Survei Mengungkapkan Ada Pergeseran Signifikan Peran CFO Akibat Pandemi
loading...
A
A
A
Delegasi dapat dimulai sesederhana dari tugas akuntasi tertentu atau dari perubahan struktural secara permanen. Misalnya, fungsi akuntansi dan pelaporan dimasukkan ke dalam peran ‘controller’, sedangkan posisi baru seperti ‘risk management officer’ dapat mengambil peran CFO sebagai yang menggawangi keuangan perusahaan.
2. Otomatisasi
CFO yang menggunakan software dengan hasil forecasting lebih cepat, telah merasakan langsung bagaimana teknologi mampu membuat kontribusi mereka menjadi lebih signifikan. Inovasi serta proses transformasi memudahkan CFO untuk fokus pada business-critical area. CFO juga perlu memanfaatkan kemampuan serta pengetahuan teknologi dari karyawan baru mereka yang mungkin saja dapat membawa hal baru yang berguna bagi perusahaan.
3. Pelatihan
Untuk sepenuhnya mengembangkan potensi tim, CFO dapat memberikan program pelatihan untuk berbagai peran maupun kompetensi yang bersifat prioritas. Mengembangkan staf lain untuk memikul tugas seperti standarisasi proses kepatuhan dan menanamkan kontrol pencegahan juga akan memungkinkan CFO untuk dapat berkonsentrasi pada strategi.
4. Outsourcing
Jajaki kemungkinan melakukan alih daya fungsi tertentu yang sifatnya berulang dan sangat transaksional. Ini tidak hanya dapat membantu CFO agar tidak lagi disibukkan dengan berbagai tugas dengan prioritas rendah, tetapi juga dapat meningkatkan kepuasan kerja dengan menghilangkan tugas berulang untuk staf keuangan. Area yang dapat dipertimbangkan antara lain: rekonsiliasi akun, pemrosesan hutang akun, dan penyusunan pelaporan menurut undang-undang.
Terkait hal ini, Kurniawan Tjoetiar selaku Legal Partner Grant Thornton Indonesia mengutarakan, dengan penggabungan efektif antara teknologi, alih daya dan inovasi, serta memanfaatkan rangkaian kompetensi secara luas dan lengkap dalam perusahaan, setiap CFO dapat menyesuaikan strategi yang memungkinkan mereka untuk fokus pada business-critical area. "Namun tetap memastikan akuntabilitas organisasi untuk fungsi keuangan berjalan lancar di tengah pandemi," ungkapnya.
“Melihat PSBB yang sudah berulang beberapa kali di Indonesia, kebijakan strategis dari pemimpin perusahaan akan menentukan masa depan perusahaan tersebut. Kami menegaskan CFO memegang peranan ‘new normal’ yang penting. Bukan tidak mungkin restrukturisasi tanggung jawab dan fokus, para CFO di Indonesia sangat mungkin menciptakan ‘new normal’ terbaik bagi perusahaannya,” tutup Kurniawan.
2. Otomatisasi
CFO yang menggunakan software dengan hasil forecasting lebih cepat, telah merasakan langsung bagaimana teknologi mampu membuat kontribusi mereka menjadi lebih signifikan. Inovasi serta proses transformasi memudahkan CFO untuk fokus pada business-critical area. CFO juga perlu memanfaatkan kemampuan serta pengetahuan teknologi dari karyawan baru mereka yang mungkin saja dapat membawa hal baru yang berguna bagi perusahaan.
3. Pelatihan
Untuk sepenuhnya mengembangkan potensi tim, CFO dapat memberikan program pelatihan untuk berbagai peran maupun kompetensi yang bersifat prioritas. Mengembangkan staf lain untuk memikul tugas seperti standarisasi proses kepatuhan dan menanamkan kontrol pencegahan juga akan memungkinkan CFO untuk dapat berkonsentrasi pada strategi.
4. Outsourcing
Jajaki kemungkinan melakukan alih daya fungsi tertentu yang sifatnya berulang dan sangat transaksional. Ini tidak hanya dapat membantu CFO agar tidak lagi disibukkan dengan berbagai tugas dengan prioritas rendah, tetapi juga dapat meningkatkan kepuasan kerja dengan menghilangkan tugas berulang untuk staf keuangan. Area yang dapat dipertimbangkan antara lain: rekonsiliasi akun, pemrosesan hutang akun, dan penyusunan pelaporan menurut undang-undang.
Terkait hal ini, Kurniawan Tjoetiar selaku Legal Partner Grant Thornton Indonesia mengutarakan, dengan penggabungan efektif antara teknologi, alih daya dan inovasi, serta memanfaatkan rangkaian kompetensi secara luas dan lengkap dalam perusahaan, setiap CFO dapat menyesuaikan strategi yang memungkinkan mereka untuk fokus pada business-critical area. "Namun tetap memastikan akuntabilitas organisasi untuk fungsi keuangan berjalan lancar di tengah pandemi," ungkapnya.
“Melihat PSBB yang sudah berulang beberapa kali di Indonesia, kebijakan strategis dari pemimpin perusahaan akan menentukan masa depan perusahaan tersebut. Kami menegaskan CFO memegang peranan ‘new normal’ yang penting. Bukan tidak mungkin restrukturisasi tanggung jawab dan fokus, para CFO di Indonesia sangat mungkin menciptakan ‘new normal’ terbaik bagi perusahaannya,” tutup Kurniawan.
(akr)