Jagat Hiburan Terkoyak Pandemi
loading...
A
A
A
Yuswohady
Managing Partner Inventure
Jagat hiburan terkoyak pandemi. Tempat-tempat hiburan kian rawan menjadi kluster penularan Covid-19. Bioskop stop beroperasi. Konser-konser musik dibatalkan. Para artis kehilangan job. Sebaliknya, home entertainment booming di tengah pandemi. Layanan-layanan on-demand streaming seperti Netflix, Spotify, Disney, hingga YouTube panen raya.
Minggu lalu digelar konser Danamon Optimal New Live Experience, sebuah konser musik berkonsep “drive-in” di mana penonton menyaksikan para penyanyi kondang dari dalam mobil mereka masing-masing. Inovasi ini tentu saja angin segar bagi dunia hiburan di Indonesia dalam rangka survive di tengah pandemi.
Bagaimana nasib dunia hiburan pascapandemi? Sebagai bagian dari kajian “New Normal 100” mengenai perubahan perilaku konsumen di kenormalan baru, berikut ini adalah prediksi kami di Inventure mengenai megashifts yang bakal terjadi di dunia hiburan pada era pandemi. (Baca: Usai Diperika oleh Dewan Pengawas KPK, Firli Bahuri Memilih Bungkam)
#1. Streaming Service is The Big Winner
Di tengah kebosanan karena stay @ home, layanan entertainment streaming berbayar seperti Netflix, Amazon Prime, Spotify, hingga Iflix menjadi solusi. Di Indonesia selama bulan Maret 2020, watchtime YouTube mengalami peningkatan 1.5%. Livestream dan virtual concert menjadi mainstream baru di dunia hiburan.
Alhasil, perilaku baru di era new normal nanti akan mendongkrak home entertainment dan streaming services. Konsumen lebih memilih menonton film di rumah daripada ke bioskop atau berlangganan musik streaming dibanding nonton konser. Model bisnis subscription akan menjadi “the new big thing”.
#2. Social Distance Cinema; The Comeback of The Drive-In Theatre
Seiring pelonggaran PSBB nanti, menghadapi era new normal, bioskop harus menyiapkan protokol kesehatan di bioskop dengan menerapkan pembatasan jarak antar penonton sehingga kapasitas kursi di bioskop akan dikurangi.
Sementara itu, drive-in theater yang pernah boomingbeberapa dekade lalu bisa jadi solusi alternatif sementara untuk menyelamatkan industri film. Bioskop drive-in merupakan cara menonton bioskop dari dalam mobil masing-masing dengan menyambungkan suara film yang ditonton ke dalam mobil masing-masing. (Baca juga: Memanas, Rusia Bakal Gelar Latihan di Laut mediterania)
Sekarang, pandemi virus corona kembali membawa tren bioskop drive-in untuk menjawab masalah dari industri film. Indonesia mulai merencanakan untuk membuat bioskop drive-in yang akan diselenggarakan oleh Ergo and Co. Meskipun belum terealisasi hingga sekarang, namun bioskop drive-in sudah dilakukan oleh Meikarta walaupun masih terkendala perizinan hak siar dari produser film.
#3. Virtual Concert
Industri pertunjukan, khususnya konser musik merupakan industri yang paling keras dihantam oleh wabah Covid-19. Pada masa pandemi ini, sementara tidak ada lagi konser musik massal di stadion atau concert hall dengan ribuan pengunjung. Banyak konser harus dibatalkan akibat pemberlakuan PSBB dan para penyelenggara mengalami kerugian.
Perubahan perilaku ini terjadi karena masyarakat akan melakukan self distancing dengan menghindari aktivitas-aktivitas yang melibatkan kerumunan massa. Pascawabah Covid-19, digital experience dalam bentuk virtual concert bakal menjadi kenormalan baru di industri musik. Masyarakat lebih memilih menonton konser secara virtual ketimbang fisik karena alasan keamanan. Dengan pengalaman yang berbeda, setelah wabah usai virtual concert akan menjadi kenormalan baru di industri entertainment. (Baca juga: Jeli, Cara Selebriti Manfaatkan TikTok untuk Publikasi)
#4. Reborn of Console Gaming. The Rise of E-Sport
Minat console gaming meningkat drastis di Indonesia selama masa pandemi. Penerapan PSBB atau social distancing membuat masyarakat Indonesia mengalami kebosanan dan salah satu cara untuk menyiasatinya adalah dengan terjun ke dunia gaming.
