Diakui Dunia, Pertumbuhan Keuangan Syariah Indonesia Tak Secepat Konvensional

Kamis, 17 September 2020 - 17:13 WIB
loading...
Diakui Dunia, Pertumbuhan Keuangan Syariah Indonesia Tak Secepat Konvensional
Foto/Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Ekonomi syariah berperan penting terhadap perekonomian Indonesia, termasuk dalam upaya pemulihan ekonomi nasional imbas dari pandemi Covid-19.

Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Wimboh Santoso mengatakan, Indonesia mempunyai basis yang kuat dalam pengembangan ekonomi syariah, mulai dari keuangan syariah, makanan halal, pakaian, hingga pariwisata. Potensi ini juga menjadikan Indonesia di peringkat pertama dalam pasar keuangan syariah global berdasarkan Global Islamic Finance Report (GIFR) 2019. Indonesia berhasil mencatat skor 81,93 pada Islamic Finance Country Index (IFCI) 2019.

"Prestasi ini selayaknya menumbuhkan optimisme bagi kita semua untuk mewujudkan cita-cita menjadi hub keuangan syariah dunia," ujarnya pada webinar, Kamis (17/9/2020). ( Baca juga:Adem, Medan Merdeka Utara Jaga Wilayah Kebon Sirih dari Jamahan Senayan )

Wimboh melanjutkan, cita-cita tersebut bisa terwujud dengan memperkuat sinergi ekosistem ekonomi syariah. Menurut dia, saat ini sektor keuangan sudah memulai ekosistem ekonomi syariah. Namun hal tersebut perlu didukung dengan ekosistem lainnya, seperti nasabah, aktivitas ekonomi, hingga lembaga pendukung lain.

"Sektor keuangan syariah tidak akan optimal kalau yang mengelilingi sektor keuangan tersebut tidak kita berdayakan dengan baik. Untuk itu, diperlukan sinergi dan integrasi antara sektor riil, keuangan komersial, dan keuangan sosial sehingga ketiga sektor tersebut dapat tumbuh secara bersama-sama dengan melibatkan stakeholders secara aktif," jelasnya.

Dia menjelaskan, operasional jasa keuangan syariah harus berinovasi untuk bisa menjadi yang terdepan dalam pelayanan berbasis digital. Di sisi lain, jasa keuangan syariah harus mampu melayani ekosistem ekonomi syariah sehingga diperlukan dukungan induk usaha melalui konsep platform sharing.

"Jadi kita selama ini utak-atik SDM-nya, bolak-balik produknya tetapi sebenarnya ekosistemnya tidak pernah disentuh. Inilah saatnya kita menjahit bagaimana mendukung ekosistem ekonomi syariah," tuturnya. ( Baca juga:Tidak Pakai Masker, 50 Warga Sunter Didenda Usai Sidang Tipiring )

Menurut Wimboh, dari segi kapasitas, industri keuangan syariah tidak ada masalah karena baik dari produk, SDM, maupun teknologi sudah tersedia. Namun kapasitas industri keuangan syariah tersebut masih tergolong kecil.

Dari total aset, sektor perbankan syariah telah mencapai Rp545,39 triliun yang terdiri dari 14 bank umum syariah, 20 unit usaha syariah, dan 162 bank pembiayaan rakyat syariah.

"Tapi demand-nya ada apa engga? Dari sisi permintaan pertumbuhannya tidak secepat konvensional. Ini tantangan kita. Dari jumlah banyak, tapi dari size kecil," tandasnya.
(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1976 seconds (0.1#10.140)