Gelombang Kedua Kasus Covid-19 Mencuat, Awasi Koreksi Bursa Saham
loading...
A
A
A
JAKARTA - Perkembangan kasus Covid-19 serta penemuan vaksin, masih menjadi sentimen yang bakal mempengaruhi gerak pasar modal pada pekan terakhir di bulan November 2020. Direktur Investama Hans Kwee menerangkan, peningkatan kasus Covid-19 pada beberapa negara di dunia disertai mulai turunnya optimisme vaksin membuat pasar saham diprediksi akan konsolidasi melemah.
Ditambah masalah stimulus dan pasar keuangan yang naik banyak beberapa pekan terakhir, sehingga membuka koreksi sehat IHSG. "Support IHSG di level 5.541 sampai 5.462 dan resistance di level 5.628 sampai 5.657," kata Hans Kwee di Jakarta, Minggu (22/11/2020).
(Baca Juga: Data Sepekan 16-20 November, Kapitalisasi Pasar Modal Naik Tembus Rp6.474,868 Triliun )
Lalu di tengah kenaikan kasus covid-19, nampaknya pasar keuangan memperhatikan masalah antara The Fed dan Departemen Keuangan terkait program kredit bantuan pandemi.
"Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan, program kredit bantuan pandemic sebesar USD 455 miliar yang dialokasikan musim semi lalu di bawah undang-undang CARES harus dikembalikan ke kongres untuk dialokasikan kembali sebagai hibah untuk perusahaan kecil," katanya.
(Baca Juga: Kuartal IV, Pasar IPO Indonesia Diprediksi Capai USD500 Juta )
Lalu program ini dianggap penting bagi bank Sentral dan bila dihentikan akan berdampak tidak baik bagi perekonomian. "Ketika kasus infeksi baru covid 19 meningkat diikuti pembatasan kegiatan sosial dapat mendorong gelombang PHK baru dan perlambatan pemulihan ekonomi," terangnya.
Selain itu, pelaku pasar keuangan kecewa karena berharap The Fed dan Departemen Keuangan dapat bekerja sama mengatasi dampak Pandemi yang akhir-akhir ini meningkat risikonya.
Ditambah masalah stimulus dan pasar keuangan yang naik banyak beberapa pekan terakhir, sehingga membuka koreksi sehat IHSG. "Support IHSG di level 5.541 sampai 5.462 dan resistance di level 5.628 sampai 5.657," kata Hans Kwee di Jakarta, Minggu (22/11/2020).
(Baca Juga: Data Sepekan 16-20 November, Kapitalisasi Pasar Modal Naik Tembus Rp6.474,868 Triliun )
Lalu di tengah kenaikan kasus covid-19, nampaknya pasar keuangan memperhatikan masalah antara The Fed dan Departemen Keuangan terkait program kredit bantuan pandemi.
"Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan, program kredit bantuan pandemic sebesar USD 455 miliar yang dialokasikan musim semi lalu di bawah undang-undang CARES harus dikembalikan ke kongres untuk dialokasikan kembali sebagai hibah untuk perusahaan kecil," katanya.
(Baca Juga: Kuartal IV, Pasar IPO Indonesia Diprediksi Capai USD500 Juta )
Lalu program ini dianggap penting bagi bank Sentral dan bila dihentikan akan berdampak tidak baik bagi perekonomian. "Ketika kasus infeksi baru covid 19 meningkat diikuti pembatasan kegiatan sosial dapat mendorong gelombang PHK baru dan perlambatan pemulihan ekonomi," terangnya.
Selain itu, pelaku pasar keuangan kecewa karena berharap The Fed dan Departemen Keuangan dapat bekerja sama mengatasi dampak Pandemi yang akhir-akhir ini meningkat risikonya.
(akr)