UMKM Agen Kebangkitan Ekonomi RI
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sandiaga Salahudin Uno melihat adanya harapan kebangkitan ekonomi lokal di Indonesia, khususnya di tengah pandemi yang melanda dunia. Oleh karena itu, usahawan kecil menengah atau yang biasa disebut Usaha Kecil Mikro Menengah (UMKM) adalah agen kebangkitan Indonesia dari keterpurukan ekonomi yang akan terjadi.
Menurutnya, di tengah pandemi yang melanda dunia, khususnya Indonesia, maka pihaknya menginginkan masyarakat janganlah putus asa. Dia mengajak masyarakat untuk kembali menggeliatkan ekonomi masyarakat di tengah segala keterbatasan imbas pandemi Covid-19. “Yuk, saatnya kita bangkitkan lagi usaha-usaha masyarakat, ciptakan kembali peluang usaha dan lapangan kerja saat beban biaya hidup yang meningkat di masa pandemi Covid-19 ini,” kata Sandiaga Uno. (Baca: 9 Cara Menghindari Dosa Dusta dan Ghibah)
Dengan ancaman resesi yang akan melanda Indonesia, banyak masyarakat yang mulai khawatir. Menurut Sandi, kekhawatiran tersebut terutama dialami keluarga yang berada di garis kemiskinan, termasuk yang dialami sektor UMKM . Karena UMKM yang akan terkena dampak paling parah dalam pandemi ini.
Sandiaga menilai bahwa fakta tersebut merupakan sebuah pesan konkret untuk pemerintah. Untuk itu, Sandiaga berharap agar pemerintah hingga masyarakat bergotong-royong mengatasi kesulitan di tengah pandemi. Ia juga berharap agar para pemangku kebijakan dapat menangkap pesan tersebut dengan memberikan solusi ekonomi yang bisa langsung dirasakan masyarakat.
“Semoga para elite dan yang sekarang memegang kebijakan bisa menangkap dan fokus bagaimana parameter ekonomi ini bisa diatasi, di samping kesehatan harus terus kita lakukan untuk memutus mata rantai (penularan Covid-19),” ujarnya. (Baca juga: Kemendikbud KhawatirBanyak Anak Putus Sekolah Akibat Covid-19)
Sandi menegaskan, entrepreneurship adalah solusi bangsa ini. Karena, 99% ekonomi digerakkan UMKM, 97,3% lapangan kerja diserap UMKM, dan 60% PDB disumbang UMKM . “UKM entrepreneur tertinggal dari negara tetangga di ASEAN, Singapura 7%, Malaysia 6%, dan Thailand 5% penduduknya jadi entrepreneur,” tuturnya.
Menurut Sandi, peran kaum wirausaha sebagai agen perubahan dan kebangkitan ekonomi harus dibangkitkan. Mereka harus bisa memberikan edukasi kepada masyarakat akan bahaya Covid-19. Tak hanya itu, kehadiran para usahawan membawa aura positif saat pandemi ini yang akan membawa perubahan yang baru.
“Peran mereka adalah sebagai agen perubahan, bukan hanya untuk ekonomi Indonesia, tetapi juga perannya untuk memberikan edukasi kepada masyarakat, jangan meremehkan Covid-19. Jadi, mereka sebagai agen perubahan yang membawa sebuah hal yang baru,” tandasnya.
Menurut Sandi, mengembalikan ekonomi Indonesia kembali baik bukan hanya menjadi tugas pemerintah, namun seluruh lapisan pelaku ekonomi, termasuk kaum milenial yang bergerak dalam bidang itu. “Kalau kita bersama atasi, maka ekonomi kita akan kembali terlahir yang baru. Mungkin, tidak akan mengonsumsi seperti dulu lagi, berubah menjadi lebih baik lagi lepas dari pandemi Covid-19,” ujarnya. (Baca juga: Mengenal Penyakit Batu Empedu Sejak Dini)
Anggota DPR RI Komisi XI yang juga Founder KAHMIPreneur, Kamarussamad menegaskan, pemulihan ekonomi belum ter-delivery melalui kebijakan. Sektor UMKM, misalnya, saat pandemi ini sangat membutuhkan kelonggaran atau relaksasi akses permodalan, karenanya butuh perhatian lebih untuk kembali bisa memulihkan ekonomi melalui penguatan sektor UMKM.
Menurutnya, penyerapan tenaga kerja oleh UMKM juga sangat tinggi dan terus bertumbuh mencapai 96,99–97,22% dengan jumlah pelaku UMKM mencapai 62 juta atau sekitar 98% dari pelaku usaha nasional. Pemerintah sejak awal pandemi telah menempatkan UMKM sebagai prioritas penerima manfaat dalam pemulihan ekonomi nasional. UMKM memang merupakan sektor yang paling terpukul oleh dampak pandemi Covid-19.
