Seruan tersebut dikemukakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi, menyikapi paparan para koordinator penyuluh BPP KostraTani dari 17 provinsi yang masuk kategori wilayah Kuning dan Merah lantaran beberapa kabupaten belum menuntaskan Laput.
(Baca juga:Kementan Dorong Sertifikasi Calon ASN PPPK Penyuluh Pertanian)
“Laput Kementan menjadi dasar alokasi pupuk, benih, obat-obatan. Misal jadwal distribusi. Akurasi sangat vital. Dampaknya buruk, kalau salah. Pembangunan pertanian akan lebih baik, kalau laporan benar dan tepat,” kata Dedi Nursyamsi pada virtual meeting Mentan Sapa Petani dan Penyuluh (MSPP) Vol. 26.
Baca Juga:
Menurutnya, Laput Kementan, instrumen untuk menghimpun data dan laporan capaian program utama Kementan dari kecamatan, yang dilaporkan Balai Penyuluhan Pertanian Pelaksana Komando Strategis Pembangunan Pertanian (BPP KostraTani) melalui Agriculture War Room (AWR) di Jakarta, kantor pusat Kementan.
(Baca juga:Penyuluh Pertanian Lapangan Wajib Dampingi Petani Dikampung)
Mengacu instruksi Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo bahwa Laput Kementan meliputi ketersediaan komoditas strategis, jumlah penerima Kredit Usaha Rakyat (KUR), peningkatan ekspor, penurunan losses, angka stunting, menurunkan daerah rawan pangan, petani milenial, investasi, SDM pertanian dan jumlah kegiatan yang dilaksanakan oleh BPP KostraTani.
“KostraTani tempat kita berkumpul dengan cara-cara baru. Kita tinggalkan pola lama. Cara usang yang tidak cocok lagi untuk mengelola pertanian. Kita gunakan pendekatan teknologi 4.0 untuk satukan petani dengan penyuluh di daerah dengan Kementan di Jakarta. Kita hapus sekat pusat dan daerah,” kata Mentan dikutip Dedi Nursyamsi.