Harapan Baru di Tengah Pandemi
loading...
A
A
A
Deputi Akses Permodalan Bekraf Fadjar Hutomo mengungkapkan, meskipun kuliner bukan usaha baru, dalam metode penjualan yang dilakukan secara daring, bisnis kuliner memberikan kontribusi terbesar untuk sektor ekonomi, karena mampu memberikan lapangan pekerjaan baru.
Dari 16 sektor, ada 3 sektor yang menyumbang 30% untuk perekonomian kreatif, yakni kuliner, mode, dan kerajinan. Kuliner memberi sumbangsih hingga 34%. "Karena tingkat pendapatan perkapita naik dan tumbuh, jadi peluang gaya hidup akan ikut naik. Meski bukan peluang bisnis baru, dengan metode pemasaran yang baru melalui media sosial bisnis ini akan selalu diminati. Selain itu tenaga kerja di dalamnya juga banyak," tandas Fadjar.
Usaha di bidang kuliner bisa menjadi lapangan pekerjaan baru walaupun dengan modal Rp1 juta atau bahkan kurang karena jenis usaha ini akan selalu dicari dan menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat serta berpeluang mencatat keuntungan lumayan besar. Untuk memulai usaha ini, harus dipastikan betul makanan yang dijual benar-benar sesuai dengan selera konsumen.
Selain makanan dan minuman, peluang usaha baru yang bisa memberikan banyak kontribusi saat pandemi adalah menjual bibit tanaman hidroponik. Modal untuk menjalankan bisnis ini relatif kecil lantaran hanya membeli bibit, media tanam, pupuk dan air. (Baca juga: Kampanye Tatap Muka Meningkat, Kampanye Daring Turun)
"Berbudi daya tanaman hidroponik justru bisa menjadi alternatif lapangan pekerjaan baru, apalagi sekarang lagi healthy lifestyle dengan menggunakan bahan back to nature, terlebih awarenes hidup sehat menjadi lebih tinggi," papar pengelola dan mentoring hidroponik, PT Astra Komponen Indonesia, Dadan Ramdani.
Jika dilakukan dengan serius dan konsisten, memang budi daya tanaman hidroponik menjanjikan. Dandan pun mencontohkan salah satu petaninya yang tergabung dalam koperasi hidroponik miliknya mampu menyuplai sayuran pakcoi sebanyak 250 kg/hari ke hotel dan restoran sebelum pandemi corona (Covid-19) .
Saat pandemi pun mereka tetap bisa memasarkan melalui aplikasi online. Atau bisa dengan menawarkan sayuran hasil hidroponik ke tetangga dan baru mengembangkannya pada skala besar yang lebih luas. Karena semua bisnis menguntungkan, termasuk hidroponik tetapi tergantung siapa yang menjalankan.
"Jika ingin memulai bisnis, kreativitas dan keberanian harus diperlukan. Pertama mungkin bisa menawarkan sayuran hidroponik ke tetangga dan mengembangkannya ke skala yang lebih luas," saran Dadan. (Baca juga: Gelaran ICTM Dorong Pertumbuhan Ekonomi)
Hal senada juga diungkapkan perencana keuangan, Aidil Akbar mengungkapkan ada beberapa usaha baru yang memiliki modal sedikit namun berpotensi cukup tinggi dan bisa menjadi lapangan kerja baru, pertama makanan sehari-hari atau lauk pauk yang memiliki daya tahan lama seperti makanan kering, camilan, dan sambal-sambalan.
Selanjutnya produk-produk penunjang kesehatan seperti vitamin, suplemen, masker, sayuran hidroponik, dan hand sanitizer. Lalu di dunia fashion yang memiliki potensi tinggi tetapi modalnya rendah adalah produk jilbab. Sementara dari segi pemasaran, semua cara pemasarannya bisa melalui online. Mulai dari media sosial seperti Instagram, Facebook, dan bergabung melalui marketplace.
Dari 16 sektor, ada 3 sektor yang menyumbang 30% untuk perekonomian kreatif, yakni kuliner, mode, dan kerajinan. Kuliner memberi sumbangsih hingga 34%. "Karena tingkat pendapatan perkapita naik dan tumbuh, jadi peluang gaya hidup akan ikut naik. Meski bukan peluang bisnis baru, dengan metode pemasaran yang baru melalui media sosial bisnis ini akan selalu diminati. Selain itu tenaga kerja di dalamnya juga banyak," tandas Fadjar.
Usaha di bidang kuliner bisa menjadi lapangan pekerjaan baru walaupun dengan modal Rp1 juta atau bahkan kurang karena jenis usaha ini akan selalu dicari dan menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat serta berpeluang mencatat keuntungan lumayan besar. Untuk memulai usaha ini, harus dipastikan betul makanan yang dijual benar-benar sesuai dengan selera konsumen.
Selain makanan dan minuman, peluang usaha baru yang bisa memberikan banyak kontribusi saat pandemi adalah menjual bibit tanaman hidroponik. Modal untuk menjalankan bisnis ini relatif kecil lantaran hanya membeli bibit, media tanam, pupuk dan air. (Baca juga: Kampanye Tatap Muka Meningkat, Kampanye Daring Turun)
"Berbudi daya tanaman hidroponik justru bisa menjadi alternatif lapangan pekerjaan baru, apalagi sekarang lagi healthy lifestyle dengan menggunakan bahan back to nature, terlebih awarenes hidup sehat menjadi lebih tinggi," papar pengelola dan mentoring hidroponik, PT Astra Komponen Indonesia, Dadan Ramdani.
Jika dilakukan dengan serius dan konsisten, memang budi daya tanaman hidroponik menjanjikan. Dandan pun mencontohkan salah satu petaninya yang tergabung dalam koperasi hidroponik miliknya mampu menyuplai sayuran pakcoi sebanyak 250 kg/hari ke hotel dan restoran sebelum pandemi corona (Covid-19) .
Saat pandemi pun mereka tetap bisa memasarkan melalui aplikasi online. Atau bisa dengan menawarkan sayuran hasil hidroponik ke tetangga dan baru mengembangkannya pada skala besar yang lebih luas. Karena semua bisnis menguntungkan, termasuk hidroponik tetapi tergantung siapa yang menjalankan.
"Jika ingin memulai bisnis, kreativitas dan keberanian harus diperlukan. Pertama mungkin bisa menawarkan sayuran hidroponik ke tetangga dan mengembangkannya ke skala yang lebih luas," saran Dadan. (Baca juga: Gelaran ICTM Dorong Pertumbuhan Ekonomi)
Hal senada juga diungkapkan perencana keuangan, Aidil Akbar mengungkapkan ada beberapa usaha baru yang memiliki modal sedikit namun berpotensi cukup tinggi dan bisa menjadi lapangan kerja baru, pertama makanan sehari-hari atau lauk pauk yang memiliki daya tahan lama seperti makanan kering, camilan, dan sambal-sambalan.
Selanjutnya produk-produk penunjang kesehatan seperti vitamin, suplemen, masker, sayuran hidroponik, dan hand sanitizer. Lalu di dunia fashion yang memiliki potensi tinggi tetapi modalnya rendah adalah produk jilbab. Sementara dari segi pemasaran, semua cara pemasarannya bisa melalui online. Mulai dari media sosial seperti Instagram, Facebook, dan bergabung melalui marketplace.