Bisa Timbulkan Kerugian Rp5 Trilun Per Tahun, Proyek Gasifikasi Batu Bara Dianggap Tak Masuk Akal

Rabu, 11 November 2020 - 22:58 WIB
loading...
Bisa Timbulkan Kerugian...
Foto/Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Proyek gasifikasi batu bara yang dikembangkan oleh PT Bukit Asam (Persero) Tbk di Sumatera diperkirakan dapat menyebabkan kerugian hingga USD377 juta atau setara Rp5 triliun. Hal itu terungkap dari studi terbaru yang dirilis lembaga kajian internasional Institute for Energy Economics and Financial Analysis (IEEFA). ( Baca juga:Gasifikasi Batu Bara Molor, Bukit Asam Hanya Mampu Serap Belanja Modal Rp2,7 T )

Peneliti studi tersebut, yang juga analis keuangan IEEFA, Ghee Peh, mengingatkan bahwa terkait dengan kontraksi ekonomi akibat pandemi Covid-19, maka bukan langkah yang tepat memberikan subsidi kepada proyek energi yang secara ekonomi tidak masuk akal.

“Harga (batu bara) saat ini berada di bawah breakeven bagi hampir semua perusahaan batu bara Indonesia yang terdaftar di bursa saham,” ujar Ghee Peh, di Jakarta, Rabu (11/11/2020).

Dia bilang, situasi saat ini akan sulit untuk membenarkan pemberian subsidi dan dukungan pemerintah pada proyek gasifikasi batu bara yang hanya akan mendatangkan kerugian finansial.

Proyek gasifikasi perusahaan dengan kode emiten PTBA tersebut akan memproduksi methanol dan akan dikembangkan untuk memproduksi dimethyl ether (DME). Rencananya, DME digunakan untuk menggantikan LPG yang diimpor Indonesia.

IEEFA memperkirakan, proyek ini dapat menyebabkan kerugian Rp5 triliun atau USD377 juta dolar setiap tahun setelah mengurangi semua biaya operasi dan pembiayaan. Kerugian itu dapat menggerus penghematan yang didapatkan dari mengurangi impor LPG hingga Rp266,7 miliar atau USD19 juta.

Ghee Peh mengatakan, menggantikan LPG dengan DME tidak masuk akal secara ekonomi. Dalam perhitungan pihaknya menunjukkan bahwa biaya produksi DME akan dua kali lipat dari biaya impor LPG.

Total biaya membangun fasilitas produksi DME adalah Rp6,5 juta atau USD470 per ton atau hampir dua kali lipat dari biaya yang Indonesia keluarkan untuk mengimpor LPG yang sejauh ini paling banyak digunakan untuk kebutuhan rumah tangga. ( Baca juga:Erdogan: Pendudukan Armenia di Nagorno-Karabakh Akan Berakhir )

“Pemerintah Indonesia saat ini sudah dibebankan dengan pemulihan ekonomi nasional serta permintaan keringanan yang diajukan oleh industri batu bara. Rasanya tidak bijak apabila beban tersebut ditambah dengan keharusan untuk mendukung proyek yang hanya akan menyebabkan kerugian,” kata dia.
(uka)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
PLN EPI dan Pemkot Baubau...
PLN EPI dan Pemkot Baubau Kolaborasi Jalankan Program Gasifikasi Pembangkit
Laba Bersih PTBA Anjlok...
Laba Bersih PTBA Anjlok 51,5% di 2023, Ini Biang Keroknya
Moncer, Produksi Batu...
Moncer, Produksi Batu Bara PTBA Sepanjang 2023 Tembus 41,9 Juta Ton
Harumnya Bisnis Kopi...
Harumnya Bisnis Kopi Semende Cap Bukit Asam, UMK Binaan MIND ID
Mulai Besok, Jalan Tol...
Mulai Besok, Jalan Tol Kuala Bingai-Tanjung Pura Dibuka Gratis
Noval Hariyanto Berani...
Noval Hariyanto Berani Bermimpi karena Beasiswa Bidiksiba dari Bukit Asam
Kembangkan Keanekaragaman...
Kembangkan Keanekaragaman Hayati dan Energi Terbarukan, Bukit Asam Raih Indonesia Green Awards 2024
PLTS Irigasi Bukit Asam...
PLTS Irigasi Bukit Asam Dukung Pertanian Berkelanjutan
Konsisten Berdayakan...
Konsisten Berdayakan Masyarakat, PTBA Raih Tamasya Award dari Kementerian ESDM
Rekomendasi
Mudik Lebaran 2025 Berjalan...
Mudik Lebaran 2025 Berjalan Aman dan Lancar, Prabowo Apresiasi Kapolri hingga Menhub
Ayo Dukung Garuda Muda!...
Ayo Dukung Garuda Muda! Streaming Indonesia vs Yaman U-17 di VISION+ Sekarang
8 Rahasia Orang Jepang...
8 Rahasia Orang Jepang Hidup Sehat dan Panjang Umur
Berita Terkini
IHSG Ambrol 11,46% di...
IHSG Ambrol 11,46% di Pencarian Google Hari Ini, BEI Buka Suara
35 menit yang lalu
Beda Pengakuan, JMTO...
Beda Pengakuan, JMTO Tepis Abu Janda Jadi Komisaris
1 jam yang lalu
Permadi Arya Benarkan...
Permadi Arya Benarkan Diangkat Jadi Komisaris JMTO: Doakan Semoga Amanah
2 jam yang lalu
Geger Tarif Trump, Pemerintah...
Geger Tarif Trump, Pemerintah Kumpulkan Pengusaha Hari Ini
3 jam yang lalu
Gara-gara Tarif Trump,...
Gara-gara Tarif Trump, Rupiah Ambruk Nyaris Tembus Rp17.000 per Dolar AS
4 jam yang lalu
LPKR Raih Laba Bersih...
LPKR Raih Laba Bersih Rp18,7 Triliun, Didukung Kinerja Bisnis dan Divestasi Aset
4 jam yang lalu
Infografis
Siap-siap, Nunggak Bayar...
Siap-siap, Nunggak Bayar Pajak Tak Bisa Urus SIM hingga Paspor
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved