Sri Mulyani: Inflasi 2020 1,15%, Terendah Selama 6 Tahun Terakhir
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, bahwa tingkat inflasi di tahun 2020 adalah sebesar 1,5%. Angka tersebut merupakan yang terendah selama 6 tahun terakhir.
"Outlook 2020 kita perkirakan inflasi 1,5 persen. sangat rendah dalam 6 tahun terakhir. Jauh lebih rendah, single digit dan sangat rendah," katanya dalam Konferensi Pers Strategi Implementasi APBN 2021, Selasa (1/12/1010).
(Baca Juga: Pengumuman: Sah, November Terjadi Inflasi 0,28% )
Ia menilai bahwa rendahnya inflasi yang terjadi di Tanah Air karena adanya pandemi covid-19, sehingga menyebabkan permintaan menurun. Dimana BPS pada hari ini merilis data inflasi pada bulan November 2020 terjadi inflasi sebesar 0,28 %.
"Hari ini BPS sampaikan inflasi dan kita lihat masih di relatif rendah karena permintaan memang masih melemah dengan adanya covid. Di satu sisi berikan efek cost of fund lebih rendah, namun kita tetap perlu berhati-hati melihat dari sisi demand yang harus perlu diperkuat," ujarnya.
(Baca Juga: Ini Kelompok Penyumbang Inflasi November 2020 Capai 0,28% )
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menambahkan, pada kuartal III terjadi titik balik. Dimana semua agregat demand mengalami pembalikan, kecuali impor masih terkontraksi lebih dalam.
"Namun pertumbuhan ekonomi kita relatif sudah tunjukkan turning point, artinya terburuk di kuartal II sudah lewat, worst sudah over. Namun tidak berarti kita harus terlena karena ini masih berupa pembalikan awal dan harus dijaga," tutupnya.
"Outlook 2020 kita perkirakan inflasi 1,5 persen. sangat rendah dalam 6 tahun terakhir. Jauh lebih rendah, single digit dan sangat rendah," katanya dalam Konferensi Pers Strategi Implementasi APBN 2021, Selasa (1/12/1010).
(Baca Juga: Pengumuman: Sah, November Terjadi Inflasi 0,28% )
Ia menilai bahwa rendahnya inflasi yang terjadi di Tanah Air karena adanya pandemi covid-19, sehingga menyebabkan permintaan menurun. Dimana BPS pada hari ini merilis data inflasi pada bulan November 2020 terjadi inflasi sebesar 0,28 %.
"Hari ini BPS sampaikan inflasi dan kita lihat masih di relatif rendah karena permintaan memang masih melemah dengan adanya covid. Di satu sisi berikan efek cost of fund lebih rendah, namun kita tetap perlu berhati-hati melihat dari sisi demand yang harus perlu diperkuat," ujarnya.
(Baca Juga: Ini Kelompok Penyumbang Inflasi November 2020 Capai 0,28% )
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menambahkan, pada kuartal III terjadi titik balik. Dimana semua agregat demand mengalami pembalikan, kecuali impor masih terkontraksi lebih dalam.
"Namun pertumbuhan ekonomi kita relatif sudah tunjukkan turning point, artinya terburuk di kuartal II sudah lewat, worst sudah over. Namun tidak berarti kita harus terlena karena ini masih berupa pembalikan awal dan harus dijaga," tutupnya.
(akr)