Hutama Karya Rilis Obligasi Global USD600 Juta untuk JTTS
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Hutama Karya (Persero) untuk pertama kalinya resmi menerbitkan instrumen obligasi global dalam mata uang dolar Amerika Serikat atau Global Bonds sebesar USD600 juta atau setara Rp9 triliun (kurs Rp15.000 per dolar AS).
Hasil dari Global Bonds ini nantinya akan digunakan untuk mendukung misi Hutama Karya dalam menyelesaikan mandat pemerintah untuk membangun dan mengembangkan Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS) untuk ruas Binjai-Langsa, Bukit Tinggi-Padang, Pekanbaru-Bukit Tinggi, Indralaya-Muara Enim, Lubuk Linggau-Bengkulu dan ruas Sigli-Banda Aceh.
"Perkembangan industri konstruksi mempunyai peran strategis sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi nasional. Langkah tepat dan cepat memanfaatkan peluang dan efisiensi kinerja perusahaan adalah kunci menghadapi persaingan lokal maupun global, baik dengan sesama BUMN, sektor swasta, hingga kontraktor asing," kata Direktur Utama Hutama Karya Bintang Perbowo di Jakarta, Rabu (6/5/2020).
Obligasi global dengan jangka waktu 10 tahun dengan kupon 3,75% ini disambut antusias investor pasar di 3 benua, diantaranya Asia sebesar 42%, Eropa, Timur Tengah dan Afrika sebesar 30% dan Amerika sebesar 28%.
"Kita bisa lihat bahwa harga kupon Hutama Karya ini sangat kompetitif bahkan ditengah situasi cukup sulit ini," ujarnya.
Bintang menyampaikan hal ini merupakan pencapaian yang cukup baik bagi perusahaan, khususnya dalam kondisi seperti ini. "Walaupun kita sedang berada di tengah masa sulit ekonomi akibat pendemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia, namun kami masih bisa meraih kepercayaan dari investor dunia, bahkan berhasil mencatatkan hampir 5,8 kali oversubscribed," tuturnya.
Saat proyek JTTS rampung, Hutama Karya akan menjadi operator jalan tol terbesar di Indonesia. Pasalnya, mega proyek tersebut merupakan proyek jalan tol dengan total panjang lebih dari 2.769 kilometer. Tak hanya fokus dalam pembangun JTTS saja, Hutama Karya masih terus hadir menghubungkan kebaikan dengan pembangunan infrastruktur lainnya.
Hutama Karya menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) selanjutnya yang menerbitkan surat utang dalam bentuk dolar AS, setelah beberapa BUMN lainnya telah sukses melakukan hal serupa seperti Pertamina, Jasa Marga dan PLN.
Hasil dari Global Bonds ini nantinya akan digunakan untuk mendukung misi Hutama Karya dalam menyelesaikan mandat pemerintah untuk membangun dan mengembangkan Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS) untuk ruas Binjai-Langsa, Bukit Tinggi-Padang, Pekanbaru-Bukit Tinggi, Indralaya-Muara Enim, Lubuk Linggau-Bengkulu dan ruas Sigli-Banda Aceh.
"Perkembangan industri konstruksi mempunyai peran strategis sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi nasional. Langkah tepat dan cepat memanfaatkan peluang dan efisiensi kinerja perusahaan adalah kunci menghadapi persaingan lokal maupun global, baik dengan sesama BUMN, sektor swasta, hingga kontraktor asing," kata Direktur Utama Hutama Karya Bintang Perbowo di Jakarta, Rabu (6/5/2020).
Obligasi global dengan jangka waktu 10 tahun dengan kupon 3,75% ini disambut antusias investor pasar di 3 benua, diantaranya Asia sebesar 42%, Eropa, Timur Tengah dan Afrika sebesar 30% dan Amerika sebesar 28%.
"Kita bisa lihat bahwa harga kupon Hutama Karya ini sangat kompetitif bahkan ditengah situasi cukup sulit ini," ujarnya.
Bintang menyampaikan hal ini merupakan pencapaian yang cukup baik bagi perusahaan, khususnya dalam kondisi seperti ini. "Walaupun kita sedang berada di tengah masa sulit ekonomi akibat pendemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia, namun kami masih bisa meraih kepercayaan dari investor dunia, bahkan berhasil mencatatkan hampir 5,8 kali oversubscribed," tuturnya.
Saat proyek JTTS rampung, Hutama Karya akan menjadi operator jalan tol terbesar di Indonesia. Pasalnya, mega proyek tersebut merupakan proyek jalan tol dengan total panjang lebih dari 2.769 kilometer. Tak hanya fokus dalam pembangun JTTS saja, Hutama Karya masih terus hadir menghubungkan kebaikan dengan pembangunan infrastruktur lainnya.
Hutama Karya menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) selanjutnya yang menerbitkan surat utang dalam bentuk dolar AS, setelah beberapa BUMN lainnya telah sukses melakukan hal serupa seperti Pertamina, Jasa Marga dan PLN.
(bon)