LPDB-KUMKM Ditugaskan untuk Prioritaskan Pembiayaan ke Koperasi
loading...
A
A
A
LHOKSEUMAWE - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menugaskan, manajemen Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) untuk menyiapkan skema pinjaman/pembiayaan yang memungkinkan dapat memperkuat peran koperasi untuk penyerapan produk-produk pangan masyarakat, termasuk kopi.
(Baca Juga: Bikin Ekonomi Bangkit Lewat Dana Bergulir, LPDB-KUMKM Gandeng Kejari Kota Bandung )
Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM M Riza Damanik mengatakan, langkah tersebut diambil sebagai upaya memitigasi dampak pandemi Covid-19, yang diketahui dari sisi demand mengalami gangguan (penurunan), dan dari sisi supply produknya pun juga terganggu.
“Khusus untuk komoditas kopi, berdasarkan informasi dari Bupati Bener Meriah, Tgk H. Sarkawi bahwa kopi produksi masyarakat Bener Meriah yang dikenal dengan Kopi Gayo sebelum pandemi Covid-19, hampir 90% di ekspor ke sejumlah negara. Namun saat terjadi pandemi, pasar luar negeri mengalami penurunan daya beli, sehingga terjadi penumpukan stok,” kata Riza saat melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Bener Meriah, Lhokseumawe, Aceh, Selasa (24/11/2020).
Oleh karena itu, lanjut Riza, perlu ada terobosan. “Pak Menteri melalui LPDB- KUMKM, memberikan prioritas pembiayaannya kepada koperasi,” katanya.
Diharapkan, dengan mendapatkan pinjaman/pembiayaan dari LPDB-KUMKM, nantinya koperasi dapat memainkan peran strategis, yakni menjadi agregator, menyerap produk-produk petani kopi. Lalu, pada saat yang bersamaan juga mencari atau membangun kemitraan dengan pasar lain.
“Kalau sekiranya pasar kopi harganya sudah pulih, bisa langsung dilepas ke pasar. Tapi bila harga masih tetap rendah bisa menggunakan skema resi gudang,” ungkapnya.
(Baca Juga: Salurkan Dana PEN Rp455 Miliar, Bos LPDB-KUMKM: ke Macam-macam Sektor )
Selain itu, untuk komoditas tertentu bisa dioptimalkan penyerapannya melalui belanja Pemerintah. Misalnya, Kementerian Sosial untuk bantuan sosial, kemudian Kementerian Kesehatan untuk komoditas yang bisa menekan stunting. “Semua strategi tersebut, sedang kita optimalkan untuk menjaga daya beli dan penyerapan produk-produk rakyat,” kata Riza.
Siap Membiayai
(Baca Juga: Bikin Ekonomi Bangkit Lewat Dana Bergulir, LPDB-KUMKM Gandeng Kejari Kota Bandung )
Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM M Riza Damanik mengatakan, langkah tersebut diambil sebagai upaya memitigasi dampak pandemi Covid-19, yang diketahui dari sisi demand mengalami gangguan (penurunan), dan dari sisi supply produknya pun juga terganggu.
“Khusus untuk komoditas kopi, berdasarkan informasi dari Bupati Bener Meriah, Tgk H. Sarkawi bahwa kopi produksi masyarakat Bener Meriah yang dikenal dengan Kopi Gayo sebelum pandemi Covid-19, hampir 90% di ekspor ke sejumlah negara. Namun saat terjadi pandemi, pasar luar negeri mengalami penurunan daya beli, sehingga terjadi penumpukan stok,” kata Riza saat melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Bener Meriah, Lhokseumawe, Aceh, Selasa (24/11/2020).
Oleh karena itu, lanjut Riza, perlu ada terobosan. “Pak Menteri melalui LPDB- KUMKM, memberikan prioritas pembiayaannya kepada koperasi,” katanya.
Diharapkan, dengan mendapatkan pinjaman/pembiayaan dari LPDB-KUMKM, nantinya koperasi dapat memainkan peran strategis, yakni menjadi agregator, menyerap produk-produk petani kopi. Lalu, pada saat yang bersamaan juga mencari atau membangun kemitraan dengan pasar lain.
“Kalau sekiranya pasar kopi harganya sudah pulih, bisa langsung dilepas ke pasar. Tapi bila harga masih tetap rendah bisa menggunakan skema resi gudang,” ungkapnya.
(Baca Juga: Salurkan Dana PEN Rp455 Miliar, Bos LPDB-KUMKM: ke Macam-macam Sektor )
Selain itu, untuk komoditas tertentu bisa dioptimalkan penyerapannya melalui belanja Pemerintah. Misalnya, Kementerian Sosial untuk bantuan sosial, kemudian Kementerian Kesehatan untuk komoditas yang bisa menekan stunting. “Semua strategi tersebut, sedang kita optimalkan untuk menjaga daya beli dan penyerapan produk-produk rakyat,” kata Riza.
Siap Membiayai