Memperkuat Peran Informasi Geospasial untuk Pertumbuhan Ekonomi dan Ketahanan Pangan
loading...

Rakernas Ikatan Surveyor Indonesia (ISI) menyoroti pentingnya pemanfaatan informasi geospasial sebagai landasan utama dalam pengambilan keputusan dalam berbagai sektor. Foto/Dok
A
A
A
JAKARTA - Ikatan Surveyor Indonesia (ISI) mengusung tema “Peran Informasi Geospasial untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi dan Ketahanan Pangan” dalamRapat Kerja Nasional (Rakernas) 2025 di Hotel Borobudur, Jakarta.Acara ini dihadiri oleh sekitar 150 peserta yang dihadiri oleh semua pengurus ISI dan juga berbagai kalangan, termasuk perwakilan pemerintah, akademisi, dan praktisi surveyor.
Rakernas ISI menyoroti pentingnya pemanfaatan informasi geospasial sebagai landasan utama dalam pengambilan keputusan dalam berbagai sektor. Keakuratan informasi geospasial menjadi kunci dalam optimalisasi sumber daya alam, pembangunan infrastruktur, serta perencanaan distribusi logistik, yang pada akhirnya berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi dan ketahanan pangan nasional.
Ketua Umum ISI periode 2024-2027, Muchammad Masykur menegaskan, bahwa ISI berkomitmen untuk memperkuat kolaborasi dengan berbagai instansi, baik pemerintah maupun swasta. Kolaborasi ini bertujuan untuk memastikan bahwa informasi geospasial dapat dimanfaatkan secara maksimal dalam perencanaan, monitoring, dan evaluasi pembangunan, baik di tingkat nasional maupun daerah.
Dengan semakin berkembangnya teknologi, integrasi data geospasial dengan kecerdasan buatan serta big data analytics menjadi semakin relevan. Oleh karena itu, pemahaman mendalam dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, akademisi, dan praktisi, menjadi faktor krusial agar pemanfaatan teknologi ini dapat mendorong pembangunan berkelanjutan serta peran surveyor di dalamnya.
Dalam Rakernas ISI 2025, empat pembicara utama dari kementerian terkait turut hadir untuk berbagi wawasan strategis mengenai peran informasi geospasial dalam pembangunan nasional. Deputi Bidang Koordinasi Pemerataan Pembangunan Wilayah Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Wilayah, Nazib Faisal, S.T., M.Sc., menyampaikan bahwa ISI diharapkan dapat berperan dalam menyediakan sumber daya manusia (SDM) geospasial yang profesional serta memberikan masukan kebijakan yang mampu mendukung pertumbuhan ekonomi dan memperkuat ketahanan pangan.
Sementara itu, Direktur Jenderal Survei dan Pemetaan Pertanahan dan Ruang Kementerian ATR/BPN, Ir. Virgo Eresta Jaya menekankan, pentingnya integritas SDM surveyor seperti kejujuran dan kepatuhan, komitmen, keamanan, menjaga kode etik, dan transparansi.
Selain itu sertifikasi profesi juga penting guna meningkatkan keterampilan yang sesuai dengan perkembangan zaman. Ia juga mengangkat permasalahan ketidakterpaduan data dalam ATR/BPN, seperti kasus sengketa lahan di wilayah pesisir (pagar laut), yang diharapkan tidak terulang dengan adanya sistem informasi geospasial yang lebih baik.
Dari perspektif perencanaan pembangunan nasional, Deputi Bidang Perencanaan Makro Pembangunan Kementerian PPN/Bappenas, Eka Candra Buana menjelaskan, bahwa pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,2% pada tahun 2025.
Target ini berkaitan erat dengan optimalisasi sumber daya ekonomi dari sektor kelautan, perkotaan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, serta efektivitas belanja negara untuk meningkatkan produktivitas. Ia juga menambahkan, bahwa program makan bergizi gratis yang tengah dicanangkan pemerintah dapat mendukung pertumbuhan ekonomi, di mana ISI diharapkan berkontribusi dalam penyediaan informasi geospasial yang relevan.
Dalam upaya mendukung ketahanan pangan, Rakernas ISI 2025 juga menghadirkan Kementerian Pertanian yang menegaskan target pemerintah untuk mewujudkan swasembada pangan pada tahun 2025. Program ini mencakup pencetakan 3 juta hektar sawah baru, revitalisasi sistem irigasi dengan pembangunan 61 bendungan, serta transformasi pertanian tradisional menjadi pertanian modern yang melibatkan petani milenial dan Gen Z.
Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi (Pusdatin) Kementerian Pertanian, Intan Rahayu menyoroti pentingnya informasi geospasial dalam mengidentifikasi lahan rawa dan sawah irigasi secara lebih akurat. Ia juga mengungkapkan, bahwa hingga saat ini, Kementerian Pertanian belum memiliki data penginderaan jauh (remote sensing) secara real-time, sehingga diperlukan kerja sama lebih lanjut dalam pengembangan sistem pemantauan berbasis geospasial.
