Maksimalkan Kartu Prakerja
loading...
A
A
A
JAKARTA - Program Kartu Prakerja harus dimanfaatkan secara maksimal untuk mendorong geliat ekonomi masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19. Hal itu setelah melihat evaluasi program tersebut di mana menunjukkan hasil positif dengan memunculkan wirausahawan baru.
Dari sekian banyak pelatihan yang ditawarkan, terdapat tujuh bidang yang paling diminati. Antara lain sektor gaya hidup, manajemen, marketing, keuangan, makanan dan minuman, bahasa asing, dan teknologi informasi. (Baca: Biaya Operasional Pendidikan terlambat Cair, Ada Apa?)
Sejak diluncurkan pada April lalu, antusiasme masyarakat mengikuti program Kartu Prakerja terbilang tinggi. Ini terbukti dari data yang disampaikan pengelola Program Kartu Prakerja yang menyebutkan per 30 Oktober lalu, total sebanyak 40 juta orang telah mendaftar. Angka tersebut berasal dari penerimaaan periode ke-1 hingga ke-10. Namun, setelah diverifikasi jumlah peserta yang resmi mendapat SK Kartu Prakerja hanya 5,6 juta orang.
Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari mengatakan, jumlah 5,6 juta orang tersebut berasal dari 514 kabupaten dan kota di Indonesia. Menurutnya, sebanyak 5,2 juta penerima telah membeli pelatihan. Lalu, sebanyak 4,94 juta penerima telah menyelesaikan minimal 1 pelatihan. "Yang telah menerima insentif sebanyak 4,9 juta, dengan total insentif tersalurkan Rp5,7 triliun," kata Denni dalam diskusi virtual di Jakarta, kemarin.
Denni mengakui, ada banyak peserta yang sekarang telah menjadi wirausahwan seperti perias wajah (make up) bahkan ada yang menjadi Youtuber. Hal ini, kata dia menunjukkan bahwa Program Kartu Prakerja pada hakikatnya adalah mengurangi gap antara kompetisi sumber daya manusia (SDM) dan kebnutuhan dunia kerja.
"Seperti misalnya keahlian rias wajah, banyak kemudian menjadi youtuber, menjadi perias pre-wedding, wisuda dan sebagainya yang sekarang hanya lewat online," ujar Denni. (Baca juga: Kenali dan Jangan Remehkan Gejala Long Covid)
Dia mengklaim, program tersebut merupakan sebuah langkah tepat dalam mendorong penguatan tata kelola serta meningkatkan akuntabilitas program Kartu Prakerja ke depan.
Dia menambahkan, dalam proses penerimaan program tersebut, dari total 40 juta pendaftar, jumlah yang lolos verifikasi email sebanyak 26 juta orang. Kemudian lolos verifikasi Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan Kartu Keluarga (KK) menjadi 20 juta orang, dan lolos verifikasi nomor ponsel sebanyak 18 juta orang.
Henni menambahkan, khusus batch 10 pada September lalu, jumlah pendaftar mencaai 6,7 juta orang, yang kemudian tersaring sedemikian rupa sehingga yang diterima sebanyak 116.261 orang.
"Memang jauh lebih banyak yang mendaftar, tetapi kuota penerima kan terbatas. Selain itu, data penerima tahun ini kami pastikan tidak akan sama dengan data penerima tahun depan," tegas Denni.
Sementara itu, berdasarkan survei evaluasi terhadap 2,4 juta penerima Kartu Prakerja per 31 Oktober 2020, sebanyak 88% penerima berstatus tidak bekerja. 71% di antaranya berada pada kelompok usia produktif 18-35 tahun. "81% dari mereka berpendidikan SMA ke atas, 71% di antaranya pekerja informal dengan rata-rata pendapatan Rp1,3 juta per bulannya," katanya. (Baca juga: Prinsip Kehati-hatian Jadi Kunci Sembuh dari Corona)
Denni mengatakan, 30% penerima dari yang status awalnya menganggur, berhasil menjadi karyawan, wirausaha, atau pekerja mandiri. 91% penerima juga melampirkan sertifikat Prakerja untuk mendaftar pekerjaan.