Hal ini akhirnya membuat pencarian console gaming di Indonesia meningkat drastis. Selain itu, e-sport juga memetik keuntungan tersendiri di tengah masa pandemi corona. E-sport kini menjadi pilihan utama setelah banyak yang tidak bisa melihat pertandingan olahraga seperti sepak bola dari televisi atau langsung ke stadion. Ditambah lagi sejumlah atlet terbaik dari sepak bola, basket, hingga pembalap profesional bermain e-sport sebagai hiburan.
Sejumlah platform untuk menyaksikan e-sport seperti Facebook Gaming, YouTube, dan Twitch juga mengalami lonjakan penonton online. Karena hal itu, sejumlah televisi juga mulai melirik untuk menayangkan e-sport. Sejauh ini baru ESPN dan Fox Sports yang mulai menyiarkan e-sport dalam tayangan mereka.
#5. Return of TV Viewership
Dalam buku Milenial Kills Everything(2019) kami mengatakan bahwa milenial telah membunuh televisi. Tapi, Covid-19 telah menghidupkannya kembali, khususnya smart TV. TV Strikes back!!!Adanya pembatasan sosial mengakibatkan aktivitas stay @ home meningkat. Dampaknya, terdapat pergeseran konsumsi media, di mana salah satu yang paling dominan adalah televisi. (Lihat videonya: Pekerja Diduga Lalai Dua Bangunan Ruko Roboh)
TV memiliki keunggulan dasar yang tak mungkin dimiliki smartphone yaitu layar besar yang lebih ramah dilihat. Karena itu, memasuki era “the death of mobility” akibat social distancing, TV menemukan momentumnya kembali. Adanya pelonjakan penonton televisi akan terus berlanjut pasca-Covid-19 berakhir. Mengingat stay @ home telah menjadi kenormalan baru.
Managing Partner Inventure
Jagat hiburan terkoyak pandemi. Tempat-tempat hiburan kian rawan menjadi kluster penularan Covid-19. Bioskop stop beroperasi. Konser-konser musik dibatalkan. Para artis kehilangan job. Sebaliknya, home entertainment booming di tengah pandemi. Layanan-layanan on-demand streaming seperti Netflix, Spotify, Disney, hingga YouTube panen raya.
Minggu lalu digelar konser Danamon Optimal New Live Experience, sebuah konser musik berkonsep “drive-in” di mana penonton menyaksikan para penyanyi kondang dari dalam mobil mereka masing-masing. Inovasi ini tentu saja angin segar bagi dunia hiburan di Indonesia dalam rangka survive di tengah pandemi.
Bagaimana nasib dunia hiburan pascapandemi? Sebagai bagian dari kajian “New Normal 100” mengenai perubahan perilaku konsumen di kenormalan baru, berikut ini adalah prediksi kami di Inventure mengenai megashifts yang bakal terjadi di dunia hiburan pada era pandemi. (Baca: Usai Diperika oleh Dewan Pengawas KPK, Firli Bahuri Memilih Bungkam)
#1. Streaming Service is The Big Winner
Di tengah kebosanan karena stay @ home, layanan entertainment streaming berbayar seperti Netflix, Amazon Prime, Spotify, hingga Iflix menjadi solusi. Di Indonesia selama bulan Maret 2020, watchtime YouTube mengalami peningkatan 1.5%. Livestream dan virtual concert menjadi mainstream baru di dunia hiburan.
Alhasil, perilaku baru di era new normal nanti akan mendongkrak home entertainment dan streaming services. Konsumen lebih memilih menonton film di rumah daripada ke bioskop atau berlangganan musik streaming dibanding nonton konser. Model bisnis subscription akan menjadi “the new big thing”.
