Mayday, Mayday, Industri Penerbangan Dunia Terancam Bangkrut

Senin, 04 Mei 2020 - 15:48 WIB
loading...
A A A
British Airways misalnya , telah melakukan PHK pada 30.000 awak kabin dan staf. Terbaru maskapai penerbangan asal Inggris ini juga akan merumahkan 800 pilotnya. Hal yang sama juga dilakukan oleh Air Canada. Perusahaan penerbangan yang berkantor pusat di Montreal, Quebec, Kanada, mengumumkan akan merumahkan hampir setengah dari karyawannya di kuartal II-2020, atau sekitar 15.200. Diantara mereka yang akan di PHK itu adalah 1.300 manajer, 5.100 pramugari dan juga 1.500 karyawan di anak perusahaan.

Sementara miliarder Richard Branson, pemilik maskapai Virgin Atlantic, punya kiat lain. Dibanding harus merumahakan karyawannya ia mati-matian membujuk Pemerintah Inggris untuk guna membantu bisnis penerbangannya agar selamat dari krisis ini. Richard Branson meminta pemerintah Inggris untuk memberikan bailout sebesar 500 juta poundstering atau setara dengan Rp 9,6 triliun.

Beralih ke Kargo

Uang yang diminta Branson agar Virgin Atlantic tidak bangkrut masih terbilang sedikit. Maskapai penerbangan asal Jerman Lufthansa dikabarkan telah merampungkan proposal paket penyelamatan senilai 10 miliar euro atau sekitar RP 167 triliun. Namanya juga penyelamatan, paket ini bertujuan untuk membuat perusahaan dapat bertahan setelah melaporkan kerugian besar dan penghentian operasi hampir semua pesawatnya akibat wabah corona. Paket tersebut terdiri dari suntikan modal dari dana stabilisasi ekonomi baru Jerman (Economic Stabilisation Fund/ESF). Lalu juga utang yang disediakan oleh Austria, Swiss dan Belgia. Maskapai Emirates juga tengah berupaya mencari pendanaan yang nilainya miliaran US$. Pendanan ini diharapkan dapat diperoleh dari bank-bank lokal di Uni Emirat Arab dan juga perbankan internasional.

Di dalam negeri, Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Irfan Setiaputra mengatakan, tahun ini menjadi tahun yang sangat menantang bagi Garuda Indonesia. Saat ini Garuda terus mencoba untuk bertahan hidup. Efisiensi dalam skala cukup besar pun dilakukan. Seperti, memangkas gaji karyawan mulai dari level direksi, komisaris, hingga staf. Besaran pemotongan gaji, take home pay ini bervareasi, antara 10% hingga 50%. Pemotongan gaji ini mulai berlaku April hingga Juni nanti.

Garuda Indonesia juga melakukan negosiasi dengan lessor untuk penundaan pembayaran sewa pesawat (lease holiday) serta memperpanjang masa sewa pesawat untuk mengurangi biaya sewa per bulan. Selain itu BUMN ini juga akan mengusahakan refinancing utang baik dengan bank dalam negeri maupun luar negeri. Untuk tahun ini jatuh tempo utang Garuda nilainya US$ 500 juta, setara dengan Rp7,4 triliun.

Anak usaha Garuda Indonesia, Citilink punya cara lain dalam berkelit dari krisis akibat wabah corona. Citilink pun mulai fokus untuk mengoptimalisasi armada dengan melayani pengiriman kargo baik untuk rute domestik maupun internasional. Ini dilakukan menyusul ditutupnya sementara operasional penerbangan reguler dan charter penumpang dalam rangka penanggulangan Covid-19. “Citilink telah mengoperasikan penerbangan kargo secara penuh untuk membantu kelancaran proses distribusi logistik di berbagai wilayah,” ujar Direktur Utama Citilink Juliandra Nurtjahjo.

Layanan pengiriman kargo ini dilakukan melalui penerbangan kargo charter maupun reguler setiap harinya dengan menghubungkan ke berbagai kota diantaranya Medan, Banjarmasin, Pontianak, Makassar. Selain itu juga dengan jadwal-jadwal tertentu ke kota Manado, Balikpapan, Batam, Pekanbaru, Surabaya, Denpasar, Padang, Palembang, Kupang serta rute internasional ke Singapura dan kota-kota di China. Adapun armada yang digunakan untuk mengangkut kargo ini adalah pesawat jenis Airbus A320 dengan kapasitas angkut kargo sebesar 15 ton dan Airbus A330 dengan kapasitas angkut kargo sebanyak 24 ton.
(eko)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1106 seconds (0.1#10.140)