Sekadar diketahui, pada program Kartu Prakerja, terdapat 1.534 pelatihan aktif, dengan 147 jumlah lembaga pelatihan, dan tujuh platform digital dengan rating rata-rata 4.9 dari 5.0. “Harga kursus rata-rata juga sebesar Rp371.00," ungkapnya.
Selain itu dalam survei tersebut juga terungkap bahwa para penerima insentif memanfaatkannya secara bijak. Responden memanfaatkannya untuk membeli bahan pangan, listrik, modal usaha, bensin, dan pulsa dan paket internet.
Melihat antusiasme masyarakat dalam program Kartu Prakerja , Pemerintah secara resmi telah membuka pendaftaran program Kartu PraKerjagelombang ke-11 dengan kuota sebanyak hampir 400.000 orang.
"Komite Cipta Kerja (KCK) memutuskan untuk memulihkan kepesertaan Kartu PraKerja sebagai gelombang 11. Pendaftaran gelombang 11, yang merupakan gelombang tambahan, dibuka pada Senin (2/11) pukul 12.00 WIB dengan kuota hampir 400.000," ujar Head of Communication Manajemen Pelaksanaan (PMO) Kartu Prakerja Louisa Tuhatu kepada MNC Media, Senin (2/11). (Baca juga: Geger! Pondok Pesantren di Bekasi Diberondong 8 Tembakan)
Dia menjelaskan, para peserta yang sudah pernah mendaftar di situs Kartu PraKerja dapat langsung bergabung dalam proses seleksi gelombang 11. Manajemen Pelaksana Program Kartu PraKerja berharap masyarakat dapat memanfaatkan kesempatan ini.
"Dan bagi mereka yang nanti lolos menjadi peserta jangan lalai untuk langsung melakukan pembelian pelatihan sebelum 30 hari agar kepesertaannya tidak tercabut," tandas dia.
Pada kesempatan berbeda Denni Puspa Purbasari menjelaskan, alasan Kartu Prakerja memberikan bantuan dana pelatihan dan marketplace. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pengangguran di Indonesia didominasi oleh anak muda. Bahkan, pertumbuhan angkatan kerja per tahun didominasi anak muda dan relatif berpendidikan.
"Mayoritas penganggur, sebanyak 73%, belum pernah bekerja dan belum pernah ikut pelatihan. Ditambah jumlah anak muda dengan status Not In Education, Employment, Training (NEET) sebanyak 30%," ujar Denni.
Denni menambahkan, dana insentif untuk Kartu Prakerja berasal dari APBN dan langsung diberikan kepada peserta yang lolos seleksi. Hal ini berbeda dengan skema program pelatihan reguler melalui Kementerian. (Baca juga: Tersangka Serangan Teror Wina Simpatisan ISIS)
“Ini sistemnya transparan. Dengan dana yang langsung diterima peserta, mereka memiliki choice atau pilihan. Mereka bisa memilih platform dan lembaga pelatihan untuk kursus mereka selanjutnya," katanya.
Menurut dia, Kartu Prakerja bukanlah kartu fisik sebagaimana yang mungkin dipahami oleh banyak orang. Kartu Prakerja, layaknya kartu kredit yang digunakan untuk belanja online, memiliki 16 digit angka unik yang dapat digunakan penerima program untuk melakukan pembelanjaan pelatihan pada platform digital mitra resmi kartu Prakerja.
"Kartu Prakerja hadir dengan cara-cara baru yang tidak linier, sebagai salah satu wujud reformasi birokrasi dan juga hadir digital melayani. Ini juga untuk mewujudkan visi Presiden Joko Widodo demi Indonesia Maju 2045 dan SDM unggul," tukas Denni. (Lihat videonya: Cuti Bersama, Ratusan Wisatawan di Bandung Reaktif Covid-19)
Melalui Program Kartu Prakerja , kompetensi para pencari kerja baru, pencari kerja yang alih profesi, atau korban PHK diharapkan bisa ditingkatkan di masa pandemi Covid-19 ini. Tentunya untuk bisa membawa dampak jangka menengah dan panjang. (Michelle Natalia/Taufik Fajar/FW Bahtiar/Faorick Pakpahan)
Dari sekian banyak pelatihan yang ditawarkan, terdapat tujuh bidang yang paling diminati. Antara lain sektor gaya hidup, manajemen, marketing, keuangan, makanan dan minuman, bahasa asing, dan teknologi informasi. (Baca: Biaya Operasional Pendidikan terlambat Cair, Ada Apa?)
