Ada RCEP, Kinerja Dagang Negara Kawasan Meningkat

Sabtu, 28 November 2020 - 09:00 WIB
loading...
Ada RCEP, Kinerja Dagang Negara Kawasan Meningkat
Ilustrasi/REUTERS
A A A
JAKARTA - Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga menekankan pentingnya kerjasama Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) bagi negara anggota khususnya kawasan Asia Tenggara termasuk Indonesia. Kerjasama ini mengangkat tema keberlanjutan, karakteristik unik negara-negara anggota dan volume perdagangan antar anggota.

Berbeda dengan kawasan Uni Eropa dan Amerika Serikat, kawasan Asia Tenggara lebih terbuka terhadap kerjasama perdagangan multilateral yang tentunya bisa diperluas ke negara anggota lain di luar Asia Tenggara seperti Australia, Korea Selatan, Jepang, India, Tiongkok dan Selandia Baru. Bagi kawasan Asia Tenggara, lanjut dia, RCEP adalah kerjasama terbesar kedua setelah WTO. Harapannya ini juga bisa menarik kerjasama perdagangan dengan negara di kawasan lain.

"Saya melihat RCEP ke depan akan berkontribusi besar dalam pertumbuhan ekonomi di kawasan, mengingat secara kebijakan politik perdagangan antar anggota sangatlah identik. Dan kawasan lain seperti Asia Selatan semoga bisa melakukan kerjasama perdanganan dengan kita, mengingat pasar yang besar. Kita harus sama-sama memanfaatkan momentum ini dengan sebaik-baiknya,” kata Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga.



Asst Prof of International Studies, Hamilton Lugar School of International Studies dari Indiana University, Bloomington Sarah Danzman menekankan bahwa saat ini aktivitas perdagangan material secara global masih berjalan. Namun demikina, banyak tantangan yang harus dihadapi, meskipun baru-baru ini pemerintah Amerika Serikat yang baru memberikan sinyal positif terkait kebijakan perdagangan internasional mereka. “Meskipun Pemerintahan AS yang baru, Joe Bidden dan Kamala Haris terlihat sangat terbuka untuk mengubah kebijakan perdangan internasional mereka, namun mereka juga perlu tetap memperhatikan kepentingan kelas pekerja dan kelas menengah mereka sendiri," sebut dia.



Kerjasama dan negosiasi perdangan dengan negara- negara lain seperti Asia Pasifik misalnya, dia rasa masih akan berjalan lambat karena alasan kebijakan yang memprioritaskan kepentingan domestik tadi. "Secara umum aktivitas perdagangan material global masih akan menghadapi tantangan yang cukup berat, tapi saya tetap optimistis,” katanya.
(nng)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2361 seconds (0.1#10.140)