Dengan adanya program-program bernas dalam Rakernas ISI 2025, diharapkan peran surveyor dalam pembangunan Indonesia semakin diakui dan mampu memberikan kontribusi nyata dalam upaya menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif serta ketahanan pangan yang berkelanjutan.
Rakernas ISI menyoroti pentingnya pemanfaatan informasi geospasial sebagai landasan utama dalam pengambilan keputusan dalam berbagai sektor. Keakuratan informasi geospasial menjadi kunci dalam optimalisasi sumber daya alam, pembangunan infrastruktur, serta perencanaan distribusi logistik, yang pada akhirnya berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi dan ketahanan pangan nasional.
Ketua Umum ISI periode 2024-2027, Muchammad Masykur menegaskan, bahwa ISI berkomitmen untuk memperkuat kolaborasi dengan berbagai instansi, baik pemerintah maupun swasta. Kolaborasi ini bertujuan untuk memastikan bahwa informasi geospasial dapat dimanfaatkan secara maksimal dalam perencanaan, monitoring, dan evaluasi pembangunan, baik di tingkat nasional maupun daerah.
Dengan semakin berkembangnya teknologi, integrasi data geospasial dengan kecerdasan buatan serta big data analytics menjadi semakin relevan. Oleh karena itu, pemahaman mendalam dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, akademisi, dan praktisi, menjadi faktor krusial agar pemanfaatan teknologi ini dapat mendorong pembangunan berkelanjutan serta peran surveyor di dalamnya.
Dalam Rakernas ISI 2025, empat pembicara utama dari kementerian terkait turut hadir untuk berbagi wawasan strategis mengenai peran informasi geospasial dalam pembangunan nasional. Deputi Bidang Koordinasi Pemerataan Pembangunan Wilayah Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Wilayah, Nazib Faisal, S.T., M.Sc., menyampaikan bahwa ISI diharapkan dapat berperan dalam menyediakan sumber daya manusia (SDM) geospasial yang profesional serta memberikan masukan kebijakan yang mampu mendukung pertumbuhan ekonomi dan memperkuat ketahanan pangan.
Sementara itu, Direktur Jenderal Survei dan Pemetaan Pertanahan dan Ruang Kementerian ATR/BPN, Ir. Virgo Eresta Jaya menekankan, pentingnya integritas SDM surveyor seperti kejujuran dan kepatuhan, komitmen, keamanan, menjaga kode etik, dan transparansi.
Selain itu sertifikasi profesi juga penting guna meningkatkan keterampilan yang sesuai dengan perkembangan zaman. Ia juga mengangkat permasalahan ketidakterpaduan data dalam ATR/BPN, seperti kasus sengketa lahan di wilayah pesisir (pagar laut), yang diharapkan tidak terulang dengan adanya sistem informasi geospasial yang lebih baik.
Dari perspektif perencanaan pembangunan nasional, Deputi Bidang Perencanaan Makro Pembangunan Kementerian PPN/Bappenas, Eka Candra Buana menjelaskan, bahwa pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,2% pada tahun 2025.
Target ini berkaitan erat dengan optimalisasi sumber daya ekonomi dari sektor kelautan, perkotaan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, serta efektivitas belanja negara untuk meningkatkan produktivitas. Ia juga menambahkan, bahwa program makan bergizi gratis yang tengah dicanangkan pemerintah dapat mendukung pertumbuhan ekonomi, di mana ISI diharapkan berkontribusi dalam penyediaan informasi geospasial yang relevan.
Dalam upaya mendukung ketahanan pangan, Rakernas ISI 2025 juga menghadirkan Kementerian Pertanian yang menegaskan target pemerintah untuk mewujudkan swasembada pangan pada tahun 2025. Program ini mencakup pencetakan 3 juta hektar sawah baru, revitalisasi sistem irigasi dengan pembangunan 61 bendungan, serta transformasi pertanian tradisional menjadi pertanian modern yang melibatkan petani milenial dan Gen Z.
Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi (Pusdatin) Kementerian Pertanian, Intan Rahayu menyoroti pentingnya informasi geospasial dalam mengidentifikasi lahan rawa dan sawah irigasi secara lebih akurat. Ia juga mengungkapkan, bahwa hingga saat ini, Kementerian Pertanian belum memiliki data penginderaan jauh (remote sensing) secara real-time, sehingga diperlukan kerja sama lebih lanjut dalam pengembangan sistem pemantauan berbasis geospasial.
Dengan adanya program-program bernas dalam Rakernas ISI 2025, diharapkan peran surveyor dalam pembangunan Indonesia semakin diakui dan mampu memberikan kontribusi nyata dalam upaya menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif serta ketahanan pangan yang berkelanjutan.
(akr)
Lihat Juga :