Industri Ritel Makin Tertekan

Selasa, 29 September 2020 - 06:35 WIB
loading...
A A A
Menurutnya, resesi ekonomi yang terjadi di Tanah Air tidak bisa dihindari sebab negara lain pun mengalami situasi yang sama. Namun, kata dia, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana pemerintah dapat mempersingkat mungkin resesi ini tidak berkepanjangan. “Itu yang harus dilakukan pemerintah," katanya. (Baca juga: Pneumonia Butuh Penanganan Serius)

Dia menambahkan, jika resesi terus berlarut-larut dalam waktu yang lama maka ini akan memberatkan bagi pelaku usaha. "Jika resesi ini terjadi dalam waktu yang lama maka pelaku usaha bisa kolaps," katanya.

Sebelumnya, Alphonzus mengatakan pelaku usaha lain yang berbisnis di pusat perbelanjaan seperti restoran dan kafe, juga terdampak PSBB. Maklum, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melarang makan di tempat dan restoran serta hanya bisa melayani pembelian take away alias dibawa pulang.

Menurutnya, saat ini tercatat jumlah pegawai yang bekerja di restoran dan kafe di mal Ibu Kota sekitar 400.000 orang. Namun, dengan situasi terkini di mana terjadi pembatasan, pengelola restoran dan kafe mengalami paceklik sehingga terpaksa merumahkan sementara beberapa pegawainya.

"Jumlah karyawan yang dirumahkan saat ini ada sekitar 50% dari jumlah tersebut. Sementara baru dirumahkan yang berpotensi besar dapat di-PHK jika PSBB ketat yang diberlakukan saat ini terus berlangsung untuk jangka waktu yang lama," kata Alphonzus. (Baca juga: Era Teknologi KTP Biometrik Dimulai)

Ketua DPD APPBI DKI Jakarta Ellen Hidayat sebelumnya menyebutkan, trafik pengunjung masa PSBB transisi pada pertengahan Juni lalu mencapai 35–45%. Meski sepi, kata dia, para pelaku usaha dan tenant berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga seluruh pihak agar bisa bekerja.

“Apabila mal ditutup, tentu banyak pihak yang akan kena getahnya, seperti UKM, (petugas) parkir, pedagang kecil, hingga pemasok barang ke pusat perbelanjaan,” katanya.

Dia menambahkan, saat ini baik pengelola pusat belanja dan juga para tenant bekerja sama untuk bisa melewati keadaan yang berat ini. “Setidaknya kami masih bisa membuka lapangan kerja bagi para karyawan yang sangat membutuhkan penghasilan," kata Ellen. (Baca juga: Jalan Terjal Anwar Ibrahim Jadi PM Malaysia)

Ekonom Bank Permata Josua Pardede sebelumnya mengatakan, adanya ancaman resesi yang semakin mendekati kenyataan diperlukan langkah-langkah cepat dari pemerintah, khususnya dalam rangka mendongkrak kembali konsumsi masyarakat.

"Ini yang saya pikir menjadi komponen terbesar sehingga aktivitas dari sisi produksi akan terungkit kalau sisi permintaan terdorong dengan stimulus-stimulus yang diberikan pemerintah," ujar Josua dalam sebuah diskusi Market Review IDX Channel, Jumat (25/9/2020).
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0943 seconds (0.1#10.140)