Ekonom: Surplus Perdagangan Membaik, Tapi Tak Sehat

Minggu, 20 September 2020 - 18:35 WIB
loading...
Ekonom: Surplus Perdagangan...
Surplus neraca perdagangan di masa pandemi yang diikuti anjloknya impor bahan baku dan barang modal dinilai tak sehat. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Surplus perdagangan Indonesia pada masa pandemi dinilai lebih baik. Akan tetapi, surplus ini bukan terjadi karena ekspor yang meningkat, melainkan karena impornya yang anjlok.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca perdagangan Agustus 2020 mengalami surplus sebesar USD2,33 miliar, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar USD3,26 miliar. Nilai surplus ini diperoleh dari posisi ekspor sebesar USD13,07 miliar dan impor sebesar USD10,74 miliar selama Agustus 2020.

(Baca Juga: Bagaimana BI Memandang Surplus Neraca Perdagangan Beruntun) "Jadi ini tidak sehat. Impor itu mengalami kontraksi bukan hanya di barang konsumsi, tetapi justru yang paling dalam di impor bahan baku dan barang modal, yang merupakan impor kegiatan produktif di dalam negeri," kata Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal di Jakarta, Minggu (20/9/2020).

Dia menjelaskan, karena industri di dalam negeri memiliki ketergantungan impor yang sangat kuat, maka jika kemudian impor bahan baku, bahan penolong dan barang modal terkontraksi, hal itu berarti kegiatan produksi di dalam negeri, termasuk manufaktur, mengalami kelesuan.

Faisal juga menilai, konsumsi Indonesia sampai saat ini masih terus mengalami kontraksi. Bahkan, kata dia, kontraksinya cukup tajam terutama di kuartal kedua. "Ketika diperlakukan new normal, kontraksinya membaik, tapi kita lihat, perbaikannya itu sangat lambat," kata dia.

Menurut Faisal, dalam konteks ekspor-impor, jika ekonomi global cepat pulih, maka prospek ekspor juga akan pulih lebih cepat.Sementara pada tahun ini menurutnya ekspor dan impor sama-sama terkontraksi. Namun, kontraksi ekspor jauh lebih ringan. Sedangkan impor terkontraksi sangat dalam.

(Baca Juga: Waspada! Resesi Global Mulai Hambat Kegiatan Ekspor Impor)

"Kalau kita lihat 10 komoditas ekspor kita, di tahun 2020, performanya dibandingkan dengan tahun lalu malah lebih baik. Ini blessing in disguise, contohnya minyak sawit, produk logam dasar, makanan olahan, dan alas kaki," ujarnya.
(fai)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1296 seconds (0.1#10.140)