Harapan Baru di Tengah Pandemi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Di tengah pandemi corona (Covid-19) , ada saja peluang kerja yang bisa dimanfaatkan agar kegiatan usaha tetap berjalan, bahkan berkembang. Pola pikir yang eksploratif jadi kunci agar kegiatan usaha berlanjut di tengah krisis.
Covid-19 telah melumpuhkan kegiatan ekonomi, terutama yang terdampak kebijakan pembatasan sosial untuk mencegah penyebaran virus corona jenis baru. Namun di tengah kondisi seperti ini, ada saja peluang usaha baru yang bisa dimanfaatkan agar kegiatan usaha tetap berjalan dan berkembang. (Baca: Dimanakah Tempat Ikhlas Itu?)
Wulan (25) misalnya, yang memaksimalkan potensi yang dimilikinya dengan berjualan beraneka sambal secara daring. Menurutnya, banyak orang yang menyukai sambal. Bahkan, ada yang tidak bisa makan tanpa sambal. Peluang inilah yang ia manfaatkan untuk memulai bisnisnya.
"Saya memanfaatkan peluang dengan menjual apa yang mayoritas orang suka, yakni sambal. Dan ada berbagai variasi seperti sambal cumi, sambal Teri, sambal tongkol, sambal bawang, dan sambal oseng mercon,"tuturnya.
Dalam segi pemasaran, dia memanfaatkan media sosial seperti WhatsApp, Instagram, dan Facebook. Wulan pun menyatakan bahwa hal ini adalah peluang bisnis yang cukup menjanjikan. Sambal dengan berbagai aneka variasi rasa tersebut dijual dengan harga Rp18.000 sampai Rp 26.000 per botol. Dari penjualan sambalnya, Wulan mengaku bisa mendapatkan laba bersih mulai dari Rp4 juta sampai Rp5 juta per bulan. (Baca juga: Kampus Merdeka Siapkan Mahasiswa untuk Hadapi Tantangan Global)
Hal ini menunjukkan bahwa peluang usaha makanan yang dipasarkan melalui daring cukup menjanjikan. Salah satu faktornya adalah semakin meningkatnya kebutuhan dan gaya hidup masyarakat saat ini. Data dari Parama Indonesia, salah satu lembaga yang membantu perusahaan start up berkembang, menyatakan sektor kuliner Indonesia tumbuh rata-rata 7% hingga 14% per tahun dalam lima tahun terakhir. Sub sektor makanan, terutama makanan yang dikemas menarik dan ready to eat memiliki pertumbuhan paling tinggi sekitar 14% per tahun dan angka tersebut akan mengalami kenaikan setiap tahunnya.
Menurut Direktur Parama Indonesia, Agni Pratama mengatakan, peluang bisnis di sektor makanan masih akan meningkat setiap tahunnya, hal ini dipicu karena salah satu kebutuhan masyarakat di kota besar.
Selain itu, pola hidup masyarakat yang bekerja hingga malam hari membuat mereka lebih sering memesan makanan ketimbang makan di rumah. Dan perilaku tersebut didukung oleh perkembangan teknologi dan internet. "Dari pada pulang kerja kena macet lebih baik tunggu di kantor sambil order makanan,"jelas Agni
Pola hidup masyarakat tersebut diklaim membuat bisnis kuliner kian menjanjikan dan mampu menyerap tenaga kerja baru lebih banyak. Seperti bisnis makanan daring yang mampu meraup keuntungan hingga jutaan rupiah setiap bulannya. Data ini serupa dengan yang dimiliki oleh Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (Bekraf). (Baca juga: Perkuat Imunitas dengan Konsumsi Buah)
Covid-19 telah melumpuhkan kegiatan ekonomi, terutama yang terdampak kebijakan pembatasan sosial untuk mencegah penyebaran virus corona jenis baru. Namun di tengah kondisi seperti ini, ada saja peluang usaha baru yang bisa dimanfaatkan agar kegiatan usaha tetap berjalan dan berkembang. (Baca: Dimanakah Tempat Ikhlas Itu?)
Wulan (25) misalnya, yang memaksimalkan potensi yang dimilikinya dengan berjualan beraneka sambal secara daring. Menurutnya, banyak orang yang menyukai sambal. Bahkan, ada yang tidak bisa makan tanpa sambal. Peluang inilah yang ia manfaatkan untuk memulai bisnisnya.
"Saya memanfaatkan peluang dengan menjual apa yang mayoritas orang suka, yakni sambal. Dan ada berbagai variasi seperti sambal cumi, sambal Teri, sambal tongkol, sambal bawang, dan sambal oseng mercon,"tuturnya.
Dalam segi pemasaran, dia memanfaatkan media sosial seperti WhatsApp, Instagram, dan Facebook. Wulan pun menyatakan bahwa hal ini adalah peluang bisnis yang cukup menjanjikan. Sambal dengan berbagai aneka variasi rasa tersebut dijual dengan harga Rp18.000 sampai Rp 26.000 per botol. Dari penjualan sambalnya, Wulan mengaku bisa mendapatkan laba bersih mulai dari Rp4 juta sampai Rp5 juta per bulan. (Baca juga: Kampus Merdeka Siapkan Mahasiswa untuk Hadapi Tantangan Global)
Hal ini menunjukkan bahwa peluang usaha makanan yang dipasarkan melalui daring cukup menjanjikan. Salah satu faktornya adalah semakin meningkatnya kebutuhan dan gaya hidup masyarakat saat ini. Data dari Parama Indonesia, salah satu lembaga yang membantu perusahaan start up berkembang, menyatakan sektor kuliner Indonesia tumbuh rata-rata 7% hingga 14% per tahun dalam lima tahun terakhir. Sub sektor makanan, terutama makanan yang dikemas menarik dan ready to eat memiliki pertumbuhan paling tinggi sekitar 14% per tahun dan angka tersebut akan mengalami kenaikan setiap tahunnya.
Menurut Direktur Parama Indonesia, Agni Pratama mengatakan, peluang bisnis di sektor makanan masih akan meningkat setiap tahunnya, hal ini dipicu karena salah satu kebutuhan masyarakat di kota besar.
Selain itu, pola hidup masyarakat yang bekerja hingga malam hari membuat mereka lebih sering memesan makanan ketimbang makan di rumah. Dan perilaku tersebut didukung oleh perkembangan teknologi dan internet. "Dari pada pulang kerja kena macet lebih baik tunggu di kantor sambil order makanan,"jelas Agni
Pola hidup masyarakat tersebut diklaim membuat bisnis kuliner kian menjanjikan dan mampu menyerap tenaga kerja baru lebih banyak. Seperti bisnis makanan daring yang mampu meraup keuntungan hingga jutaan rupiah setiap bulannya. Data ini serupa dengan yang dimiliki oleh Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (Bekraf). (Baca juga: Perkuat Imunitas dengan Konsumsi Buah)