Harga Minyak Dunia Mendaki di Tengah Harapan Permintaan Bahan Bakar Akan Pulih

Selasa, 05 Mei 2020 - 11:56 WIB
loading...
Harga Minyak Dunia Mendaki di Tengah Harapan Permintaan Bahan Bakar Akan Pulih
Harga minyak mentah dunia mendaki lebih tinggi pada awal perdagangan, Selasa (5/5/2020) untuk melanjutkan tren penguatan dalam sesi sebelumnya. Foto/Dok
A A A
MELBOURNE - Harga minyak mentah dunia mendaki lebih tinggi pada awal perdagangan, Selasa (5/5/2020) untuk melanjutkan tren penguatan dalam sesi sebelumnya. Hal ini seiring harapan bahwa permintaan bahan bakar akan mulai pulih ketika beberapa negara bagian Amerika Serikat (AS) serta sebagian Eropa dan Asia mulai membuka secara perlahan lockdown.

(Baca Juga: Greenback Diburu Investor, Dolar AS Menguat
Seperti dilansir Reuters hari ini, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) meningkat sebanyak 8,2% menuju level tertinggi tiga pekan menjadi USD22,06 per barel. Tolak ukur harga minyak AS ini telah mencetak kenaikan selama lima hari secara beruntun yang dimulai sejak 29 April, lalu.

Selanjutnya harga minyak mentah Brent yang menjadi patokan Internasional juga sentuh level terbaiknya di posisi USD8,37 per barel dalam perdagangan awal dan naik 4,1% atau USD1,12 sen ke USD28,32/barel. Brent juga mampu menjaga tren positif dalam enam hari terakhir. Kedua kontrak benchmark telah meningkat sekitar 3% pada hari Senin.

Prospek untuk permintaan bahan bakar meningkat saat beberapa negara bagian AS dan beberapa negara, termasuk Italia, Spanyol, Portugal, India dan Thailand, mulai memungkinkan beberapa orang untuk kembali bekerja dan membuka konstruksi, taman dan perpustakaan.

"Mengingat kedalaman kehancuran permintaan, pasar mungkin cenderung mengambil Kabar baik relatif cepat," kata Daniel Hynes, ahli strategi komoditas senior di Australia dan New Zealand Banking Group.

Permintaan minyak global diperkirakan telah runtuh sebanyak 30% pada bulan April, analis mengatakan pemulihan kemungkinan akan terjadi dengan lambat, terutama saat maskapai penerbangan masih belum beroperasi optimal dalam beberapa bulan yang akan datang.

Maskapai penerbangan nasional Australia, Qantas Airways ' (QAN. AX) Chief Executive Alan Joyce mengatakan pada hari Selasa bahwa "permintaan perjalanan internasional bisa memakan waktu bertahun-tahun untuk kembali seperti semula,".
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2633 seconds (0.1#10.140)