Sri Mulyani Ungkap Alasan Pemerintah Pangkas Libur Akhir Tahun
loading...
A
A
A
Dia menambahkan, untuk bulan Desember 2020 ini jika jumlah libur dan cuti bersama tidak dipangkas, maka jumlah hari kerjanya hanya 16 hari, lebih sedikit dibanding Desember 2019 yang sebanyak 20 hari kerja.
"Intinya kita membuat kebijakan itu tidak hanya satu sisi tapi kita harus lihat semua sisi, mulai aspek kesehatan, ekonomi, kegiatan usaha dan lain-lain. Ini yang dimaksud presiden apakah jumlah hari kerja atau libur panjang ini dalam suasana Covid menimbulkan dampak yang justru tidak kita kehendaki yaitu jumlah kasus meningkat namun dari sisi jumlah aktivitas ekonominya tidak terjadi kenaikan," paparnya.
( )
Lebih lanjut, Menkeu menjelaskan, kendala konsumsi di masyarakat menengah atas adalah kepercayaan (confident) soal penanganan pandemi. Pasalnya, mereka fokus pada masalah keamanan dan kesehatan sebagai prioritas dibandingkan daya beli.
"Jadi, buat mereka mau melakukan kegiatan apapun, apakah wisata dan lain-lain, asalkan mereka bisa diyakinkan bahwa pencegahan Covid-19 atau disiplin protokol dilakukan sehigga tidak terjadi penularan. Atau, idealnya kalau vaksin sudah ada," tandasnya.
Sebelumnya, pemerintah memutuskan untuk memangkas libur akhir tahun 2020. Dalam rapat terbatas pagi tadi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar keputusan ini segera dikoordinasikan dengan kementerian dan lembaga terkait.
( )
Seperti diketahui pada akhir Desember mendatang akan ada periode libur panjang akhir tahun. Dimana akan ada libur Nasional Hari Raya Natal tanggal 25 Desember 2020 dan Tahun Baru 1 Januari 2021. Selain itu ada cuti bersama Hari Raya Natal tanggal 24 Desember 2020. Lalu, juga ada cuti bersama bersama lebaran yang digeser ke bulan Desember tahun 28,29,30, dan 31 Desember 2020.
"Intinya kita membuat kebijakan itu tidak hanya satu sisi tapi kita harus lihat semua sisi, mulai aspek kesehatan, ekonomi, kegiatan usaha dan lain-lain. Ini yang dimaksud presiden apakah jumlah hari kerja atau libur panjang ini dalam suasana Covid menimbulkan dampak yang justru tidak kita kehendaki yaitu jumlah kasus meningkat namun dari sisi jumlah aktivitas ekonominya tidak terjadi kenaikan," paparnya.
( )
Lebih lanjut, Menkeu menjelaskan, kendala konsumsi di masyarakat menengah atas adalah kepercayaan (confident) soal penanganan pandemi. Pasalnya, mereka fokus pada masalah keamanan dan kesehatan sebagai prioritas dibandingkan daya beli.
"Jadi, buat mereka mau melakukan kegiatan apapun, apakah wisata dan lain-lain, asalkan mereka bisa diyakinkan bahwa pencegahan Covid-19 atau disiplin protokol dilakukan sehigga tidak terjadi penularan. Atau, idealnya kalau vaksin sudah ada," tandasnya.
Sebelumnya, pemerintah memutuskan untuk memangkas libur akhir tahun 2020. Dalam rapat terbatas pagi tadi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar keputusan ini segera dikoordinasikan dengan kementerian dan lembaga terkait.
( )
Seperti diketahui pada akhir Desember mendatang akan ada periode libur panjang akhir tahun. Dimana akan ada libur Nasional Hari Raya Natal tanggal 25 Desember 2020 dan Tahun Baru 1 Januari 2021. Selain itu ada cuti bersama Hari Raya Natal tanggal 24 Desember 2020. Lalu, juga ada cuti bersama bersama lebaran yang digeser ke bulan Desember tahun 28,29,30, dan 31 Desember 2020.
(ind)