Rupiah Menguat, Gubernur BI: Aliran Modal Asing Mulai Meningkat

Rabu, 15 April 2020 - 11:08 WIB
loading...
Rupiah Menguat, Gubernur BI: Aliran Modal Asing Mulai Meningkat
Gubernur BI Perry Warjiyo memaparkan, nilai tukar rupiah menguat 4,35% secara point to point dibandingkan dengan level pada akhir Maret 2020. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) terus menguat pada awal April, seiring mulai meningkatnya aliran modal asing ke pasar keuangan domestik. Hal ini menurutnya memperlihatkan kepanikan pasar keuangan global mulai mereda.

Gubernur BI Perry Warjiyo memaparkan, nilai tukar rupiah menguat 4,35% secara point to point dibandingkan dengan level pada akhir Maret 2020. Namun, rupiah masih mencatat depresiasi sekitar 11,18% dibandingkan dengan level akhir 2019.

"Apresiasi Rupiah pada April 2020 didorong kembali meningkatnya aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik pasca ditempuhnya berbagai kebijakan di banyak negara untuk memitigasi dampak penyebaran COVID-19, termasuk Indonesia dan kepanikan global juga mereda," ujar Perry di Jakarta, Rabu (15/4/2020).

Dia melanjutkan, perkembangan rupiah yang kembali menguat juga didukung oleh berlanjutnya pasokan valas dari pelaku domestik sehingga dapat terus menopang stabilitas nilai tukar rupiah.

"Bank Indonesia memandang bahwa level nilai tukar rupiah dewasa ini memadai untuk mendukung penyesuaian perekonomian, yang secara fundamental tercatat 'undervalued' dan diprakirakan bergerak stabil dan cenderung menguat ke arah Rp15.000 per dolar AS di akhir tahun 2020," katanya.

Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamental dan bekerjanya mekanisme pasar. Dalam kaitan ini Bank Indonesia akan terus meningkatkan intensitas intervensi di pasar DNDF, pasar spot, dan pembelian SBN dari pasar sekunder.

"Untuk mendukung efektivitas kebijakan nilai tukar, Bank Indonesia terus mengoptimalkan operasi moneter guna memastikan bekerjanya mekanisme pasar dan ketersediaan likuiditas baik di pasar uang maupun pasar valas," tukasnya.
(ant)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1108 seconds (0.1#10.140)