Zaman Lagi Susah, Pelaku Industri Kreatif Diminta Bersinergi Tingkatkan Nilai Tambah

Minggu, 18 Oktober 2020 - 13:49 WIB
loading...
Zaman Lagi Susah, Pelaku...
Fotografi bisa jmenjadi lokomotif industri untuk menarik subsektor industri kreatif lainnya. Foto/Dok Kemenparekraf
A A A
JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) kembali meluncurkan program untuk membantu pelaku industri kreatif yang terdampak pandemi. Bantuan kali ini menyasar dua subsektor industri kreatif yakni fotografi dan penerbitan.

Mengusung tema "Start Your Journey!", Kemenparekraf akan memasilitasi bimbingan teknis (bimtek) peningkatan keterampilan fotografi dan ilustrasi bagi sekitar 1.000 peserta terpilih dari Aceh hingga Papua. Program pelatihan akan dilakukan secara daring melalui platform Vokraf pada 19 Oktober hingga akhir November 2020.

Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenparekraf/Baparekraf, Muhammad Neil El Himam mengatakan, di tengah pandemi Covid-19, Kemenparekraf secara proaktif mendukung peningkatan skill masyarakat dan pelaku industri kreatif agar tetap produktif sehingga perekonomian Indonesia tetap berputar.

( )

"Pelaksanaan bimtek kali ini bertujuan mendukung pelaku usaha di subsektor penerbitan dan fotografi, tapi juga harapannya kedua subsektor tadi bisa membantu subsektor lainnya. Misalnya fotografi membantu subsektor kuliner, fesyen, kriya, dan sebagainya. Tentu akan menarik bila sesama subsektor bisa saling kerjasama dan sinergi untuk meningkatkan nilai tambah," ujarnya dalam Konferensi Pers program Start Your Journey! secara daring, Sabtu (17/10/2020).

Neil mengatakan, pelatihan bidang fotografi dan ilustrasi diharapkan mendorong masyarakat tetap produktif. Kedua bidang tersebut dinilai dibutuhkan oleh berbagai sektor industri, bahkan dari sektor terkecil seperti berjualan makanan dari rumah yang menjamur di kala pandemi.

"Kita ingin mendukung kreatifitas masyarakat dalam mengembangkan bakat. Kedua bidang tersebut kalau dilatih dengan baik bisa jadi alternatif karir atau usaha terutama di era digital saat ini," tuturnya.



Khusus fotografi, target peserta bimtek difokuskan pada pemilik maupun masyarakat yang bekerja di sektor UMKM. Terlebih di zaman serba digital ini, ilustrasi pada suatu produk menjadi visual marketing yang menambah daya tarik.

"Kedua bidang, baik fotografi dan ilustrasi, menjadi bagian penting pendukung dalam transformasi digital sehingga perlu dilakukan peningkatan kapasitas pelaku ekonomi kreatif dalam bidang tersebut," imbuhnya.

Di platform Vokraf.com terdapat video pembelajaran dengan materi yang sesuai dengan kebutuhan industri saat ini, tugas praktik untuk membuat karya yang outputnya bisa menjadi portofolio, serta sertifikat yang akan dikeluarkan oleh Vokraf dan Kemenparekraf.

Niel menambahkan, saat ini pemerintah juga telah meluncurkan gerakan #BanggaBuatanIndonesia dan #BeliKreatifLokal sebagai bentuk dukungan dan dorongan dalam pemulihan dampak pandemi.

Melalui pemanfaatan teknologi, diharapkan konten kreatif dan inovatif dapat memberikan alternatif bagi masyarakat untuk tetap produktif di tengah masa yang tak menentu ini.

"Sembari kita berharap kondisi segera kembali normal, mari kita terus tingkatkan kapasitas dan keterampilan agar semakin memiliki daya saing dan daya jual yang tinggi,” ucap Neil.

( )

Direktur Industri Kreatif Film, Televisi, dan Animasi, Kemenparekraf, Syaifullah mengatakan, fotografi bisa dikatakan sebagai industri pendukung, atau justru bisa jadi merupakan lokomotif industri untuk menarik subsektor industri kreatif lainnya.

"Apalagi di era sekarang yang penuh konten, dimana film, video dan fotografi itu jadi kunci. Di era pemasaran digital, di Instagram, marketplace, semua kan pakai foto, sehingga ini menjadi hal paling penting. Misalnya, memotret satu makanan tapi yang menghasilkan arti tersendiri itu tidak mudah. Foto bisa digunakan sebagai media untuk membuat story telling yang pas. Untuk itu, diperlukan keterampilan teknik pencahayaan, komposisi warna, dan lain-lain," paparnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Aplikasi dan Tata Kelola Ekonomi Digital Kemenparekraf Muhammad Azhar Iskandar Zainal mengatakan, pihaknya memilih platform pembelajaran elektronik jarak jauh (e-learning) dalam menggelar bimtek, selain dikarenakan situasi pandemi, juga karena tuntutan jaman.

"Kita tidak mau ketinggalan gerbong industri 4.0. Data global industry analysis, pasar e-learning di dunia mencapai USD107 miliar tahun 2017 dengan pesertanya 6,7 juta orang," ungkapnya.

(Lihat juga grafis: Menikmati Konser Musik Virtual di Masa Pandemi Covid-19 )

Dia menyebut, perusahaan multinasional seperti IBM juga menyatakan produktivitas karyawannya meningkat dengan e-learning dan bisa menurunkan biaya pembelajaran dan training untuk karyawan mereka.

"Keunggulan e-learning dibanding konvensional salah satunya konsistensi dalam penyampaian materi. Terdapat 60% peningkatan dalam referensi pengetahuan, dalam arti lebih nancep atau lebih mengerti 60% dibanding yang bersifat offline. Selain itu, e-learning bisa dilakukan dimanapun dan kapanpun," tandasnya.
(ind)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1726 seconds (0.1#10.140)