Gara-gara Sanksi AS ke Rusia, Harga Solar Dunia Melonjak

Sabtu, 18 Januari 2025 - 09:00 WIB
loading...
Gara-gara Sanksi AS...
Harga solar global melonjak akibat sanksi terakhir yang diterapkan Amerika Serikat bagi perdagangan energi Rusia. FOTO/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Harga solar global dan margin penyulingan melonjak akibat sanksi terakhir Amerika Serikat (AS) terhadap perdagangan minyak Rusia.Amerika memberlakukan sanksi terberatnya terhadap produsen dan kapal tanker Rusia pada 10 Januari untuk mengekang pendapatan eksportir minyak nomor 2 dunia itu atas perangnya di Ukraina.

Banyak kapal yang baru menjadi sasaran, bagian dari apa yang disebut "armada bayangan" yang berupaya menghindari pembatasan Barat, telah digunakan untuk mengirim minyak ke India dan China. Penyuling di negara-negara tersebut telah diuntungkan dari impor murah Rusia yang dilarang di Eropa setelahseranganMoskow ke Ukraina.

"(Margin laba) solar naik menyusul berita tentang sanksi tersebut, dan kami memperkirakan gangguan yang berarti pada ekspor solar Rusia," kata analis Energy Aspects Natalia Losada seperti dilansir Reuters. Ia menambahkan bahwa setidaknya 150.000 barel per hari (bpd) ekspor diesel Rusia dari kilang Gazprom Neft dan Surgutneftegas terancam.



Premi kontrak acuan diesel Eropa bulan pertama terhadap kontrak enam bulan kemudian melonjak menjadi USD50,25 per metrik ton pada hari Kamis, tertinggi dalam 10 bulan, data LSEG menunjukkan. Pasar diesel sudah mengalami backwardation, istilah yang digunakan untuk struktur pasar di mana kontrak terdekat diperdagangkan dengan premi terhadap kontrak pengiriman selanjutnya. Ini biasanya menunjukkan pasokan cepat yang ketat.

Sementara, margin penyulingan diesel berada pada level tertinggi lima setengah bulan sebesar USD20 per barel pada hari Kamis. Sedangkan margin penyulingan diesel Asia melonjak 8% pada hari Senin menjadi di atas USD17 per barel, kenaikan terbesar sejak September, sebelum akhirnya turun lagi menjadi sekitar USD16,50 per barel pada hari Kamis.Cuaca dingin di belahan bumi utara juga mendukung kenaikan harga di pasar diesel.

Harga minyak diesel berjangka AS melonjak lebih dari 5% pada 10 Januari, kenaikan harian terbesar sejak Oktober, dan mencapai titik tertinggi dalam enam bulan sebesar USD111 per barel pada hari Kamis. Sedangkan harga minyak diesel bulan depan lebih mahal USD10 dari kontrak bulan keenam, premi terbesar dalam hampir satu tahun.

Para pedagang dan penyuling memperhitungkan biaya minyak mentah yang lebih tinggi ke dalam harga bahan bakar dan proses penyulingan, kata dua sumber perdagangan yang berbasis di Singapura, seraya menambahkan bahwa aliran minyak diesel Rusia yang lebih rendah tidak mungkin berdampak besar pada pasar Asia secara langsung.

Bahkan dengan margin minyak diesel yang lebih tinggi, margin penyulingan kompleks Asia telah melemah karena harga minyak mentah telah naik jauh lebih cepat daripada harga produk olahan, kata sumber ketiga. Harga tunai Dubai naik sebesar 8,5% dari Jumat lalu, sementara swap gasoil Singapura Februari hanya naik 5,5% dalam periode waktu yang sama.

Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Harta Karun Senilai...
Harta Karun Senilai Rp9.000 Triliun Ditemukan di Dasar Danau Ini, Bisa Ubah Masa Depan Dunia
Beri Sanksi ke Rusia,...
Beri Sanksi ke Rusia, Uni Eropa Menusuk Sendiri Jantung Ekonominya
Pimpin BRICS Hadapi...
Pimpin BRICS Hadapi Perang Dagang AS, China Susun Rencana Baru
Harta Karun Tanah Jarang...
Harta Karun Tanah Jarang Rusia Berkali Lipat dari Ukraina, Kini Disodorkan ke AS
Raksasa Gas Rusia Gazprom...
Raksasa Gas Rusia Gazprom Berjuang Bangkit usai Menelan Kerugian Rp210,5 Triliun
9 Restoran dan Peritel...
9 Restoran dan Peritel di AS Bangkrut, 15 Ribu Toko Bakal Tutup
Persatuan ASEAN-China...
Persatuan ASEAN-China Jadi Pertahanan Terbaik Asia dalam Hadapi Perang Dagang
Rusia Kantongi Rp470,1...
Rusia Kantongi Rp470,1 Triliun usai Caplok Aset Properti Perusahaan Asing
Ratusan Perusahaan Barat...
Ratusan Perusahaan Barat Angkat Kaki dari Rusia, Putin Tutup Pintu Buat Kembali
Rekomendasi
2 Oknum TNI AL Divonis...
2 Oknum TNI AL Divonis Hukuman Seumur Hidup, Keluarga Bos Rental Mobil: Sudah Sesuai yang Kami Harapkan
10 Mahasiswa Dikeluarkan...
10 Mahasiswa Dikeluarkan dari Universitas Lithuania karena Penyalahgunaan AI
BMW Naik Level: Purna...
BMW Naik Level: Purna Jual Jadi Prioritas, Pelanggan Dimanjakan Habis-habisan!
Berita Terkini
Rupiah Hari Ini Ditutup...
Rupiah Hari Ini Ditutup Makin Parah Jadi Rp16.611/USD
25 menit yang lalu
Bank Sentral Rusia Memperingatkan...
Bank Sentral Rusia Memperingatkan Kejatuhan Harga Minyak era 80-an Bisa Terulang
1 jam yang lalu
Gelar RUPST, BRI Bagikan...
Gelar RUPST, BRI Bagikan Dividen Rp51,73 Triliun dan Bersiap Lakukan Buyback Rp3 Triliun
1 jam yang lalu
PHE OSES Kembangkan...
PHE OSES Kembangkan Inovasi Perawatan Sumur, Rasio Ketepatan hingga 100%
1 jam yang lalu
UMKM Binaan BRI Tembus...
UMKM Binaan BRI Tembus Pasar Global, Ikuti Pameran Natural Product Expo West 2025 di Los Angeles
1 jam yang lalu
Jelang Puncak Arus Mudik,...
Jelang Puncak Arus Mudik, Kendaraan Melintas di Tol Semarang-Batang Naik 30%
2 jam yang lalu
Infografis
AS Mengakui Perang Ukraina...
AS Mengakui Perang Ukraina Adalah Perang Proksi AS dengan Rusia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved