Seperti ini Strategi Penguasa Pasar di Tengah Pandemi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kondisi bisnis dan ekonomi boleh saja terpuruk karena pandemi Virus Covid 19 (Corona). Namun hal itu bukan berarti saat ini adalah waktu untuk menyerah, pasrah dengan kondisi yang ada. Buat pelaku bisnis, apalagi yang telah menguasai pasar, saat seperti ini merupakan saat yang tepat untuk meningatkan brand awearnes dan berekspansi masuk ke ceruk pasar yang sebelumnya belum dijamah.
Para market leader memiliki pandangan, bisnis selalu memiliki siklus. kondisi bisnis menururn pasti akan berakhir. Di saat kondisi bisnis mulai bangkit, mereka pun memastikan bahwa produk yang mereka tawarkan akan tetap menjadi pilihan utama konsumen.
Seperti yang dilakukan oleh, PT Duta Abadi Primantara (DAP), produsen dan importir matras. DAP saat ini menjadi penguasa pasar untuk menyediakan matras (tempat tidur) untuk katagori hotel bintang 3 ke atas, dengan market market share hingga 70%. Saat ini ADP menjadi pemegang lisensi untuk matras dengan merek terkemuka seperti King Koil®️, Serta®️, Tempur®️, Florence®️ hingga Ogawa®️.
Perusahaan ini juga telah menjalin kerjasama dengan lebih dari 1000 dealer untuk melayani konsumen yang ada di Pulau Jawa, Sumatra, Sulawesi, Bali, NTT, Kalimantan dan Papua. Bagi perusahaan yang telah 30 tahun ini, pandemi tak menjadi penghalang untuk berekspansi sekaligus berinovasi.
Di tengah masa pandemi perusahaan terus berusaha mendekatkan diri dengan konsumen. Melalaui semua channel distribusi yang dimilikinya, baik modern maupun traditional channel. Seperti Agustus 2020 lalu, meski dengan syarat yang ketat, ADP berhasil menambah jaringan butik American Giant Mattress (AGM) ke-32 di Kota Surabaya
Kehadiran butik AGM Surabaya ini melengkapi 31 butik sebelumnya yang sudah tersebar luas di 23 kota besar di Indonesia. Yakni Medan, Padang, Batam, Pekanbaru, Siak, Tanjung Pinang, Jambi, Palembang, Lampung, Jakarta, Bekasi, Bandung, Cirebon, Tegal, Semarang, Yogyakarta, Solo, Malang, Denpasar, Banjarmasin, Pontianak, Manado dan Jayapura.
Tidak hanya pengunjung, penerapan protokol kesehatan juga berlaku produk-produk yang dijual clearance sale ini. Setiap kasur pada pameran ini sudah disterilisasi sebelum dipamerkan ke konsumen. Pembersihan produk-produk secara berkala dengan disinfektan juga dilakukan agar pengunjung tetap merasa aman dan nyaman selama berbelanja. Jumlah pengunjung juga dibatasi, hanya 45 orang dalam sekali masuk. Selain itu, untuk pembayaran transaksi, pengunjung disarakan untuk mengunakan secara cashless.
Edukasi Konsumen
Tak hanya menjual produk, dalam event ini PT DAP juga mensosialisasikan tentang penggunaan kasur yang benar kepada konsumen.
Disadari atau tidak, usia pemakaian kasur ternyata membawa pengaruh besar terhadap kenyamanan tidur. Menurut Bill Fish, sleep coach dari Sleep Foundation.org, kasur yang telah berusia tua sangat rentan menjadi sarang tungau debu. Hal ini disebabkan karena tubuh mengeluarkan kulit mati dan minyak alami yang mengundang tungau. Jumlah tungau dalam kasur ini akan semakin banyak seiring dengan usia pemakaian kasur yang semakin tua.
Mengutip penjelasan John D. Ramirez Jr dari Florida Orthopedic Institute, bahwa tungau dapat menyebabkan penyakit kulit seperti eksim, sementara kotoran dari tungau menjadi faktor utama timbulnya alergi. Selain alergi, kasur berusia tua juga dapat menyebabkan asma dan rasa nyeri pada leher dan punggung.
Sementara menurut Asosiasi Produk Tidur Internasional (The Better Sleep Council) pemakaian kasur maksimal idealnya adalah tujuh sampai sepuluh tahun lamanya. Lebih dari itu, baiknya sudah harus mengganti dengan kasur yang baru.
Selain usia pemakaian kasur, pemilihan jenis kasur ternyata juga tidak kalah penting untuk diperhatikan. Pilihan kasur biasanya beragam disesuaikan dengan kondisi tubuh dan kebutuhan. Misalnya, orang dengan postur tubuh yang besar atau memiliki masalah pada tulang punggung lebih cocok menggunakan kasur dengan feel yang lebih keras.
Tidur malam merupakan bagian penting dari kehidupan manusia. Kita menghabiskan sepertiga dari hidup untuk tidur, dan tidur yang sehat dapat membantu meningkatkan kualitas hidup.
Matras yang baik dan berkualitas akan memberikan lingkungan yang sehat dan tempat untuk beristirahat yang dapat mendukung terjadinya regenerasi sel didalam tubuh dan kesehatan mental. “Sehingga setelah bangun akan dapat memperoleh kembali tenaga untuk menjalankan aktifitas di siang hari.” ujar Mukti Argo selaku Group Brand Manager DAP.
Di tengah pandemi, tidak semua perusahaan yang bergerak di bisnis furniture mampu mendulang laba. PT Chitose Internasional Tbk, emiten dengan kode CINT ini dalam sembilan bulan pertama tahun 2020 membukukan rugi bersih Rp 361,84 juta hingga akhir September lalu.
Padahal pada semester I-2020, CINT masih mencatatkan laba tahun berjalan yang diatribusikan ke entitas induk sebesar Rp 1,21 miliar. Hingga kuartal III-2019 pun, Chitose masih mencetak laba bersih sebesar Rp 981,93 juta.
Pendapatan perusahan juga turun hingga 20% di sembilan bulan pertama tahun ini. Pendapatan produsen furnitur ini tercatat hanya Rp 200,24 miliar. Penurunan ini terjadi karena penjualan CINT secara lokal anjlok sampai 24,86% yoy menjadi Rp 186,17 miliar.
Emiten lainnya yang bergerak di bisnis furniture, PT Gema Grahasarana Tbk (GEMA) juga turut mencatatkan penurunan penjualan sebesar 14,5% yoy menjadi Rp 428,06 miliar. Adapun laba neto tahun berjalan GEMA merosot hingga 87,6% yoy menjadi hanya Rp 1,85 miliar dari sebelumnya Rp 15,07 miliar di semester I 2019.
Para market leader memiliki pandangan, bisnis selalu memiliki siklus. kondisi bisnis menururn pasti akan berakhir. Di saat kondisi bisnis mulai bangkit, mereka pun memastikan bahwa produk yang mereka tawarkan akan tetap menjadi pilihan utama konsumen.
Seperti yang dilakukan oleh, PT Duta Abadi Primantara (DAP), produsen dan importir matras. DAP saat ini menjadi penguasa pasar untuk menyediakan matras (tempat tidur) untuk katagori hotel bintang 3 ke atas, dengan market market share hingga 70%. Saat ini ADP menjadi pemegang lisensi untuk matras dengan merek terkemuka seperti King Koil®️, Serta®️, Tempur®️, Florence®️ hingga Ogawa®️.
Perusahaan ini juga telah menjalin kerjasama dengan lebih dari 1000 dealer untuk melayani konsumen yang ada di Pulau Jawa, Sumatra, Sulawesi, Bali, NTT, Kalimantan dan Papua. Bagi perusahaan yang telah 30 tahun ini, pandemi tak menjadi penghalang untuk berekspansi sekaligus berinovasi.
Di tengah masa pandemi perusahaan terus berusaha mendekatkan diri dengan konsumen. Melalaui semua channel distribusi yang dimilikinya, baik modern maupun traditional channel. Seperti Agustus 2020 lalu, meski dengan syarat yang ketat, ADP berhasil menambah jaringan butik American Giant Mattress (AGM) ke-32 di Kota Surabaya
Kehadiran butik AGM Surabaya ini melengkapi 31 butik sebelumnya yang sudah tersebar luas di 23 kota besar di Indonesia. Yakni Medan, Padang, Batam, Pekanbaru, Siak, Tanjung Pinang, Jambi, Palembang, Lampung, Jakarta, Bekasi, Bandung, Cirebon, Tegal, Semarang, Yogyakarta, Solo, Malang, Denpasar, Banjarmasin, Pontianak, Manado dan Jayapura.
Tidak hanya pengunjung, penerapan protokol kesehatan juga berlaku produk-produk yang dijual clearance sale ini. Setiap kasur pada pameran ini sudah disterilisasi sebelum dipamerkan ke konsumen. Pembersihan produk-produk secara berkala dengan disinfektan juga dilakukan agar pengunjung tetap merasa aman dan nyaman selama berbelanja. Jumlah pengunjung juga dibatasi, hanya 45 orang dalam sekali masuk. Selain itu, untuk pembayaran transaksi, pengunjung disarakan untuk mengunakan secara cashless.
Edukasi Konsumen
Tak hanya menjual produk, dalam event ini PT DAP juga mensosialisasikan tentang penggunaan kasur yang benar kepada konsumen.
Disadari atau tidak, usia pemakaian kasur ternyata membawa pengaruh besar terhadap kenyamanan tidur. Menurut Bill Fish, sleep coach dari Sleep Foundation.org, kasur yang telah berusia tua sangat rentan menjadi sarang tungau debu. Hal ini disebabkan karena tubuh mengeluarkan kulit mati dan minyak alami yang mengundang tungau. Jumlah tungau dalam kasur ini akan semakin banyak seiring dengan usia pemakaian kasur yang semakin tua.
Mengutip penjelasan John D. Ramirez Jr dari Florida Orthopedic Institute, bahwa tungau dapat menyebabkan penyakit kulit seperti eksim, sementara kotoran dari tungau menjadi faktor utama timbulnya alergi. Selain alergi, kasur berusia tua juga dapat menyebabkan asma dan rasa nyeri pada leher dan punggung.
Sementara menurut Asosiasi Produk Tidur Internasional (The Better Sleep Council) pemakaian kasur maksimal idealnya adalah tujuh sampai sepuluh tahun lamanya. Lebih dari itu, baiknya sudah harus mengganti dengan kasur yang baru.
Selain usia pemakaian kasur, pemilihan jenis kasur ternyata juga tidak kalah penting untuk diperhatikan. Pilihan kasur biasanya beragam disesuaikan dengan kondisi tubuh dan kebutuhan. Misalnya, orang dengan postur tubuh yang besar atau memiliki masalah pada tulang punggung lebih cocok menggunakan kasur dengan feel yang lebih keras.
Tidur malam merupakan bagian penting dari kehidupan manusia. Kita menghabiskan sepertiga dari hidup untuk tidur, dan tidur yang sehat dapat membantu meningkatkan kualitas hidup.
Matras yang baik dan berkualitas akan memberikan lingkungan yang sehat dan tempat untuk beristirahat yang dapat mendukung terjadinya regenerasi sel didalam tubuh dan kesehatan mental. “Sehingga setelah bangun akan dapat memperoleh kembali tenaga untuk menjalankan aktifitas di siang hari.” ujar Mukti Argo selaku Group Brand Manager DAP.
Di tengah pandemi, tidak semua perusahaan yang bergerak di bisnis furniture mampu mendulang laba. PT Chitose Internasional Tbk, emiten dengan kode CINT ini dalam sembilan bulan pertama tahun 2020 membukukan rugi bersih Rp 361,84 juta hingga akhir September lalu.
Padahal pada semester I-2020, CINT masih mencatatkan laba tahun berjalan yang diatribusikan ke entitas induk sebesar Rp 1,21 miliar. Hingga kuartal III-2019 pun, Chitose masih mencetak laba bersih sebesar Rp 981,93 juta.
Pendapatan perusahan juga turun hingga 20% di sembilan bulan pertama tahun ini. Pendapatan produsen furnitur ini tercatat hanya Rp 200,24 miliar. Penurunan ini terjadi karena penjualan CINT secara lokal anjlok sampai 24,86% yoy menjadi Rp 186,17 miliar.
Emiten lainnya yang bergerak di bisnis furniture, PT Gema Grahasarana Tbk (GEMA) juga turut mencatatkan penurunan penjualan sebesar 14,5% yoy menjadi Rp 428,06 miliar. Adapun laba neto tahun berjalan GEMA merosot hingga 87,6% yoy menjadi hanya Rp 1,85 miliar dari sebelumnya Rp 15,07 miliar di semester I 2019.
(eko)