Sejak diluncurkan pada April lalu, antusiasme masyarakat mengikuti program Kartu Prakerja terbilang tinggi. Ini terbukti dari data yang disampaikan pengelola Program Kartu Prakerja yang menyebutkan per 30 Oktober lalu, total sebanyak 40 juta orang telah mendaftar. Angka tersebut berasal dari penerimaaan periode ke-1 hingga ke-10. Namun, setelah diverifikasi jumlah peserta yang resmi mendapat SK Kartu Prakerja hanya 5,6 juta orang.
Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari mengatakan, jumlah 5,6 juta orang tersebut berasal dari 514 kabupaten dan kota di Indonesia. Menurutnya, sebanyak 5,2 juta penerima telah membeli pelatihan. Lalu, sebanyak 4,94 juta penerima telah menyelesaikan minimal 1 pelatihan. "Yang telah menerima insentif sebanyak 4,9 juta, dengan total insentif tersalurkan Rp5,7 triliun," kata Denni dalam diskusi virtual di Jakarta, kemarin.
Denni mengakui, ada banyak peserta yang sekarang telah menjadi wirausahwan seperti perias wajah (make up) bahkan ada yang menjadi Youtuber. Hal ini, kata dia menunjukkan bahwa Program Kartu Prakerja pada hakikatnya adalah mengurangi gap antara kompetisi sumber daya manusia (SDM) dan kebnutuhan dunia kerja.
"Seperti misalnya keahlian rias wajah, banyak kemudian menjadi youtuber, menjadi perias pre-wedding, wisuda dan sebagainya yang sekarang hanya lewat online," ujar Denni. (Baca juga: Kenali dan Jangan Remehkan Gejala Long Covid)
Dia mengklaim, program tersebut merupakan sebuah langkah tepat dalam mendorong penguatan tata kelola serta meningkatkan akuntabilitas program Kartu Prakerja ke depan.
Dia menambahkan, dalam proses penerimaan program tersebut, dari total 40 juta pendaftar, jumlah yang lolos verifikasi email sebanyak 26 juta orang. Kemudian lolos verifikasi Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan Kartu Keluarga (KK) menjadi 20 juta orang, dan lolos verifikasi nomor ponsel sebanyak 18 juta orang.
Henni menambahkan, khusus batch 10 pada September lalu, jumlah pendaftar mencaai 6,7 juta orang, yang kemudian tersaring sedemikian rupa sehingga yang diterima sebanyak 116.261 orang.
"Memang jauh lebih banyak yang mendaftar, tetapi kuota penerima kan terbatas. Selain itu, data penerima tahun ini kami pastikan tidak akan sama dengan data penerima tahun depan," tegas Denni.
Sementara itu, berdasarkan survei evaluasi terhadap 2,4 juta penerima Kartu Prakerja per 31 Oktober 2020, sebanyak 88% penerima berstatus tidak bekerja. 71% di antaranya berada pada kelompok usia produktif 18-35 tahun. "81% dari mereka berpendidikan SMA ke atas, 71% di antaranya pekerja informal dengan rata-rata pendapatan Rp1,3 juta per bulannya," katanya. (Baca juga: Prinsip Kehati-hatian Jadi Kunci Sembuh dari Corona)
Denni mengatakan, 30% penerima dari yang status awalnya menganggur, berhasil menjadi karyawan, wirausaha, atau pekerja mandiri. 91% penerima juga melampirkan sertifikat Prakerja untuk mendaftar pekerjaan.
