IPDMIP Bekali Petugas Lapangan NTB Pengetahuan Penangkaran Benih

Senin, 14 September 2020 - 15:35 WIB
loading...
IPDMIP Bekali Petugas Lapangan NTB Pengetahuan Penangkaran Benih
Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Project (IPDMIP) tidak saja mendukung kegiatan penangkaran benih padi, tetapi juga meningkatkan kapasitas petugas pendamping di NTB. Foto/Dok
A A A
NUSA TENGGARA BARAT - Kegiatan Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Project (IPDMIP) tidak saja mendukung kegiatan penangkaran benih padi di beberapa daerah. Tetapi juga meningkatkan kapasitas petugas pendamping di Nusa Ternggara Barat (NTB) dengan pengetahuan penangkaran padi.

(Baca Juga: Hadiri Konferensi FAO, Mentan SYL Tegaskan Komitmen Ketahanan Pangan RI )

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, pelatihan harus diikuti dengan serius oleh para staf lapangan. “Bicara tentang pertanian, berarti kita bicara mengenai lapangan. Karena, aktivitas pertanian itu di lapangan. Oleh karena itu, staf lapangan harus mengikuti pelatihan dengan baik agar materi yang didapat bisa diimplementasikan dengan baik pula,” tutur Mentan SYL.

Imbauan senada disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi. “Pembangunan pertanian harus dilakukan dari pembangunan SDM. Siapa itu SDM pertanian? Yaitu petani, penyuluh, petani milenial, poktan, gapoktan, termasuk staf lapangan. Semua harus meningkatkan kemampuan untuk mendukung peningkatan produksi pertanian,” katanya.

Sementara penyuluh pertanian pusat, Yulia TS, yang juga tim teknis sekaligus PIC regional 7 yang meliputi NTB dan NTT, menyampaikan untuk Mendukung peningkatan produksi padi salah satunya adalah penggunaan benih unggul bersertifikat, maka sangat cocok sekali kalau peserta pelatihan prakteknya di lokasi penangkar benih.

“Diharapkan staf lapangan setelah mengikuti pelatihan ini dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, memiliki pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan dalam hal teknik penyuluhan dan teknis penangkaran benih,” katanya.

Kepala Balai Pelatihan Tanaman Pangan dan Perkebunan (Bapeltanbun) Provinsi NTB, Hendro Yulistiono mengatakan, setelah menerima pembelajaran teori, 8-12 September 2020, peserta pelatihan melakukan praktek.

(Baca Juga: PSP Kementan Tidak Main-main Genjot Produktivitas Pertanian, Bantuan Mengucur Deras )

“Peserta kita ajak melakukan kunjungan lapangan ke salah satu penangkar benih H. Kurdianto dari Kelompok Tani Kuli Pelangi di Desa Sukaraja Kecamatan Mujur – Lombok Tengah. Peserta didampingi widyaiswara dan para konsultan daerah yang mendampingi IPDMIP,” tuturnya.

Lebih lanjut Hendro menyampaikan, materi praktek yang diberikan antara lain proses bagaimana tanaman padi sampai menjadi benih. Adapun tahapan pelaksanaan penangkar benih padi unggul antara lain, persiapan benih padi label ungu, persiapan benih padi, yaitu selama benih dipersemaian 18 - 20 hari diberi perlakuan penaburan agen hayati agar benih tumbuh sehat dan tahan terhadap penyakit.

Kemudian, pengolahan lahan, lahan diolah sempurna dan sebelumnya ditaburkan trichokompas jerami, pindah tanam, penanaman dilakuakan saat benih usia sekitar 18-20 hari dengan pola tanam jajar legowo 2:1.

Lalu penyiangan dan pemupukan susulan 1, pemeliharaan dan pengendalian hama dan penyakit, pemupukan susulan 2 usia tanam padi 45 hari, seleksi Tanaman Calon Benih, dilakukan seleksi terhadap tanaman yang tidak rata tingginya dengan tanaman yang lain dicabut; dan diawasi terus hingga tanaman kondisinya baik.

“Setelah cukup umurnya sesuai jenis varietas yang ditanam, dilakukan panen, selanjutnya dilakukan langkah penjemuran, gabah hasil panen dilantai jemur hingga kering kadar air 12%, Pembersihan, gabah yang telah kering dengan alat seed cleaner agar benih yang dihasilkan bersih dan jernih,” tuturnya.

Untuk persiapan kantong langkahnya adalah Penyablonan kantong plastik kemasan, kemasan dengan netto bersih per 10 kg; kemudian. Pengemasan dan pelabelan benih. Benih yang sudah dibersihkan dengan seed cleaner dilakukan uji laboratorium di BPSB.

“Setelah lulus hasil uji laboratorium, segera dilakukan pengemasan benih dan pelabelan benih yang didapatkan dari BPSB,” ujar Hendro. (YTS/EZ)
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1214 seconds (0.1#10.140)