Hikayat Erick Thohir: Dari Tak Direstui Sang Ibu hingga 'Dimusuhi' Rekan Bisnis

Senin, 28 September 2020 - 17:16 WIB
loading...
Hikayat Erick Thohir:...
Foto/Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengaku awal karir politiknya sempat terhambat. Pasalnya, dia tidak mendapat restu dari sang ibu untuk terjun ke birokrasi pemerintahan.

Erick menceritakan bahwa dia dan saudaranya dibesarkan dalam tradisi keluarga yang diajarkan ihwal arti penting menjadi seorang pebisnis. Maka, ketika dia memutuskan meninggalkan profesinya sebagai pengusaha dan terjun ke politik, ibundanya keberatan. Meski begitu, saat ini sang ibu dan keluarga sangat mendukungnya sebagai Menteri BUMN.

"Ibu saya yang paling ngeluh, ibu saya kurang suka politik, kebetulan keluarga kita-kan dibesarkan dalam keluarga pengusaha. Dan itu saya sampaikan ke bapak saya kalau ibu begini-begini," ujar Erick, Jakarta, Senin (28/9/2020).

Erick kemudian menyampaikan perasaan dan dukungan ibu serta keluarganya kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) . Karenanya, kata Erick, dia akan melakukan yang terbaik untuk bangsa dan negara karena dia tidak ingin mengecewakan keluarga, masyarakat, dan Presiden.

"Saya sangat terbuka dengan Bapak Presiden karena saya tidak mau mengecewakan beliau dan saya juga tidak mau mengecewakan banyak orang. Karena itu saya harus berbuat yang terbaik," ujar dia. ( Baca juga:Hari Pertama PSBB Perpanjangan, Mal Milik Grup Djarum Ini Sepi Pengunjung )

Erick juga mengaku sempat mengagendakan kumpul-kumpul bersama keluarga. Mereka kerap makan bersama di setiap hari Minggu. Sayangnya, agenda itu sempat ditunda lagi karena Covid-19.

"Saudara alhamdulillah oke, teman yang berat. Kebetulan saya keluarga kecil, hanya Boy (adik laki-laki), kakak saya Rika, jadi oke-lah. Alhamdulillah ibu dan bapak saya selalu mengajarkan ke kita bahwa uang bukan segalanya, tapi nama baik itu penting, kepercayaan orang penting. Alhamdulillah keluarga kita rukun, tiap hari Minggu masih makan, kecuali Covid, karena ibu saya umur 80 jadi kasihan," kata dia.

Dia juga sempat mengaku bahwa ada sejumlah rekan bisnisnya yang kecewa terhadap kebijakan yang dia terapkan di BUMN. Kebijakan itu ihwal tender atau pengadaan proyek di perseroan pelat merah. Akibatnya, hubungan dia dengan sejumlah rekan pengusaha tidak berjalan mulus, meski saat ini Erick masih membuka diri untuk berkomunikasi.

"Kalau boleh jujur, ada teman-teman saya yang kecewa sama saya hari ini. Karena saya jelaskan kepada mereka policy yang saya lakukan ini tidak bisa berdasarkan kepentingan individu, tapi kebijakan yang lebih baik dan besar manfaatnya," ujar Erick.

Erick memang menetapkan sejumlah syarat bagi perusahaan swasta yang ikut melakukan pengadaan proyek yang digagas BUMN. Salah satunya adalah ketersediaan fasilitas yang mumpuni. Karena itu, dia menegaskan tidak ada istilah saling tunjuk dalam tender proyek. Bila perusahaan swasta yang ingin terlibat harus mengikuti proses yang sudah ditetapkan. ( Baca juga:Mantan Pacar Tembaki Resepsi Pernikahan, 4 Tewas Termasuk Pasangan Pengantin )

"Misalnya, bagaimana saya meminta bahwa tender di BUMN tidak boleh saling tender, saling tunjuk kalau tidak bisa punya barangnya (fasilitas). Jadi, kalau ada teman pun yang punya proyek di BUMN harus terbuka atau transparan dan ikut proses yang benar," kata dia.

Dia menjelaskan, langkah itu untuk menghindari tindakan semena-mena yang pada akhirnya merugikan masyarakat dan negara. Bahkan, secara terbuka dia menyebut tidak ingin menjadi bagian dari kelompok yang membuat kesalahan.

Karenanya, dia memilih untuk jujur atau menyampaikan secara terbuka kepada rekan bisnisnya perihal aturan main di BUMN yang dia buat. Menurutnya, kepentingan masyarakat lebih diutamakan ketimbang kepentingan kelompok.
(uka)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1347 seconds (0.1#10.140)