Tak Hanya Omnibus Law, Ini Pemicu Gonjang-ganjing Pasar Saham
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat pada perdagangan Rabu (14/10). Adapun IHSG naik 0,03 persen atau 1,34 poin menjadi 5.133,92.
"Indeks pada perdagangan hari ini bisa menguat tapi relatif terbatas karena sudah reli dalam beberapa hari belakangan," kata Direktur Indovesta Utama Mandiri Rivan Kurniawan dalam acara Market Opening IDX Channel, Rabu (14/10/2020).
Ia memprediksi gonjang-ganjing pasar saham masih terjadi pada Oktober 2020. Menurutnya ada banyak pengaruh pergerakan saham baik dari dalam maupun luar negeri. Untuk pergerakan pasar saham internal diperngaruhi oleh UU Omnibus Law Cipta Kerja dan laporan pertumbuhan ekonomi di kuartal III 2020. Sedangkan dari eksternal stimulus tambahan serta pemilu yang akan dilakukan oleh Amerika Serikat (AS)."Jadi investor akan wait and see di bulan ini, sehingga tidak menutup kemungkinan indeks akan terkoreksi," tandas ida.
Dia meminta bagi investor yang timeline investasinya jangka pendek waspada karena ada sentimen yang bisa menekan IHSG beberapa minggu ke depan. Sedangkan untuk yang jangka panjang agar mengakumulasi saham yang terdiskon. Sebab menjelang bulan Desember dan akhir tahun harga saham akan meningkat lagi. "Kalau saya memang menyarankan agar investasi jangka panjang. Ini merupakan kesempatan bagi investor untuk membeli saham terdiskon sebelum naik nanti di bulan Desember," tandasnya.
"Indeks pada perdagangan hari ini bisa menguat tapi relatif terbatas karena sudah reli dalam beberapa hari belakangan," kata Direktur Indovesta Utama Mandiri Rivan Kurniawan dalam acara Market Opening IDX Channel, Rabu (14/10/2020).
Ia memprediksi gonjang-ganjing pasar saham masih terjadi pada Oktober 2020. Menurutnya ada banyak pengaruh pergerakan saham baik dari dalam maupun luar negeri. Untuk pergerakan pasar saham internal diperngaruhi oleh UU Omnibus Law Cipta Kerja dan laporan pertumbuhan ekonomi di kuartal III 2020. Sedangkan dari eksternal stimulus tambahan serta pemilu yang akan dilakukan oleh Amerika Serikat (AS)."Jadi investor akan wait and see di bulan ini, sehingga tidak menutup kemungkinan indeks akan terkoreksi," tandas ida.
Dia meminta bagi investor yang timeline investasinya jangka pendek waspada karena ada sentimen yang bisa menekan IHSG beberapa minggu ke depan. Sedangkan untuk yang jangka panjang agar mengakumulasi saham yang terdiskon. Sebab menjelang bulan Desember dan akhir tahun harga saham akan meningkat lagi. "Kalau saya memang menyarankan agar investasi jangka panjang. Ini merupakan kesempatan bagi investor untuk membeli saham terdiskon sebelum naik nanti di bulan Desember," tandasnya.
(nng)