Cek di Sini! 10 Lowongan Kerja yang Paling Banyak Dicari Tahun Ini
loading...
A
A
A
JAKARTA - Jobstreet memprediksi ada 10 pekerjaan utama yang paling banyak dicari oleh berbagai perusahaan dalam enam bulan ke depan. Posisi yang akan ramai dibutuhkan mulai dari Sales/Customer Service di peringkat pertama sebesar 27%, Admin & HR sebesar 27%, Akunting (23%), Engineering (21%), bidang IT (20%), dan Marketing/PR (18%). Bidang pekerjaan lainnya adalah Manufaktur, Manajemen Transportasi dan Logistik, Bank dan Jasa Keuangan.
Pencarian kerja selama bulan April-Juni 2020 tercatat berjumlah lebih dari 300 juta, mengalami peningkatan sebesar 11% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Country Manager Jobstreet Indonesia Faridah Lim mengatakan pihaknya melakukan survei pada bulan Mei 2020.
Survei dilakukan terhadap lebih dari 5 ribu responden di Indonesia yang terdiri dari karyawan, pencari kerja, dan perekrut. Kondisi pandemi Covid-19 sangat berdampak pada para pekerja dengan lebih dari 50% responden kehilangan pekerjaan atau diberhentikan sementara. Sebesar 43% dari responden mengalami pengurangan gaji hingga lebih dari 30%.
"Dari survei ini juga terlihat bahwa industri yang paling terdampak oleh pandemi adalah perhotelan/catering, pariwisata, pakaian, makanan dan minuman, serta arsitektur dan konstruksi," ujar Faridah di Jakarta, Kamis (8/10/2020).
Meskipun demikian, saat ini tetap ada kesempatan bagi yang mencari pekerjaan. Menurut data Jobstreet, hingga akhir tahun ini, perusahaan yang akan mulai merekrut karyawan terutama adalah dari sektor sektor manufaktur dan produksi, perdagangan umum dan grosir, perbankan dan keuangan, ritel, dan teknologi informasi komputer. "Semua data ini bisa bermanfaat bagi para pekerja dalam mencari lowongan pekerjaan yang sesuai dengan minat, kemampuan dan pengalaman kerja mereka," ujarnya.
Jobstreet juga ikut membantu para pekerja, terutama yang terkena dampak Covid-19 untuk menata kembali bisnis dan karirnya. Slogan #TogetherAhead adalah inisiatif global Jobstreet yang mencoba memudahkan proses pencarian lowongan kerja baik bagi para pencari kerja mau pun perusahaan pemberi pekerjaan. Khusus untuk Indonesia, Jobstreet menggunakan #LangsungKerja bagi para pencari kerja yang sedang tidak memiliki pekerjaan dan siap untuk segera bekerja kapanpun dipanggil.
Cukup dengan mencantumkan #LangsungKerja di profil, maka pencari kerja tersebut akan lebih mudah ditemukan oleh perusahaan yang membutuhkan. Perusahaan pun terbantu dengan adanya fitur #LangsungKerja ini, yang dapat mempercepat proses rekrutmen. "Sejak diluncurkan, hingga kini fitur #LangsungKerja sudah digunakan lebih dari 43.000 pencari kerja di profil mereka, dan lebih dari 6.000 kandidat sudah menarik perhatian perusahaan yang sedang membuka lowongan kerja," ujarnya.
Direktur Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan BPS Nurma Midayanti mengatakan selama masa pandemi ini, Badan Pusat Statistik (BPS) juga melakukan survei persepsi terhadap lebih dari 87.739 responden. Menurut survei tersebut, saat ini hanya 56,40% responden yang masih tetap bekerja; 22,74% tidak bekerja; 18,34% bekerja tetapi dirumahkan, sementara; dan 2.52% baru saja di-PHK. "Pandemi juga telah berdampak pada pendapatan para responden, di mana 41,91% responden mengalami penurunan pendapatan," ujar Nurma menambahkan.
Lihat Juga: Isu Pengangguran hingga Tata Kota Dinilai Bisa Jadi Peluang Atang-Annida Kerek Elektabilitas
Pencarian kerja selama bulan April-Juni 2020 tercatat berjumlah lebih dari 300 juta, mengalami peningkatan sebesar 11% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Country Manager Jobstreet Indonesia Faridah Lim mengatakan pihaknya melakukan survei pada bulan Mei 2020.
Survei dilakukan terhadap lebih dari 5 ribu responden di Indonesia yang terdiri dari karyawan, pencari kerja, dan perekrut. Kondisi pandemi Covid-19 sangat berdampak pada para pekerja dengan lebih dari 50% responden kehilangan pekerjaan atau diberhentikan sementara. Sebesar 43% dari responden mengalami pengurangan gaji hingga lebih dari 30%.
"Dari survei ini juga terlihat bahwa industri yang paling terdampak oleh pandemi adalah perhotelan/catering, pariwisata, pakaian, makanan dan minuman, serta arsitektur dan konstruksi," ujar Faridah di Jakarta, Kamis (8/10/2020).
Meskipun demikian, saat ini tetap ada kesempatan bagi yang mencari pekerjaan. Menurut data Jobstreet, hingga akhir tahun ini, perusahaan yang akan mulai merekrut karyawan terutama adalah dari sektor sektor manufaktur dan produksi, perdagangan umum dan grosir, perbankan dan keuangan, ritel, dan teknologi informasi komputer. "Semua data ini bisa bermanfaat bagi para pekerja dalam mencari lowongan pekerjaan yang sesuai dengan minat, kemampuan dan pengalaman kerja mereka," ujarnya.
Jobstreet juga ikut membantu para pekerja, terutama yang terkena dampak Covid-19 untuk menata kembali bisnis dan karirnya. Slogan #TogetherAhead adalah inisiatif global Jobstreet yang mencoba memudahkan proses pencarian lowongan kerja baik bagi para pencari kerja mau pun perusahaan pemberi pekerjaan. Khusus untuk Indonesia, Jobstreet menggunakan #LangsungKerja bagi para pencari kerja yang sedang tidak memiliki pekerjaan dan siap untuk segera bekerja kapanpun dipanggil.
Cukup dengan mencantumkan #LangsungKerja di profil, maka pencari kerja tersebut akan lebih mudah ditemukan oleh perusahaan yang membutuhkan. Perusahaan pun terbantu dengan adanya fitur #LangsungKerja ini, yang dapat mempercepat proses rekrutmen. "Sejak diluncurkan, hingga kini fitur #LangsungKerja sudah digunakan lebih dari 43.000 pencari kerja di profil mereka, dan lebih dari 6.000 kandidat sudah menarik perhatian perusahaan yang sedang membuka lowongan kerja," ujarnya.
Direktur Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan BPS Nurma Midayanti mengatakan selama masa pandemi ini, Badan Pusat Statistik (BPS) juga melakukan survei persepsi terhadap lebih dari 87.739 responden. Menurut survei tersebut, saat ini hanya 56,40% responden yang masih tetap bekerja; 22,74% tidak bekerja; 18,34% bekerja tetapi dirumahkan, sementara; dan 2.52% baru saja di-PHK. "Pandemi juga telah berdampak pada pendapatan para responden, di mana 41,91% responden mengalami penurunan pendapatan," ujar Nurma menambahkan.
Lihat Juga: Isu Pengangguran hingga Tata Kota Dinilai Bisa Jadi Peluang Atang-Annida Kerek Elektabilitas
(nng)