Ngeri Kaka! Brondong Perkotaan yang Nganggur Makin Banyak
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pandemi virus corona (Covid-19) mempengaruhi hampir sebagian besar lini bisnis di Indonesia. Hal ini membuat perusahaan-perusahaan pun banyak yang bertumbangan. Dampaknya, angka pengangguran semakin bertambah karena banyak perusahaan yang terpaksa harus merumahkan karyawannya. Kini angka penganggura bertambah hingga mencapai 9,77 juta orang.
Berdasarkan informasi, Badan Pusat Statistik (BPS)jumlah pengangguran periode Agustus 2020 mengalami peningkatan sebanyak 2,67 juta orang. Dengan demikian, jumlah angkatan kerja di Indonesia yang menganggur menjadi sebesar 9,77 juta orang
“Seperti mengelola sumber daya ekonomi dan meningkatkan nilai tambah pada ekonomi, karena seperti yang diketahui, pandemi covid-19 menyebabkan kontraksi pada sector manufaktur yang kemudian meningkatkan tingkat pengangguran terbuka, menjadi 9,77 juta,” ujar Pengamat Ekonomi Pertanian dari Universitas Unila Lampung, Prof Bustanul Arifin, dalam acara Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) secara virtual, Rabu (2/12/2020).
Menurut Bustanul Arifin, angka pengangguran ini kebanyakan menimpa masyarakat yang memiliki usia muda. Di mana perkiraanya, rentan umur pengangguran yang terjadi dikisara 15 hingga 24 tahun. “Di mana kebanyakan terjadi pada masyarakat rentang umur 15-24 tahun yang tinggal di wilayah perkotaan,” ucapnya.
Sementara itu, masalah lain yang harus dihadapi pemerintah adalah mengenak kualitas tenaga kerjanya. Karena, jika melihat tingkat pendidikannya, mayoritas merupakan lulusan sekolah dasar (SD). “Sementara itu berdasarkan tingkat pendidikan, saat ini penyerapan tenaga kerja banyak diisi oleh masyarakat yang merupakan lulusan SD, terutama bagi mereka yang tinggal di wilayah pedesaan,” ucapnya.
Berdasarkan informasi, Badan Pusat Statistik (BPS)jumlah pengangguran periode Agustus 2020 mengalami peningkatan sebanyak 2,67 juta orang. Dengan demikian, jumlah angkatan kerja di Indonesia yang menganggur menjadi sebesar 9,77 juta orang
“Seperti mengelola sumber daya ekonomi dan meningkatkan nilai tambah pada ekonomi, karena seperti yang diketahui, pandemi covid-19 menyebabkan kontraksi pada sector manufaktur yang kemudian meningkatkan tingkat pengangguran terbuka, menjadi 9,77 juta,” ujar Pengamat Ekonomi Pertanian dari Universitas Unila Lampung, Prof Bustanul Arifin, dalam acara Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) secara virtual, Rabu (2/12/2020).
Menurut Bustanul Arifin, angka pengangguran ini kebanyakan menimpa masyarakat yang memiliki usia muda. Di mana perkiraanya, rentan umur pengangguran yang terjadi dikisara 15 hingga 24 tahun. “Di mana kebanyakan terjadi pada masyarakat rentang umur 15-24 tahun yang tinggal di wilayah perkotaan,” ucapnya.
Sementara itu, masalah lain yang harus dihadapi pemerintah adalah mengenak kualitas tenaga kerjanya. Karena, jika melihat tingkat pendidikannya, mayoritas merupakan lulusan sekolah dasar (SD). “Sementara itu berdasarkan tingkat pendidikan, saat ini penyerapan tenaga kerja banyak diisi oleh masyarakat yang merupakan lulusan SD, terutama bagi mereka yang tinggal di wilayah pedesaan,” ucapnya.
(nng)