Marjin Bisnis Positif, Fundamental Bisnis Gojek Semakin Kuat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Gojek mencatatkan kinerja positif pada 2020. Fundamental super-app karya anak bangsa itu justru semakin kokoh di tengah pandemi sehingga memberikan keleluasaan semakin berkembang secara berkelanjutan.
Co-CEO Gojek, Andre Soelistyo mengumumkan, perusahaan berhasil mencetak laba operasional di luar biaya headquarter (contribution margin positive) di tengah kondisi penuh tantangan dalam tahun ini.
“Gojek memasuki usia ke-10 di saat terjadi krisis pandemi. Ini pencapaian yang luar biasa. kami melihat ekosistem Gojek terus memainkan peran penting dalam mempertemukan supply dan demand, memenuhi kebutuhan masyarakat,” ungkap Andre pada siaran Pers satu dekade Gojek.
(Baca Juga: Ekspansi Gojek Bukti Indonesia Mampu Bersaing secara Global )
Total nilai transaksi di dalam platform Gojek group (Gross transaction value/GTV) mencapai USD12 miliar atau sekitar Rp170 triliun sampai Oktober 2020. Nilai ini meningkat 10% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2019. GTV dimaksud merupakan nilai keseluruhan transaksi yang masuk melalui platform Gojek.
Dalam konteks contribution margin positive seperti dijelaskan Andre, setiap transaksi Gojek sudah menghasilkan cashflow yang belum dikurangi biaya headquarter. “Investasi kan ada perpaduan pendanaan dari luar dan internal cashflow. Jika ada profit dari titik produk itu, investasi yang kami lakukan tidak hanya dari luar. Sejak tahun ini investasi bisa dihasilkan dari internal cash flow, ini penting sekali,” jelasnya.
Semakin besar cashflow internal, maka inovasi yang dilakukan tidak lagi terlalu terbebani pendanaan dari luar. “Kunci menuju sustainability adalah menghasilkan keseimbangan bisnis yang seperti ini. Dengan adanya profit berarti investasi yang kami lakukan tak terbebani dari pendaanaan luar,” terang Andre.
Adapun pengguna aktif Gojek berdasarkan data App Annie, mencapai 38 juta pengguna setiap bulannya di seluruh kawasan Asia Tenggara. Semakin kuatnya fundamental bisnis Gojek di tengah pandemi bukan sekadar membuktikan bahwa perusahaan tetap resilient. Lebih dari itu, kata Andre, membuka lebih banyak ruang untuk terus tumbuh di masa mendatang.
(Baca Juga: Gojek Klaim Berkontribusi ke Perekonomian Indonesia Sebesar Rp104,6 Triliun )
"Kedepannya, kami akan terus mengoptimalisasi pertumbuhan di layanan utama untuk mendukung pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan. Untuk mendukung profitabilitas dan ke depannya profit ini bisa diinvestasikan kembali untuk inovasi dari cash flow internal sehingga fund raising dari luar bisa lebih sedikit," tambah Andre.
Kevin Aluwi, Co-CEO Gojek menjelaskan keberhasilan Gojek tak lepas dari peran para mitra. Untuk itu, sebagai aplikasi anak Bangsa, Gojek terus berkomitmen memberikan peluang terhadap kehidupan yang lebih baik melalui teknologi dan terus menciptakan dampak positif bagi ekosistem.
"Tahun 2020 adalah tahun di mana kami belajar banyak hal, sekaligus mencapai banyak hal yang membawa perusahaan jauh lebih kuat secara fundamental. Kami optimistis bahwa 2021 akan menjadi tahun yang lebih baik bagi Gojek dan mitra-mitra kami," ucapnya.
Co-CEO Gojek, Andre Soelistyo mengumumkan, perusahaan berhasil mencetak laba operasional di luar biaya headquarter (contribution margin positive) di tengah kondisi penuh tantangan dalam tahun ini.
“Gojek memasuki usia ke-10 di saat terjadi krisis pandemi. Ini pencapaian yang luar biasa. kami melihat ekosistem Gojek terus memainkan peran penting dalam mempertemukan supply dan demand, memenuhi kebutuhan masyarakat,” ungkap Andre pada siaran Pers satu dekade Gojek.
(Baca Juga: Ekspansi Gojek Bukti Indonesia Mampu Bersaing secara Global )
Total nilai transaksi di dalam platform Gojek group (Gross transaction value/GTV) mencapai USD12 miliar atau sekitar Rp170 triliun sampai Oktober 2020. Nilai ini meningkat 10% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2019. GTV dimaksud merupakan nilai keseluruhan transaksi yang masuk melalui platform Gojek.
Dalam konteks contribution margin positive seperti dijelaskan Andre, setiap transaksi Gojek sudah menghasilkan cashflow yang belum dikurangi biaya headquarter. “Investasi kan ada perpaduan pendanaan dari luar dan internal cashflow. Jika ada profit dari titik produk itu, investasi yang kami lakukan tidak hanya dari luar. Sejak tahun ini investasi bisa dihasilkan dari internal cash flow, ini penting sekali,” jelasnya.
Semakin besar cashflow internal, maka inovasi yang dilakukan tidak lagi terlalu terbebani pendanaan dari luar. “Kunci menuju sustainability adalah menghasilkan keseimbangan bisnis yang seperti ini. Dengan adanya profit berarti investasi yang kami lakukan tak terbebani dari pendaanaan luar,” terang Andre.
Adapun pengguna aktif Gojek berdasarkan data App Annie, mencapai 38 juta pengguna setiap bulannya di seluruh kawasan Asia Tenggara. Semakin kuatnya fundamental bisnis Gojek di tengah pandemi bukan sekadar membuktikan bahwa perusahaan tetap resilient. Lebih dari itu, kata Andre, membuka lebih banyak ruang untuk terus tumbuh di masa mendatang.
(Baca Juga: Gojek Klaim Berkontribusi ke Perekonomian Indonesia Sebesar Rp104,6 Triliun )
"Kedepannya, kami akan terus mengoptimalisasi pertumbuhan di layanan utama untuk mendukung pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan. Untuk mendukung profitabilitas dan ke depannya profit ini bisa diinvestasikan kembali untuk inovasi dari cash flow internal sehingga fund raising dari luar bisa lebih sedikit," tambah Andre.
Kevin Aluwi, Co-CEO Gojek menjelaskan keberhasilan Gojek tak lepas dari peran para mitra. Untuk itu, sebagai aplikasi anak Bangsa, Gojek terus berkomitmen memberikan peluang terhadap kehidupan yang lebih baik melalui teknologi dan terus menciptakan dampak positif bagi ekosistem.
"Tahun 2020 adalah tahun di mana kami belajar banyak hal, sekaligus mencapai banyak hal yang membawa perusahaan jauh lebih kuat secara fundamental. Kami optimistis bahwa 2021 akan menjadi tahun yang lebih baik bagi Gojek dan mitra-mitra kami," ucapnya.
(akr)