Duit Asing yang Masuk ke Pasar Saham dan SBN Capai Rp7,18 Triliun

Jum'at, 13 November 2020 - 20:29 WIB
loading...
Duit Asing yang Masuk...
Bank Indonesia (BI) mencatat aliran masuk modal asing atau capital inflow baik di pasar surat berharga negara (SBN) dan pasar saham mencapai Rp7,18 triliun pada minggu kedua November 2020. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat aliran masuk modal asing atau capital inflow baik di pasar surat berharga negara (SBN) dan pasar saham mencapai Rp7,18 triliun pada minggu kedua November 2020. Direktur Komunikasi BI Onny Widjanarko merinci, nonresiden dengan beli neto di pasar SBN mencapai Rp4,71 triliun, sementara beli neto pasar saham sebesar Rp2,47 triliun.

Sedangkan, berdasarkan data setelmen selama 2020 (ytd), nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto sebesar Rp145,75 triliun. "Berdasarkan data transaksi 9-12 November 2020, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp7,18 triliun," kata Onny di Jakarta, Jumat (13/11/2020).

(Baca Juga: Pasar Modal Meroket Saat Resesi, Aliran Modal Asing Mengalir Masuk Rp5,23 Triliun )

Selain itu, BI mencatat nilai tukar rupiah stabil dengan dibuka pada level Rp14.140 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Jumat. Serta, Premi CDS (Credit Default Swaps) Indonesia 5 tahun turun ke 72,68 bps per 12 November 2020 dari 81,63 bps per 6 November 2020.

Sebelum ekonom memperkirakan kemenangan Joe Biden dalam kemenangan Pemilihan Presiden Amerika Serikat (Pilpres AS) 2020 bakal membawa efek baik bagi negera berkembang. Terkait dengan dampak ke pasar keuangan, Biden akan memberikan angin segar ke arus modal asing jika terpilih.

(Baca Juga: Jika Biden Menang, RI Bakal Kebanjiran Modal Asing )

Investor AS yang selama ini bermain aman dengan beli emas, dolar dan yen Jepang atau safe haven, akan mulai berani masuk ke emerging market. Salah satu yang akan di incar pastinya obligasi pemerintah Indonesia karena tawarkan bunga yang tinggi kepada investor.

"Dari segi FDI atau investasi asing langsung AS diprediksi semakin masuk ke Indonesia jika normalisasi hubungan dagang berhasil," terang Ekonom Indef Bhima Yudistira.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2194 seconds (0.1#10.140)