Pandemi Jadi Saat yang Tepat bagi Asuransi Merebut Hati Masyarakat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani membeberkan sejumlah ekspektasi dunia usaha terhadap industri asuransi. Menurut dia, pembinaan dan pengawasan sektor asuransi harus sama dengan sektor perbankan sehingga kualitas perkembangan asuransi akan lebih baik dan kepercayaan masyarakat meningkat.
( Baca juga:Perdagangan Bebas ASEAN Plus Disepakati, Apindo: Peluang Dongkrak Ekspor! )
"Industri asuransi ini harus dibuat satu level dengan perbankan karena memang pola pembinaannya belum optimal," ujarnya ada webinar "Ekspektasi Dunia Usaha dan Perbankan terhadap Industri Asuransi", Kamis (19/11/2020).
Dia melanjutkan, bagi sektor asuransi, tingkat penetrasi yang rendah merupakan pekerjaan rumah menahun. Penetrasi produk-produk asuransi di Indonesia termasuk yang terendah di Asia Tenggara. Di sisi lain, edukasi dan sosialisasi ke masyarakat merupakan salah satu kunci untuk mendorong penetrasi.
"Pandemi ini menjadi momentum yang bagus karena kita lihat risiko terhadap kesehatan sangat tinggi. Ini waktu yang tepat asuransi jiwa untuk memperbesar penetrasinya," ungkapnya.
Hariyadi menuturkan, pemerintah memiliki pekerjaan rumah untuk menyusun regulasi spesifik yang sesuai dengan kebutuhan industri asuransi saat ini. Regulasi tentang pemanfaatan teknologi informasi bagi asuransi perlu dipermudah untuk meningkatkan efisiensi dan pelayanan kepada konsumen.
( Baca juga:Kisah Habib Rizieq Ketika Sekolah di SMP Kristen Bethel Petamburan )
"Pemerintah juga harus segera menyelesaikan permasalahan yang dialami asuransi Bumiputera dan Jiwasraya dengan cepat. Ini untuk memulihkan kepercayaan masyarakat," tuturnya.
( Baca juga:Perdagangan Bebas ASEAN Plus Disepakati, Apindo: Peluang Dongkrak Ekspor! )
"Industri asuransi ini harus dibuat satu level dengan perbankan karena memang pola pembinaannya belum optimal," ujarnya ada webinar "Ekspektasi Dunia Usaha dan Perbankan terhadap Industri Asuransi", Kamis (19/11/2020).
Dia melanjutkan, bagi sektor asuransi, tingkat penetrasi yang rendah merupakan pekerjaan rumah menahun. Penetrasi produk-produk asuransi di Indonesia termasuk yang terendah di Asia Tenggara. Di sisi lain, edukasi dan sosialisasi ke masyarakat merupakan salah satu kunci untuk mendorong penetrasi.
"Pandemi ini menjadi momentum yang bagus karena kita lihat risiko terhadap kesehatan sangat tinggi. Ini waktu yang tepat asuransi jiwa untuk memperbesar penetrasinya," ungkapnya.
Hariyadi menuturkan, pemerintah memiliki pekerjaan rumah untuk menyusun regulasi spesifik yang sesuai dengan kebutuhan industri asuransi saat ini. Regulasi tentang pemanfaatan teknologi informasi bagi asuransi perlu dipermudah untuk meningkatkan efisiensi dan pelayanan kepada konsumen.
( Baca juga:Kisah Habib Rizieq Ketika Sekolah di SMP Kristen Bethel Petamburan )
"Pemerintah juga harus segera menyelesaikan permasalahan yang dialami asuransi Bumiputera dan Jiwasraya dengan cepat. Ini untuk memulihkan kepercayaan masyarakat," tuturnya.
(uka)