Dukung Wirausaha Sosial, DBS Luncurkan Buku dan Beri Hibah Ribuan Dolar

Selasa, 29 September 2020 - 06:20 WIB
loading...
Dukung Wirausaha Sosial,...
Head of Group Strategic Marketing and Communications, PT Bank DBS Indonesia, Mona Monika, saat memaparkan tentang wirausaha sosial. Foto/Dok SINDOphoto/Yorri Farli
A A A
JAKARTA - Kewirausahaan atau entrepreneurship sangat digalakkan terutama dalam satu dekade terakhir. Namun, tahukah bahwa iklim kewirausahaan di dunia bahkan Indonesia sudah mulai bergeser?.

Istilah entrepreneur atau wirausaha saat ini mulai tergantikan dengan wirausaha sosial atau social enterprise. Sudah ada sekitar 100 negara yang telah mengadopsi konsep wirausaha sosial ini dengan 303 kebijakan dan instrumen yang sudah dihasilkan secara global.

Wirausaha sosial merupakan kewirausahaan yang menggabungkan konsep dasar bisnis yaitu mencari keuntungan dengan tujuan atau kewajiban tambahan yaitu membantu lingkungan sosial. (Baca juga: Persaingan Online Makin Ketat, Ini Cara Agar Bisnis Menonjol )

Suatu kewirausahaan tidak hanya memaksimalkan keuntungan atau pendapatannya, tetapi juga selaras dengan peningkatan manfaat yang diberikan untuk menjawab permasalahan sosial. Sehingga, social enterprise memiliki model bisnis yang efektif untuk mendukung kemandirian, keberlanjutan, dan pengembangan skala dampak sosialnya.

Berkaca pada pentingnya peran wirausaha sosial saat ini dan ke depan, Bank DBS Indonesia dalam lima tahun terakhir terus bergerak bersama wirausaha sosial guna menciptakan lingkungan dan bisnis berkelanjutan.

Head of Group Strategic Marketing and Communications, PT Bank DBS Indonesia, Mona Monika mengatakan, DBS senantiasa fokus dalam mendukung dan memajukan usaha sosial di Indonesia melalui berbagai program mulai dari edukasi, pendampingan, pelatihan bisnis, pendayagunaan hingga pemberian dana hibah.

"Kami percaya wirausaha sosial merupakan masa depan bisnis, karena selain menjalankan bisnisnya, mereka juga mampu menciptakan dampak positif sekaligus menyelesaikan isu sosial yang terjadi di masyarakat dalam berbagai aspek," ujarnya melalui siaran pers, dikutip Selasa (29/9/2020). (Baca juga: Sarinah Jadi 'Rumah' UMKM, Produk Asing Boleh Gabung Asalkan Memenuhi Syarat Ini )

Sebagai salah satu program dukungan terhadap tumbuh-kembangnya wirausaha sosial di Indonesia, DBS melalui DBS Foundation bersama UKM Center FEB UI telah menerbitkan buku berjudul “Berani Jadi Wirausaha Sosial?” pada 2016.

Langkah tersebut menjadikan DBS Foundation sebagai yayasan yang menjadi pelopor sekaligus pemain utama di industri yang mengedukasi masyarakat Indonesia perihal social enterprise.

Berlanjut pada akhir Agustus 2020, DBS Foundation kembali bekerja sama dengan UKM Center FEB UI untuk menerbitkan buku seri kedua dengan judul “Profit untuk Misi Sosial”.

Mona mengungkapkan, penerbitan buku kedua tersebut menjadi salah satu bagian dari program edukasi DBS Indonesia. "Kami dengan bangga menerbitkan buku ini yang diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan mengedukasi masyarakat Indonesia tentang wirausaha sosial,” ucapnya.

Menurut dia, buku ini dapat menjadi referensi dari berbagai kalangan, terutama bagi masyarakat yang ingin mulai mengembangkan bisnis menjadi social enterprise atau kalangan bisnis yang ingin bertransformasi ke bisnis sosial. "(Buku) dapat diunduh secara gratis di go.dbs.com/id-sehb," sebutnya.

Dampak yang dihasilkan oleh social enterprise dirasakan semakin besar berkat dorongan dan usaha kumulatif yang diawali oleh peran berbagai pihak melalui dukungan finansial. Misalnya Deputi Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UMKM membuat program bernama ‘Bantuan Pemerintah bagi Wirausaha Pemula’ bagi social enterprise skala mikro per tahunnya.

Bantuan tersebut diberikan kepada 2.500 wirausaha yang beroperasi selama minimal enam bulan dan maksimal tiga tahun dengan pendanaan maksimal Rp12 juta per usaha.

Selain pemerintah, kata Mona, sektor swasta juga turut memberikan dukungannya seperti Bank DBS yang memberikan hibah sebesar 50.000-250.000 dolar Singapura melalui program Social Enterprise Grant DBS Foundation setiap tahunnya.

"Ditujukan bagi profit-for-benefit social enterprise yang sudah memiliki model bisnis yang tervalidasi, program tersebut dijalankan di beberapa negara di Asia termasuk Indonesia," tuturnya. (Baca juga: Barisan Negara Asia yang Pernah Jalani Misi Tembus Luar Angkasa )

Dengan berkembangnya social enterprise di Indonesia, tentu semakin menginspirasi banyak pihak. Pasalnya, social enterprise memungkinkan wirausaha sosial untuk berbisnis sambil menyebarkan kebaikan dengan potensi bisnis yang juga mampu menjamin ekonomi secara berkelanjutan.

"Terlebih, terdapat berbagai permasalahan sosial di Indonesia yang masih membutuhkan dukungan di mana dapat menjadi peluang baru yang menjanjikan bagi para calon wirausaha sosial," jelas Mona.

Dukungan dan penyelesaian masalah sosial tersebut semakin terasa dibutuhkan ketika penyebaran Covid-19 terjadi, dimana jumlah orang kurang mampu diprediksi akan meningkat hingga 5,71 juta orang serta angka pengangguran diramal meningkat 5,23 juta orang.
(ind)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1467 seconds (0.1#10.140)