Untuk itu, solusi yang paling tepat adalah mengembangkan e-commerce. Menurutnya, hingga saat ini ada 175,4 juta pengguna internet. Selain itu ada 338,2 juta pengguna smartphone aktif yang terdaftar. (Lihat videonya: Kesultanan Buton yang Tidak Pernah Dijajah Negara Eropa)
Kamrussamad juga mendapatkan data bahwa ada 160 juta orang yang aktif di media sosial. “Untuk menjadi negara maju, persentase pengusaha di Indonesia adalah 14% dari total penduduk Indonesia berdasar PDB. Kita membutuhkan 4 juta wirausaha baru untuk mendorong penguatan ekonomi,” sebutnya. Saat ini rasio wirausaha Indonesia masih sekitar 3,1% dari total populasi penduduk. (Sudarsono)
Menurutnya, di tengah pandemi yang melanda dunia, khususnya Indonesia, maka pihaknya menginginkan masyarakat janganlah putus asa. Dia mengajak masyarakat untuk kembali menggeliatkan ekonomi masyarakat di tengah segala keterbatasan imbas pandemi Covid-19. “Yuk, saatnya kita bangkitkan lagi usaha-usaha masyarakat, ciptakan kembali peluang usaha dan lapangan kerja saat beban biaya hidup yang meningkat di masa pandemi Covid-19 ini,” kata Sandiaga Uno. (Baca: 9 Cara Menghindari Dosa Dusta dan Ghibah)
Dengan ancaman resesi yang akan melanda Indonesia, banyak masyarakat yang mulai khawatir. Menurut Sandi, kekhawatiran tersebut terutama dialami keluarga yang berada di garis kemiskinan, termasuk yang dialami sektor UMKM . Karena UMKM yang akan terkena dampak paling parah dalam pandemi ini.
Sandiaga menilai bahwa fakta tersebut merupakan sebuah pesan konkret untuk pemerintah. Untuk itu, Sandiaga berharap agar pemerintah hingga masyarakat bergotong-royong mengatasi kesulitan di tengah pandemi. Ia juga berharap agar para pemangku kebijakan dapat menangkap pesan tersebut dengan memberikan solusi ekonomi yang bisa langsung dirasakan masyarakat.
“Semoga para elite dan yang sekarang memegang kebijakan bisa menangkap dan fokus bagaimana parameter ekonomi ini bisa diatasi, di samping kesehatan harus terus kita lakukan untuk memutus mata rantai (penularan Covid-19),” ujarnya. (Baca juga: Kemendikbud KhawatirBanyak Anak Putus Sekolah Akibat Covid-19)
Sandi menegaskan, entrepreneurship adalah solusi bangsa ini. Karena, 99% ekonomi digerakkan UMKM, 97,3% lapangan kerja diserap UMKM, dan 60% PDB disumbang UMKM . “UKM entrepreneur tertinggal dari negara tetangga di ASEAN, Singapura 7%, Malaysia 6%, dan Thailand 5% penduduknya jadi entrepreneur,” tuturnya.
Menurut Sandi, peran kaum wirausaha sebagai agen perubahan dan kebangkitan ekonomi harus dibangkitkan. Mereka harus bisa memberikan edukasi kepada masyarakat akan bahaya Covid-19. Tak hanya itu, kehadiran para usahawan membawa aura positif saat pandemi ini yang akan membawa perubahan yang baru.
“Peran mereka adalah sebagai agen perubahan, bukan hanya untuk ekonomi Indonesia, tetapi juga perannya untuk memberikan edukasi kepada masyarakat, jangan meremehkan Covid-19. Jadi, mereka sebagai agen perubahan yang membawa sebuah hal yang baru,” tandasnya.
Menurut Sandi, mengembalikan ekonomi Indonesia kembali baik bukan hanya menjadi tugas pemerintah, namun seluruh lapisan pelaku ekonomi, termasuk kaum milenial yang bergerak dalam bidang itu. “Kalau kita bersama atasi, maka ekonomi kita akan kembali terlahir yang baru. Mungkin, tidak akan mengonsumsi seperti dulu lagi, berubah menjadi lebih baik lagi lepas dari pandemi Covid-19,” ujarnya. (Baca juga: Mengenal Penyakit Batu Empedu Sejak Dini)
Anggota DPR RI Komisi XI yang juga Founder KAHMIPreneur, Kamarussamad menegaskan, pemulihan ekonomi belum ter-delivery melalui kebijakan. Sektor UMKM, misalnya, saat pandemi ini sangat membutuhkan kelonggaran atau relaksasi akses permodalan, karenanya butuh perhatian lebih untuk kembali bisa memulihkan ekonomi melalui penguatan sektor UMKM.
Menurutnya, penyerapan tenaga kerja oleh UMKM juga sangat tinggi dan terus bertumbuh mencapai 96,99–97,22% dengan jumlah pelaku UMKM mencapai 62 juta atau sekitar 98% dari pelaku usaha nasional. Pemerintah sejak awal pandemi telah menempatkan UMKM sebagai prioritas penerima manfaat dalam pemulihan ekonomi nasional. UMKM memang merupakan sektor yang paling terpukul oleh dampak pandemi Covid-19.
Untuk itu, solusi yang paling tepat adalah mengembangkan e-commerce. Menurutnya, hingga saat ini ada 175,4 juta pengguna internet. Selain itu ada 338,2 juta pengguna smartphone aktif yang terdaftar. (Lihat videonya: Kesultanan Buton yang Tidak Pernah Dijajah Negara Eropa)
Kamrussamad juga mendapatkan data bahwa ada 160 juta orang yang aktif di media sosial. “Untuk menjadi negara maju, persentase pengusaha di Indonesia adalah 14% dari total penduduk Indonesia berdasar PDB. Kita membutuhkan 4 juta wirausaha baru untuk mendorong penguatan ekonomi,” sebutnya. Saat ini rasio wirausaha Indonesia masih sekitar 3,1% dari total populasi penduduk. (Sudarsono)
(ysw)