Jababeka Tekor Rp171 Miliar, Ini Biang Keroknya!
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) membukukan rugi bersih sebesar Rp171,1 miliar pada kuartal III-2020. Pada periode yang sama tahun sebelumnya, KIJA membukukan laba bersih sebesar Rp63,5 miliar.
Dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), alasan utama tercatatnya kerugian adalah dampak pergerakan selisih kurs dimana pada kuartal ketiga 2020 Perseroan membukukan rugi selisih kurs sebesar Rp255,4 miliar dibandingkan dengan laba selisih kurs sebesar Rp102,4 miliar pada periode yang sama tahun 2019.
Baca Juga: Laba Bank BRI Ambrol, Bos Besar: Kami Sedang di Lorong Gelap!
KIJA membukukan total penjualan dan pendapatan konsolidasi sebesar Rp1.8 triliun pada kuartal ketiga tahun 2020, naik 29 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019. Peningkatan ini terutama didorong oleh peningkatan kontribusi penjualan dari Kendal.
Pendapatan dari pilar bisnis Land Development & Property naik 127 persen menjadi Rp997,5 miliar di kuartal III-2020 dari sebelumnya Rp438,5 miliar pada periode yang sama tahun 2019. Peningkatan pendapatan ini sebagian besar berasal dari kinerja yang kuat di Kendal, dimana penjualan lahan industri di Kendal melonjak menjadi Rp630,4 miliar selama sembilan bulan tahun 2020 dibandingkan Rp7,1 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Pendapatan Pilar Infrastruktur menurun 16 persen menjadi Rp 767,3 miliar, terutama disebabkan oleh penurunan pendapatan Dry Port dan Bekasi Power, masing-masing sebesar 31 persen dan 18 persen. Selama kuartal III-2020 terjadi penurunan volume kontainer yang ditangani Dry Port akibat pandemi Covid-19 dan berkurangnya keseluruhan kegiatan ekonomi (terutama ekspor impor) serta pemberlakuan status Reserve Shutdown yang lebih lama kepada Bekasi Power oleh PLN. Di sisi lain, pendapatan dari jasa dan pemeliharaan meningkat 6 persen (year on year) secara gabungan dibandingkan tahun lalu.
Pilar Leisure & Hospitality mencatat sedikit peningkatan pendapatan menjadi Rp64,2 miliar selama tiga kuartal di tahun 2020 dibandingkan dengan Rp62,5 miliar selama periode yang sama tahun lalu. Di sisi positif, pendapatan villa dan pariwisata justru mengalami pertumbuhan sebesar 72 persen (year on year) dibandingkan periode yang sama tahun lalu dan tumbuh 36 persen dari Rp6,9 miliar pada kuartal kedua 2020 menjadi Rp9,4 miliar pada kuartal III-2020.
Sementara itu, pendapatan berulang (recurring revenue) perseroan dari pilar Infrastruktur memberikan kontribusi sebesar 42 persen dari total pendapatan Perseroan selama kuartal III-2020, dibandingkan dengan 64 persen pada periode yang sama tahun 2019. Penurunan kontribusi ini diakibatkan peningkatan signifikan kontribusi pendapatan dari pilar Land Development & Property.
Sementara itu, EBITDA Perseroan di kuartal ketiga sebesar Rp609 miliar dibandingkan dengan Rp450 miliar di tahun sebelumnya. EBITDA dari pendapatan berulang (recurring revenue) Perseroan yang berasal dari segmen bisnis infrastruktur sebesar Rp289 miliar selama sembilan bulan 2020, atau meningkat 1 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp285,1 miliar.
Dalam hal penjualan real estate secara marketing (marketing sales), Perseroan mencatat Rp557,4 miliar selama tiga kuartal tahun 2020. Penjualan dari produk industri (tanah matang atau tanah dan bangunan pabrik) berkontribusi sebesar 45 persen, sedangkan segmen perumahan/komersial dan lainnya berkontribusi 55 persen.
Dibandingkan dengan sembilan bulan tahun 2019, Perseroan mencatat sedikit lebih dari setengahnya pencapaian marketing sales tahun sebelumnya sebesar Rp1.084 miliar yang dikarenakan kinerja selama sembilan bulan tahun 2020 sangat dipengaruhi oleh pandemi Covid-19 yang berdampak pada pasar properti. Namun demikian, penjualan pada kuartal III-2020 meningkat lebih dari dua kali lipat dari perolehan kuartal kedua 2020 sebesar Rp144,8 miliar menjadi Rp301,8 miliar di kuartal ketiga 2020.
Dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), alasan utama tercatatnya kerugian adalah dampak pergerakan selisih kurs dimana pada kuartal ketiga 2020 Perseroan membukukan rugi selisih kurs sebesar Rp255,4 miliar dibandingkan dengan laba selisih kurs sebesar Rp102,4 miliar pada periode yang sama tahun 2019.
Baca Juga: Laba Bank BRI Ambrol, Bos Besar: Kami Sedang di Lorong Gelap!
KIJA membukukan total penjualan dan pendapatan konsolidasi sebesar Rp1.8 triliun pada kuartal ketiga tahun 2020, naik 29 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019. Peningkatan ini terutama didorong oleh peningkatan kontribusi penjualan dari Kendal.
Pendapatan dari pilar bisnis Land Development & Property naik 127 persen menjadi Rp997,5 miliar di kuartal III-2020 dari sebelumnya Rp438,5 miliar pada periode yang sama tahun 2019. Peningkatan pendapatan ini sebagian besar berasal dari kinerja yang kuat di Kendal, dimana penjualan lahan industri di Kendal melonjak menjadi Rp630,4 miliar selama sembilan bulan tahun 2020 dibandingkan Rp7,1 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Pendapatan Pilar Infrastruktur menurun 16 persen menjadi Rp 767,3 miliar, terutama disebabkan oleh penurunan pendapatan Dry Port dan Bekasi Power, masing-masing sebesar 31 persen dan 18 persen. Selama kuartal III-2020 terjadi penurunan volume kontainer yang ditangani Dry Port akibat pandemi Covid-19 dan berkurangnya keseluruhan kegiatan ekonomi (terutama ekspor impor) serta pemberlakuan status Reserve Shutdown yang lebih lama kepada Bekasi Power oleh PLN. Di sisi lain, pendapatan dari jasa dan pemeliharaan meningkat 6 persen (year on year) secara gabungan dibandingkan tahun lalu.
Pilar Leisure & Hospitality mencatat sedikit peningkatan pendapatan menjadi Rp64,2 miliar selama tiga kuartal di tahun 2020 dibandingkan dengan Rp62,5 miliar selama periode yang sama tahun lalu. Di sisi positif, pendapatan villa dan pariwisata justru mengalami pertumbuhan sebesar 72 persen (year on year) dibandingkan periode yang sama tahun lalu dan tumbuh 36 persen dari Rp6,9 miliar pada kuartal kedua 2020 menjadi Rp9,4 miliar pada kuartal III-2020.
Sementara itu, pendapatan berulang (recurring revenue) perseroan dari pilar Infrastruktur memberikan kontribusi sebesar 42 persen dari total pendapatan Perseroan selama kuartal III-2020, dibandingkan dengan 64 persen pada periode yang sama tahun 2019. Penurunan kontribusi ini diakibatkan peningkatan signifikan kontribusi pendapatan dari pilar Land Development & Property.
Sementara itu, EBITDA Perseroan di kuartal ketiga sebesar Rp609 miliar dibandingkan dengan Rp450 miliar di tahun sebelumnya. EBITDA dari pendapatan berulang (recurring revenue) Perseroan yang berasal dari segmen bisnis infrastruktur sebesar Rp289 miliar selama sembilan bulan 2020, atau meningkat 1 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp285,1 miliar.
Dalam hal penjualan real estate secara marketing (marketing sales), Perseroan mencatat Rp557,4 miliar selama tiga kuartal tahun 2020. Penjualan dari produk industri (tanah matang atau tanah dan bangunan pabrik) berkontribusi sebesar 45 persen, sedangkan segmen perumahan/komersial dan lainnya berkontribusi 55 persen.
Dibandingkan dengan sembilan bulan tahun 2019, Perseroan mencatat sedikit lebih dari setengahnya pencapaian marketing sales tahun sebelumnya sebesar Rp1.084 miliar yang dikarenakan kinerja selama sembilan bulan tahun 2020 sangat dipengaruhi oleh pandemi Covid-19 yang berdampak pada pasar properti. Namun demikian, penjualan pada kuartal III-2020 meningkat lebih dari dua kali lipat dari perolehan kuartal kedua 2020 sebesar Rp144,8 miliar menjadi Rp301,8 miliar di kuartal ketiga 2020.
(nng)