Buwas Tetap Bertengger di Bulog, karena Keberanian dan Kebijakannya?

Kamis, 22 Oktober 2020 - 11:14 WIB
loading...
Buwas Tetap Bertengger di Bulog, karena Keberanian dan Kebijakannya?
Foto/Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Kementerian BUMN telah merobak jajaran direksi Perum Bulog . Yang menarik, posisi Budi Waseso alias Buwas sebagai dirut masih tetap bertahan.

Tentu saja ada alasan tersendiri yang membuat Buwas masih duduk menjadi orang nomor satu di BUMN urusan logistik itu. Salah satunya, sikap berani dan tegas Buwas dalam memimpin Bulog sehingga diakui oleh Kementerian BUMN. ( Baca juga:Ini Tujuan Mulia Menteri Erick atas Penetapan Alexandra dan Sigit dalam Jajaran Direksi Mandiri )

Salah satu bentuk ketegasan sikap Buwas itu terlihat ketika mengancam pemecatan terhadap 100 pegawai jika ketahuan bermain dalam distribusi beras. Gebrakan itu dilakukan lantaran Buwas ingin membuat Perum Bulog tetap bersih, serta memberikan pelayanan terbaik.

Sikap tegas Buwas tak lepas dari latar belakangnya sebelum duduk mengurusi Bulog. Budi Waseso merupakan mantan Kepala Bareskrim yang namanya menjulang lantaran kasus Cicak Vs Buaya jilid II. Buwas menduduki jabatanKepala Bareskrim pada Januari 2015 setelah menggantikan Komisaris Jenderal Suhardi Alius.

Nah untuk meredakan ketegangan kasus Cicak vs Buaya, Budi Waseso kemudian dikirim ke BNN pada pertengahan 2015. Budi menggantikan Anang Iskandar yang didapuk menjadi Kabareskrim menggantikan Budi sendiri. Kejadian ini kemudian dikenal sebagai tukar posisi antara Buwas dan Anang.

Perjalanan karir Budi Waseso di kepolisian terbilang moncer. Di tahun 2009, Buwas menjabat sebagai Kepala Bidang Propram Polda Jateng. Setahun kemudian, dirinya ditarik ke Mabespolri untuk menempati posisi Kepala Pusat Pengamanan Internal Mabes Polri.

Pria kelahiran 19 Februari tahun 1960 ini sempat menjadi Kapolda Gorontalo pada Juli 2012 dengan pangkat Brigjen. Ketika menjabat Kapolda Gorontalo, Buwas menunjukkan tajinya terhadap Gubernur Gubernur Gorontalo Ruslie Habibie sehingga berakhir di persidangan pada tahun 2015. Buwas pun memenangkan pertarungan itu karena Rusli divonis 8 bulan penjara atas kasus pencemaran nama baik terhadap Buwas.

Setahun dua bulan menjabat Kapolda Gorontalo, Budi Waseso dimutasi ke Mabes Polri. September 2013, ia naik pangkat menjadi inspektur jenderal dan menjabat widyaiswara utama. ( Baca juga:Erick Thohir Rombak Direksi Bulog, Buwas Digeser? )

Keberanian lain Buwas adalah mencegat Kepala Bareskrim Komisaris Jenderal Susno Duadji saat hendak terbang ke Singapura di Bandar Udara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, pada April 2010. Susno saat itu dinilai melanggar aturan karena pergi tanpa izin dari pimpinan Polri.

Yang menarik, Budi Waseso memulangkan anggota Norman Kamaru, Brimob Polda Gorontalo, gara-gara tampil di stasiun televisi tanpa izin atasan pada Juli 2011. Norman sendiri tampil di TV karena sangat mengundang perhatian publik usai video aksinya berjoget dan menirukan lagu India beredar di YouTube.

Buwas juga pernah berseteru dengan Mendag Enggartiasto Lukita pada September 2019. Kedua pejabat itu saling lempar pernyataan ketus soal impor beras. Perseteruan itu kemudian mentenarkan semacam ledekan baru, "Matamu".

Saat ini Buwas tengah gencar mendorong sumber pangan baru untuk ketahanan pangan nasional. Menurutnya, sagu bisa menjadi sumber kekuatan pangan nasional dan menghasilkan devisa yang besar.

"Bukan hanya untuk kepentingan dalam negeri, beberapa negara butuh bahan baku sagu sehingga ini bisa ekspor," katanya, kemarin (21/10).

Buwas juga sangat perhatian dengan hasil panen para petani. Belum lama in, Buwas menyatakan akan menyerap sebanyak mungkin produksi beras dari petani di Tanah Air. Dia menegaskan, tak alasan untuk tak menyerap beras para petani.
(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1626 seconds (0.1#10.140)