Menteri Bambang Ungkap Jurus agar Bonus Demografi Tak Jadi Beban
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) sekaligus Kepala Badan Riset Inovasi Nasional Indonesia (BRIN) Bambang Brodjonegoro menyampaikan, hingga tahun 2040 Indonesia diprediksi akan mendapatkan bonus demografi . Bonus itu, menurut Bambang, harus diantisipasi dengan upaya penguatan daya saing sumber daya manusia (SDM) .
"Kita perlu melakukan investasi SDM sehingga SDM bisa berdaya saing, termasuk upaya pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) . Karena UMKM adalah satu atau sekelompok individu yang memiliki bisnis usaha, dan memiliki potensi untuk naik kelas," ungkap Bambang dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Senin (14/9/2020). ( Baca juga:Jokowi: Ungkit Terus Daya Beli Biar Nggak Masuk Jurang Resesi )
Dia mengatakan, Indonesia membutuhkan SDM kreatif dan inovatif, dengan ekosistem yang turut mendukung kebebasan berkreasi dan berusaha. Untuk itu, istilah daya saing harus terus dikaitkan dengan inovasi.
"Jangan sampai kita terikat stereotipe bahwa Indonesia kaya akan sumber daya alam (SDA), justru kekuatan kita harus dari kekayaan SDM, dan kekayaan SDM dalam artian SDM yang tidak berhenti melakukan inovasi. Inilah yang harus diperkuat dengan modal sosial dan didukung dengan tata kelola yang berintegritas," papar Bambang. ( Baca juga:Kisruh Rapat Pleno Daftar Pemilih, Bawaslu Depok Walkout )
Dia menyebutkan, untuk itu perlu diberikan dukungan kepada masyarakat, karena produktivitas SDM dan inovasi bisa meningkat sebagai upaya dari mendorong kemampuan berinovasi itu sendiri.
"Kalau ini semua tidak dilakukan, dikhawatirkan bonus demografi justru menjadi beban demografi yang membawa beban pada perekonomian. Agar tidak terlalu lama, maka upaya penguatan UMKM tidak boleh jauh dari teknologi, karena yang bisa menjaga daya saing adalah teknologi," tegas Bambang.
Lihat Juga: Program Pemberdayaan BRI Klasterku Hidupku Antar Petani Ini Sukses Kembangkan Budidaya Alpukat
"Kita perlu melakukan investasi SDM sehingga SDM bisa berdaya saing, termasuk upaya pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) . Karena UMKM adalah satu atau sekelompok individu yang memiliki bisnis usaha, dan memiliki potensi untuk naik kelas," ungkap Bambang dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Senin (14/9/2020). ( Baca juga:Jokowi: Ungkit Terus Daya Beli Biar Nggak Masuk Jurang Resesi )
Dia mengatakan, Indonesia membutuhkan SDM kreatif dan inovatif, dengan ekosistem yang turut mendukung kebebasan berkreasi dan berusaha. Untuk itu, istilah daya saing harus terus dikaitkan dengan inovasi.
"Jangan sampai kita terikat stereotipe bahwa Indonesia kaya akan sumber daya alam (SDA), justru kekuatan kita harus dari kekayaan SDM, dan kekayaan SDM dalam artian SDM yang tidak berhenti melakukan inovasi. Inilah yang harus diperkuat dengan modal sosial dan didukung dengan tata kelola yang berintegritas," papar Bambang. ( Baca juga:Kisruh Rapat Pleno Daftar Pemilih, Bawaslu Depok Walkout )
Dia menyebutkan, untuk itu perlu diberikan dukungan kepada masyarakat, karena produktivitas SDM dan inovasi bisa meningkat sebagai upaya dari mendorong kemampuan berinovasi itu sendiri.
"Kalau ini semua tidak dilakukan, dikhawatirkan bonus demografi justru menjadi beban demografi yang membawa beban pada perekonomian. Agar tidak terlalu lama, maka upaya penguatan UMKM tidak boleh jauh dari teknologi, karena yang bisa menjaga daya saing adalah teknologi," tegas Bambang.
Lihat Juga: Program Pemberdayaan BRI Klasterku Hidupku Antar Petani Ini Sukses Kembangkan Budidaya Alpukat
(uka)