"Ini ada peluang untuk IHSG ke level 6.000, kita lihat investor ritel cukup dominan di pasar, kemudian kita lihat beberapa institusi asing mulai beli di pasar Asia di emerging market termasuk Indonesia juga kita lihat pasar sangat berpeluang masuk ke 6.000," ujar Hans saat dihubungi MNC News Portal, Sabtu (28/11/2020).
Baca Juga: IHSG Sepekan, Melesat Hampir 4%
Hans menambahkan, setidaknya terdapat tiga faktor yang dapat menjadi pendorong IHSG ke level 6.000 hingga akhir tahun ini. Pertama adalah terkait pengembangan vaksin Covid-19 yang akan berdampak kepada pergerakan investor di pasar modal Indonesia. "Perkembangan vaksin akan sangat menentukan apakah investor bisa masuk, karena kita tau Indonesia cukup mengandalkan masalah vaksin dan penelitian vaksin cukup baik saat ini di pasar sehingga ini menjadi sentimen positif di pasar," katanya.
Baca Juga:
Baca Juga: Efek Vaksin Covid, IHSG Jadi Ngamukan
Faktor kedua adalah mengenai pengendalian pandemi Covid-19 di Tanah Air. Menurutnya, jika pemerintah berhasil menangani pandemi dan menurunkan angka penyebaran Covid-19, maka akan berpengaruh terhadap perekonomian. "Kalau dalam negeri berhasil mengendalikan Covid tentunya tidak perlu PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang ketat dan ini tentu akan bagus bagi ekonomi dan bagus untuk indeks kita," ucap Hans.
Baca Juga: KFC Sempoyongan, Tanggung Rugi Rp283 Miliar
Faktor ketiga, menurut Hans, dipengaruhi dari luar negeri atau tepatnya Amerika Serikat (AS), dimana pemilihan kabinet presiden AS terpilih Joe Biden akan memberikan dampak yang besar terhadap pasar secara global. "Bagaimana Joe Biden dengan kabinetnya juga berpengaruh kepada pasar, siapa aja yang akan masuk ke kementerian mereka itu sangat mempengaruhi pasar," tuturnya.
(nng)