Harga Batu Bara untuk Gasifikasi

Jum'at, 31 Januari 2020 - 15:45 WIB
Pemerintah Batasi Harga Batu Bara untuk Gasifikasi
Pemerintah Batasi Harga Batu Bara untuk Gasifikasi
A A A
JAKARTA - Pemerintah terus mencari cara menekan defisit neraca perdagangan dari produk impor migas. Satu di antaranya dengan mendorong subtitusi elpiji dari gasifikasi batu bara dengan kalori rendah menjadi dimethyl ether (DME).

"Kita dorong proyek yang memang memanfaatkan batu bara untuk menghasilkan DME untuk subtitusi impor," ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, di Jakarta, Jumat (31/1/2020).

Menurut dia banyak potensi sumber energi di dalam negeri yang dapat dimanfaatkan. Untuk menggerakkan perkonomina. Salah satunya sumber batu bara yang diubah menjadi DME.

"Kita punya potensi yang sangat besar untuk menggerakkan ekonomi kita. Salah satunya dengan hilirisasi batu bara ini," kata dia.

Untuk menggerakkan subtitusi elpiji dari batu bara menjadi DME, pihaknya meminta supaya harga batu bara khusus sebagai bahan baku gasifikasi ditetapkan sebesar USD20-21 per ton. Penetapan harga tersebut guna mendorong supaya subtitusi elpiji dapat berjalan.

"Itu merupakan dorongan supaya batu bara dapat menghasilkan subtitusi DME supaya bisa menggantikan produk elpiji yang kita impor. Kita minta supaya bisa masuk keekonomian. Kalau bisa di bawahnya lagi," tandasnya.

Tidak hanya itu dukungan lain yang diberikan pemerintah dalam program gasifikasi juga terkait insentif pengurangan royalti batu bara. Pihaknya akan berkoordinasi denngan Kementerian Keuangan supaya royalti yang dikenakan kepada produsen batu bara dapat dipangkas. "Jadi tidak hanya harga tapi royalti juga," kata Arifin.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati sempat menyatakan permintaannya supaya Kementerian ESDM memberikan harga khusus batu bara dengan kalori sebagai bahan baku untuk menjalankan program gasifikasi. Menurutnya harga bahan baku batu bara berkalori rendah dapat diterapkan lebih rendah karena bukan komoditas tapi sebagai bahan baku energi.

Penerapan harga yang berbeda tersebut untuk mencapai keekonomian supaya produk DME menjadi kompetitif dipasaran. "Mungkin harga batu bara yang low rank coal ini dapat dilihat berbeda bukan sebagai komoditas tapi sebagai bahan baku energi," kata dia.

Sementara dukungan hilirisasi batu bara juga diberikan oleh Menteri BUMN Erick Thohir. Pihaknya mendorong supaya gasifikasi batu bara dapat berjalan sehingga dapat meningkatkan nilai tambah serta membantu mengurangi ketergantungan impor elpiji.

Apalagi, pabrik hilirisasi gasifikasi batu bara PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) akan siap beroperasi pada akhir 2023.Proyek hilirisasi batu bara tersebut akan bekerja sama dengan Air Products & Chemicals, Inc. perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat.
Total investasi untuk pengembangan gasifikasi ini adalah USD3,2 miliar, di mana Air Products bertindak sebagai investor di bisnis hulu dan hilir. Hilirisasi batubara tersebut diproyeksikan dapat mengurangi nilai impor gas sekitar USD1 miliar per tahun.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2293 seconds (0.1#10.140)