Baru 67.018 Ha, Peremajaan Sawit Masih Jauh dari Target
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) terus melakukan peremajaan sawit rakyat. Tujuannya adalah untuk meningkatkan produktivitas dari produk sawit .
Direktur Utama BPDPKS Eddy Abdurrachman mengatakan, hingga Oktober, pihaknya sudah melakukan peremajaan sawit seluas 67.018 hektare (ha). Sedangkan target dari peremajaan sawit yang sudah ditetapkan adalah seluas 180.000 ha.
Peremajaan lahan sawit ini juga mencakup hingga ke petani swadaya. Berdasarkan datanya, sudah sebanyak 28.794 petani swadaya sektor kelapa sawit yang diremajakan.
(Baca Juga: Terungkap! 16 Juta Orang Menggantungkan Hidupnya dari Industri Sawit)
"Program peremajaan sawit menjadi sangat krusial karena demi peningkatan produktivitas sawit yang akan mendukung program mandatori bahan bakar biodiesel," ujarnya dalam acara Indonesia Palm Oil Conference 2020 secara virtual, Rabu (2/12/2020).
Eddy menambahkan, sesuai target pemerintah, peremajaan sawit harus mencapai 540 ribu hektare dalam kurun waktu 2020-2022. Di mana, setiap tahunnya harus mencapai 180 ribu ha.
Untuk mencapai target tersebut, ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi. Misalnya dari sisi lahan yang mana masih lemahnya validitas data area yang akan diremajakan sehingga membuat perselisihan status lahan.
Selain itu dari sisi kapasitas petani, akses kepada pembiayaan yang lemah. Karena hal ini tidak masuk ke dalam badan atau kelompok berbadan hukum.
Selain itu lanjut Eddy, penerapan praktik pertanian yang masih lemah dikarenakan kurangnya pelatihan. Dan yang terakhir, dari sisi administrasi yakni lemahnya persyaratan yang dapat dipenuhi untuk mendapatkan PSR.
(Baca Juga: Topang Ekonomi Saat Pandemi, Pemerintah Tegaskan Dukungan ke Industri Sawit)
"Dalam melakukan peremajaan, tantangan yang dihadapi terkait dengan isu lahan, kemampuan petani sawit rakyat dan proses administratif. Namun demikian dana PSR meningkat terus sampai akhir bulan Oktober tercatat Rp1.859,89 miliar," jelasnya.
Ia pun menekankan pentingnya peremajaan sawit rakyat dikaitkan dengan peingkatan penggunaan bahan bakar biodiesel dapat meningkatkan serapan minyak sawit dari perkebunan rakyat.
"Peremajaan sawit rakyat, tujuannya ialah meningkatkan produktivitas dan kualitas TBS, penerapan teknik budidaya yang baik melalui GAP dan pelaksanaan tata ruang perkebunan untuk menjaga keberlanjutan lingkungan," ucapnya.
Direktur Utama BPDPKS Eddy Abdurrachman mengatakan, hingga Oktober, pihaknya sudah melakukan peremajaan sawit seluas 67.018 hektare (ha). Sedangkan target dari peremajaan sawit yang sudah ditetapkan adalah seluas 180.000 ha.
Peremajaan lahan sawit ini juga mencakup hingga ke petani swadaya. Berdasarkan datanya, sudah sebanyak 28.794 petani swadaya sektor kelapa sawit yang diremajakan.
(Baca Juga: Terungkap! 16 Juta Orang Menggantungkan Hidupnya dari Industri Sawit)
"Program peremajaan sawit menjadi sangat krusial karena demi peningkatan produktivitas sawit yang akan mendukung program mandatori bahan bakar biodiesel," ujarnya dalam acara Indonesia Palm Oil Conference 2020 secara virtual, Rabu (2/12/2020).
Eddy menambahkan, sesuai target pemerintah, peremajaan sawit harus mencapai 540 ribu hektare dalam kurun waktu 2020-2022. Di mana, setiap tahunnya harus mencapai 180 ribu ha.
Untuk mencapai target tersebut, ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi. Misalnya dari sisi lahan yang mana masih lemahnya validitas data area yang akan diremajakan sehingga membuat perselisihan status lahan.
Selain itu dari sisi kapasitas petani, akses kepada pembiayaan yang lemah. Karena hal ini tidak masuk ke dalam badan atau kelompok berbadan hukum.
Selain itu lanjut Eddy, penerapan praktik pertanian yang masih lemah dikarenakan kurangnya pelatihan. Dan yang terakhir, dari sisi administrasi yakni lemahnya persyaratan yang dapat dipenuhi untuk mendapatkan PSR.
(Baca Juga: Topang Ekonomi Saat Pandemi, Pemerintah Tegaskan Dukungan ke Industri Sawit)
"Dalam melakukan peremajaan, tantangan yang dihadapi terkait dengan isu lahan, kemampuan petani sawit rakyat dan proses administratif. Namun demikian dana PSR meningkat terus sampai akhir bulan Oktober tercatat Rp1.859,89 miliar," jelasnya.
Ia pun menekankan pentingnya peremajaan sawit rakyat dikaitkan dengan peingkatan penggunaan bahan bakar biodiesel dapat meningkatkan serapan minyak sawit dari perkebunan rakyat.
"Peremajaan sawit rakyat, tujuannya ialah meningkatkan produktivitas dan kualitas TBS, penerapan teknik budidaya yang baik melalui GAP dan pelaksanaan tata ruang perkebunan untuk menjaga keberlanjutan lingkungan," ucapnya.
(fai)