#2. Social Distance Cinema; The Comeback of The Drive-In Theatre
Seiring pelonggaran PSBB nanti, menghadapi era new normal, bioskop harus menyiapkan protokol kesehatan di bioskop dengan menerapkan pembatasan jarak antar penonton sehingga kapasitas kursi di bioskop akan dikurangi.
Sementara itu, drive-in theater yang pernah boomingbeberapa dekade lalu bisa jadi solusi alternatif sementara untuk menyelamatkan industri film. Bioskop drive-in merupakan cara menonton bioskop dari dalam mobil masing-masing dengan menyambungkan suara film yang ditonton ke dalam mobil masing-masing. (Baca juga: Memanas, Rusia Bakal Gelar Latihan di Laut mediterania)
Sekarang, pandemi virus corona kembali membawa tren bioskop drive-in untuk menjawab masalah dari industri film. Indonesia mulai merencanakan untuk membuat bioskop drive-in yang akan diselenggarakan oleh Ergo and Co. Meskipun belum terealisasi hingga sekarang, namun bioskop drive-in sudah dilakukan oleh Meikarta walaupun masih terkendala perizinan hak siar dari produser film.
#3. Virtual Concert
Industri pertunjukan, khususnya konser musik merupakan industri yang paling keras dihantam oleh wabah Covid-19. Pada masa pandemi ini, sementara tidak ada lagi konser musik massal di stadion atau concert hall dengan ribuan pengunjung. Banyak konser harus dibatalkan akibat pemberlakuan PSBB dan para penyelenggara mengalami kerugian.
Perubahan perilaku ini terjadi karena masyarakat akan melakukan self distancing dengan menghindari aktivitas-aktivitas yang melibatkan kerumunan massa. Pascawabah Covid-19, digital experience dalam bentuk virtual concert bakal menjadi kenormalan baru di industri musik. Masyarakat lebih memilih menonton konser secara virtual ketimbang fisik karena alasan keamanan. Dengan pengalaman yang berbeda, setelah wabah usai virtual concert akan menjadi kenormalan baru di industri entertainment. (Baca juga: Jeli, Cara Selebriti Manfaatkan TikTok untuk Publikasi)
#4. Reborn of Console Gaming. The Rise of E-Sport
Minat console gaming meningkat drastis di Indonesia selama masa pandemi. Penerapan PSBB atau social distancing membuat masyarakat Indonesia mengalami kebosanan dan salah satu cara untuk menyiasatinya adalah dengan terjun ke dunia gaming.
Hal ini akhirnya membuat pencarian console gaming di Indonesia meningkat drastis. Selain itu, e-sport juga memetik keuntungan tersendiri di tengah masa pandemi corona. E-sport kini menjadi pilihan utama setelah banyak yang tidak bisa melihat pertandingan olahraga seperti sepak bola dari televisi atau langsung ke stadion. Ditambah lagi sejumlah atlet terbaik dari sepak bola, basket, hingga pembalap profesional bermain e-sport sebagai hiburan.
Sejumlah platform untuk menyaksikan e-sport seperti Facebook Gaming, YouTube, dan Twitch juga mengalami lonjakan penonton online. Karena hal itu, sejumlah televisi juga mulai melirik untuk menayangkan e-sport. Sejauh ini baru ESPN dan Fox Sports yang mulai menyiarkan e-sport dalam tayangan mereka.
#5. Return of TV Viewership
Dalam buku Milenial Kills Everything(2019) kami mengatakan bahwa milenial telah membunuh televisi. Tapi, Covid-19 telah menghidupkannya kembali, khususnya smart TV. TV Strikes back!!!Adanya pembatasan sosial mengakibatkan aktivitas stay @ home meningkat. Dampaknya, terdapat pergeseran konsumsi media, di mana salah satu yang paling dominan adalah televisi. (Lihat videonya: Pekerja Diduga Lalai Dua Bangunan Ruko Roboh)
TV memiliki keunggulan dasar yang tak mungkin dimiliki smartphone yaitu layar besar yang lebih ramah dilihat. Karena itu, memasuki era “the death of mobility” akibat social distancing, TV menemukan momentumnya kembali. Adanya pelonjakan penonton televisi akan terus berlanjut pasca-Covid-19 berakhir. Mengingat stay @ home telah menjadi kenormalan baru.
(ysw)