Kembali Pulih, Penyaluran Kredit Diproyeksi Naik Double Digit di 2021
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ekspansi pertumbuhan kredit perbankan diproyeksi akan kembali pulih secara bertahap dan mencapai puncaknya pada tahun 2021 mendatang.
Direktur Riset dari Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengatakan kredit perbankan bisa berpotensi mengalami pertumbuhan double digit pada tahun 2021.
(Baca Juga : Sri Mulyani Ungkap Ramalan 165 Ekonom Dunia Soal Pemulihan Ekonomi 2021)
"Tahun ini pertumbuhan kredit minim hanya dibawah 10% bahkan bisa dibawah 5%," kata Piter saat menghadiri webinar di Jakarta, Rabu (18/11/2020.
Menurut dia, pemulihan ekonomi yang mulai terlihat akan membantu permintaan kredit berangsur membaik.
(Baca Juga : Dukung Pengembangan UMKM, Bank Kalsel Gelontorkan Kredit Rp50 Miliar)
Adapun sektor-sektor lain yang mengalami keterpurukan pada tahun ini juga diprediksi bisa kembali mengalami kenaikan pada tahun depan. "Misalkan sektor pariwisata akan membaik dan bisa memacu ekonomi tahun depan," ucap dia.
Secara umum, lanjut Piter, kondisi perbankan masih sehat dan dalam kondisi yang stabil. Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) perbankan Agustus 2020 tetap tinggi yakni 23,39%, dan rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) tetap rendah yakni 3,22% (bruto) dan 1,14% (neto).
"Kondisi tahun ini cukup kuat, kita masih bisa menahan dan memanage agar sistem keuangan masih terjaga. NPL masih dibawah 5%. Untuk pemulihan ekonomi kita tidak hanya bergantung peran pemerintah. Perbankan yang stabil dan sehat juga dapat membantu peran swasta dalam penyaluran kredit," sebut dia.
Direktur Riset dari Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengatakan kredit perbankan bisa berpotensi mengalami pertumbuhan double digit pada tahun 2021.
(Baca Juga : Sri Mulyani Ungkap Ramalan 165 Ekonom Dunia Soal Pemulihan Ekonomi 2021)
"Tahun ini pertumbuhan kredit minim hanya dibawah 10% bahkan bisa dibawah 5%," kata Piter saat menghadiri webinar di Jakarta, Rabu (18/11/2020.
Menurut dia, pemulihan ekonomi yang mulai terlihat akan membantu permintaan kredit berangsur membaik.
(Baca Juga : Dukung Pengembangan UMKM, Bank Kalsel Gelontorkan Kredit Rp50 Miliar)
Adapun sektor-sektor lain yang mengalami keterpurukan pada tahun ini juga diprediksi bisa kembali mengalami kenaikan pada tahun depan. "Misalkan sektor pariwisata akan membaik dan bisa memacu ekonomi tahun depan," ucap dia.
Secara umum, lanjut Piter, kondisi perbankan masih sehat dan dalam kondisi yang stabil. Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) perbankan Agustus 2020 tetap tinggi yakni 23,39%, dan rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) tetap rendah yakni 3,22% (bruto) dan 1,14% (neto).
"Kondisi tahun ini cukup kuat, kita masih bisa menahan dan memanage agar sistem keuangan masih terjaga. NPL masih dibawah 5%. Untuk pemulihan ekonomi kita tidak hanya bergantung peran pemerintah. Perbankan yang stabil dan sehat juga dapat membantu peran swasta dalam penyaluran kredit," sebut dia.
(her)