Gelar RUPSLB, Mungkinkah Direksi Garuda Bakal Dirombak?

Jum'at, 20 November 2020 - 11:36 WIB
loading...
Gelar RUPSLB, Mungkinkah...
Mengusung tema Terbang Tinggi dan Tetap Terlindungi ini merupakan karya Helena Callista pemenang tahap kedua kompetisi Fly Your Design Through The Sky. Foto:SINDOnews/Hasiholan Siahaan
A A A
JAKARTA - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) pada Jumat (20/11) pagi ini pukul 09.00 WIB dijadwalkan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Setidaknya terdapat tiga mata acara dalam RUPSLB tersebut.

Agenda pertama penerbitan obligasi wajib konversi dengan nilai total sebanyak-banyaknya sebesar Rp8,5 triliun melalui mekanisme Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu. Sedangkan agenda kedua perubahan anggaran dasar perseran dan agenda terakhir perubahan susunan pengurus perseroan.

(Baca Juga : Musim Liburan Bakal Tiba, Jumlah Penerbangan Diprediksi Meningkat)

Mungkinkan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) selaku pemegang saham mayoritas PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk akan kembali merombak jajaran direksi maskapai pelat merah tersebut?

Pengamat Penerbangan dari Arista Indonesia Aviation Center (AIAC) Arista Atmadjati mengatakan saat ini Garuda Indonesia mengalami tantangan yang besar terutama imbas dari pandemi Covid-19. “Siapa pun pilot GA 1 saat ini akan tetap sulit jadi dirut, karena dampak global industri penerbangan akibat Covid,” kata Arista dalam pesan singkatnya di Jakarta, Jumat (20/11/2020).

(Baca Juga : Garuda Indonesia dan Carex Beri Pengalaman Terbang Aman dan Nyaman Saat Pandemi)

Meski demikian, menurutnya untuk industri penerbangan di Tanah Air diprediksikan lebih cepat pulih dibandingkan kondisi secara global. “Untuk Indonesia bisa jadi agak lebih cepat pulih, prediksi saya di Mei 2021 mulai ada pembelian tiket staf pemerintah dan belanja APBN, disisi lain terdapat libur sekolah, Idul Fitri dengan catatan vaksin sudah beredar di masyarakat,” terangnya.

Menurut Arista, permasalahan yang terdapat di manajemen Garuda yakni organisasi kantor pusat dan daerah yang terlalu banyak. Disisi lain birokrasi perseroan dalam merespon pasar sangat lambat. “Di Garuda terlalu banyak kotak-kotak pejabat, sungguh aneh gak efisien,” tegasnya.
(her)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1469 seconds (0.1#10.140)