Sekadar diketahui, pada program Kartu Prakerja, terdapat 1.534 pelatihan aktif, dengan 147 jumlah lembaga pelatihan, dan tujuh platform digital dengan rating rata-rata 4.9 dari 5.0. “Harga kursus rata-rata juga sebesar Rp371.00," ungkapnya.
Selain itu dalam survei tersebut juga terungkap bahwa para penerima insentif memanfaatkannya secara bijak. Responden memanfaatkannya untuk membeli bahan pangan, listrik, modal usaha, bensin, dan pulsa dan paket internet.
Melihat antusiasme masyarakat dalam program Kartu Prakerja , Pemerintah secara resmi telah membuka pendaftaran program Kartu PraKerjagelombang ke-11 dengan kuota sebanyak hampir 400.000 orang.
"Komite Cipta Kerja (KCK) memutuskan untuk memulihkan kepesertaan Kartu PraKerja sebagai gelombang 11. Pendaftaran gelombang 11, yang merupakan gelombang tambahan, dibuka pada Senin (2/11) pukul 12.00 WIB dengan kuota hampir 400.000," ujar Head of Communication Manajemen Pelaksanaan (PMO) Kartu Prakerja Louisa Tuhatu kepada MNC Media, Senin (2/11). (Baca juga: Geger! Pondok Pesantren di Bekasi Diberondong 8 Tembakan)
Dia menjelaskan, para peserta yang sudah pernah mendaftar di situs Kartu PraKerja dapat langsung bergabung dalam proses seleksi gelombang 11. Manajemen Pelaksana Program Kartu PraKerja berharap masyarakat dapat memanfaatkan kesempatan ini.
"Dan bagi mereka yang nanti lolos menjadi peserta jangan lalai untuk langsung melakukan pembelian pelatihan sebelum 30 hari agar kepesertaannya tidak tercabut," tandas dia.
Pada kesempatan berbeda Denni Puspa Purbasari menjelaskan, alasan Kartu Prakerja memberikan bantuan dana pelatihan dan marketplace. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pengangguran di Indonesia didominasi oleh anak muda. Bahkan, pertumbuhan angkatan kerja per tahun didominasi anak muda dan relatif berpendidikan.
"Mayoritas penganggur, sebanyak 73%, belum pernah bekerja dan belum pernah ikut pelatihan. Ditambah jumlah anak muda dengan status Not In Education, Employment, Training (NEET) sebanyak 30%," ujar Denni.
Denni menambahkan, dana insentif untuk Kartu Prakerja berasal dari APBN dan langsung diberikan kepada peserta yang lolos seleksi. Hal ini berbeda dengan skema program pelatihan reguler melalui Kementerian. (Baca juga: Tersangka Serangan Teror Wina Simpatisan ISIS)
“Ini sistemnya transparan. Dengan dana yang langsung diterima peserta, mereka memiliki choice atau pilihan. Mereka bisa memilih platform dan lembaga pelatihan untuk kursus mereka selanjutnya," katanya.
Menurut dia, Kartu Prakerja bukanlah kartu fisik sebagaimana yang mungkin dipahami oleh banyak orang. Kartu Prakerja, layaknya kartu kredit yang digunakan untuk belanja online, memiliki 16 digit angka unik yang dapat digunakan penerima program untuk melakukan pembelanjaan pelatihan pada platform digital mitra resmi kartu Prakerja.
"Kartu Prakerja hadir dengan cara-cara baru yang tidak linier, sebagai salah satu wujud reformasi birokrasi dan juga hadir digital melayani. Ini juga untuk mewujudkan visi Presiden Joko Widodo demi Indonesia Maju 2045 dan SDM unggul," tukas Denni. (Lihat videonya: Cuti Bersama, Ratusan Wisatawan di Bandung Reaktif Covid-19)
Melalui Program Kartu Prakerja , kompetensi para pencari kerja baru, pencari kerja yang alih profesi, atau korban PHK diharapkan bisa ditingkatkan di masa pandemi Covid-19 ini. Tentunya untuk bisa membawa dampak jangka menengah dan panjang. (Michelle Natalia/Taufik Fajar/FW Bahtiar/Faorick Pakpahan)
(ysw)