Pejabat BI: Banyak Negara Non Muslim Melirik Ekonomi Syariah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Sugeng mengatakan bahwa saat ini sudah banyak negara non muslim yang melirik sektor ekonomi syariah sebagai prospek bisnis yang menjanjikan.
Untuk itu, Indonesia yang memiliki populasi penduduk muslim terbanyak seharusnya bisa menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah, bukan hanya di Asia Tenggara tapi juga di dunia. ( Baca juga:Indonesia Waspadalah! Ketidakpastian Kian Nyata Pasca Trump Positif Corona )
"Kita perlu memahami bahwa ekonomi syariah ini bisa berdampak pada ekonomi makro dan juga pada aspek sosial," ujar Sugeng dalam High Level Seminar ISEF 2020 on Halal Lifestyle: "New Strategy and Business Model of Halal Business" di Jakarta, Jumat (2/10/2020).
Dari segi ekonomi makro, ekonomi syariah akan membantu menjaga, bahkan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Juga menawarkan substitusi impor yang akan mengundang foreign direct investment (FDI) ke Indonesia, serta mengurangi current account deficit (CAD).
"Dari aspek ekonomi mikro, akan terjalin hubungan bisnis halal global antara pemain bisnis nasional dan internasional. Juga akan mendorong kecocokan bisnis serta mendatangkan tawaran-tawaran investasi," ungkap Sugeng.
Untuk dampak sosial, ekonomi syariah akan meningkatkan kontribusi keuangan sosial ke pembangunan nasional, dan mendukung inisiatif global untuk mengurangi angka kemiskinan ekstrim. ( Baca juga:Pengunggah Foto Wapres Ma'ruf Amin-'Kakek Sugiono' Digiring ke Jakarta )
"Perlu diingat juga agar keuangan syariah, baik yang komersil dan sosial untuk berjalan berdampingan," pungkas Sugeng.
Untuk itu, Indonesia yang memiliki populasi penduduk muslim terbanyak seharusnya bisa menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah, bukan hanya di Asia Tenggara tapi juga di dunia. ( Baca juga:Indonesia Waspadalah! Ketidakpastian Kian Nyata Pasca Trump Positif Corona )
"Kita perlu memahami bahwa ekonomi syariah ini bisa berdampak pada ekonomi makro dan juga pada aspek sosial," ujar Sugeng dalam High Level Seminar ISEF 2020 on Halal Lifestyle: "New Strategy and Business Model of Halal Business" di Jakarta, Jumat (2/10/2020).
Dari segi ekonomi makro, ekonomi syariah akan membantu menjaga, bahkan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Juga menawarkan substitusi impor yang akan mengundang foreign direct investment (FDI) ke Indonesia, serta mengurangi current account deficit (CAD).
"Dari aspek ekonomi mikro, akan terjalin hubungan bisnis halal global antara pemain bisnis nasional dan internasional. Juga akan mendorong kecocokan bisnis serta mendatangkan tawaran-tawaran investasi," ungkap Sugeng.
Untuk dampak sosial, ekonomi syariah akan meningkatkan kontribusi keuangan sosial ke pembangunan nasional, dan mendukung inisiatif global untuk mengurangi angka kemiskinan ekstrim. ( Baca juga:Pengunggah Foto Wapres Ma'ruf Amin-'Kakek Sugiono' Digiring ke Jakarta )
"Perlu diingat juga agar keuangan syariah, baik yang komersil dan sosial untuk berjalan berdampingan," pungkas Sugeng.
(uka)