Hadapi Krisis Energi, Pertamina Sudah Siapkan Resep Antisipasi

Rabu, 21 Oktober 2020 - 18:19 WIB
loading...
Hadapi Krisis Energi, Pertamina Sudah Siapkan Resep Antisipasi
Foto/ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Lembaga penelitian energi, Wood Mackenzie atau WoodMac, mencatat tren neraca energi Indonesia dari sisi liquefied natural gas (LNG) dan minyak bumi hingga 2040 mengalami defisit. Defisit energi tersebut dimulai pada 2021 dan akan semakin melebar hingga ke 2040.

Cadangan gas secara nasional juga diperkirakan terus menurun dan tidak lagi cukup untuk dikonsumsi di tahun 2034. Per 2034 kebutuhan energi LNG Indonesia harus dipenuhi dari impor, langkah itu mengikuti minyak bumi yang sudah mulai mengalami defisit. ( Baca juga: Malu Dong! Orang Kaya Kok Beli Gas Melon di Warung )

Sementara itu, cadangan batu bara terus menipis hingga 2040, meski masih dalam kategori surplus untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Tetap saja, cadangan batu bara dinilai tak sanggup mengimbangi defisit energi migas yang terus melebar.

SVP Corporate Strategic Growth PT Pertamina (Persero) Daniel Purba mengatakan, hal tersebut sudah menjadi rahasia umum. Bahkan, dia menilai hal itu menjadi sebuah fenomena alam yang terjadi secara natural. Meski begitu, beberapa tahun ke depannya Pertamina akan merumuskan dan mengambil sejumlah langkah strategis untuk menemukan cadangan energi baru dalam meningkatkan produksi.

“Bukan rahasia lagi. Ini sudah menjadi pemahaman publik bahwa produksi minyak mentah mengalami penurunan. Saya kira suatu fenomena yang natural dan alamiah. Mudah-mudahan beberapa tahun ke depan kita bisa menemukan cadangan baru lagi ataupun memanfaatkan teknologi sehingga produksi yang ada sekarang ini bisa ditahan atau ditingkatkan,” ujar Daniel dalam Webinar, Jakarta, Rabu (21/10/2020).

Dia bilang, manajemen Pertamina sudah mengantisipasi situasi tersebut. Soalnya, selama ini Pertamina yang menyediakan energi di sisi bahan bakar minyak (BBM) dan liquefied petroleum gas (LPG) kepada masyarakat. Namun, Daniel mengakui bahwa supply atau ketersediaan sumber energi fosil saat ini tidak lagi mencukupi sehingga Indonesia akan terus bergantung kepada sumber energi di luar negeri.

Dalam mengurangi ketergantungan impor sumber energi, salah satu alternatif yang dilakukan Pertamina adalah memaksimalkan sumber daya yang dimiliki saat ini. Sumber daya tersebut seperti, solar sawit, dan penguatan hilirisasi batu bara. ( Baca juga: Esper: Rusia-China Coba Rebut Posisi Pemimpin Militer Dunia Milik AS )

“Gasifikasi batu bara ini pun sudah ada di dalam rencana Pertamina untuk bisa memproduksi pentanol untuk menggantikan LPG, dan juga metanol untuk sebagai campuran bahan bakar minyak untuk gasoline,” kata dia.

Bahkan, Pertamina tengah merumuskan ide ihwal rencana investasi di beberapa lahan atau cekungan yang belum dikelola saat ini. Langkah itu sekaligus mengurangi ketergantungan sumber energi bahan bakar minyak dan LPG dari fosil.
(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1455 seconds (0.1#10.140)