Topang Ekonomi Saat Pandemi, Pemerintah Tegaskan Dukungan ke Industri Sawit
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pandemi Covid-19 mempengaruhi hampir ke semua sektor perekonomian, termasuk sektor-sektor penyumbang terbesar bagi perekonomian yakni pertanian , kehutanan dan perikanan. Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, ketiga sektor tersebut mengalami tren penurunan selama masa pandemi Covid-19.
Hal ini dikarenakan adanya kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di berbagai daerah. Kebijakan PSBB ini berpengaruh pada distribusi barang ke beberapa daerah. Termasuk juga distribusi hasil pertanian yang juga terkena imbasnya.
(Baca Juga: Tak Terpengaruh Covid-19, Industri Sawit Tetap Sumbang Devisa USD15 Miliar)
"Sebagai penyumbang ketiga terbesar bagi PDB kita, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan juga mengalami tren penurunan pertumbuhan ekonomi, tren penurunan ini terjadi sebagai akibat dari pembatasan sosial di berbagai daerah yang berdampak pada distribusi hasil pertanian," ujar Airlangga dalam acara Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) secara virtual, Rabu (2/12/2020).
Namun, lanjut Airlangga, meski mengalami tren penurunan, sektor pertanian masih bisa tumbuh positif pada masa pandemi. Bahkan, sektor pertanian jugalah yang menjadi penyelamat perekonomian di saat sektor industri lumpuh.
"Namun, pertumbuhan sektoral kita memastikan bahwa sektor pertanian cenderung memiliki ketahanan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan sektor industri dalam menghadapi pandemi Covid-19," jelasnya.
(Baca Juga: Sawit Penyelamat Ekonomi di Tengah Ketidakpastian Global)
Oleh karena itu lanjut Airlangga, pemerintah mengeluarkan berbagai macam kebijakan untuk mengatasi keterpurukan ekonomi ini ke sektor pertanian. Salah satunya adalah dukungan kepada para pengusaha kelapa sawit.
"Oleh karena itu, untuk pertumbuhan di sektor ini, pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mengatasi keterpurukan tersebut, salah satunya mengenai dukungan terhadap industri kelapa sawit," tegasnya.
Lihat Juga: Wamentan Sudaryono Ajak Milenial Berperan dalam Ketahanan Pangan Nasional di Era Digital
Hal ini dikarenakan adanya kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di berbagai daerah. Kebijakan PSBB ini berpengaruh pada distribusi barang ke beberapa daerah. Termasuk juga distribusi hasil pertanian yang juga terkena imbasnya.
(Baca Juga: Tak Terpengaruh Covid-19, Industri Sawit Tetap Sumbang Devisa USD15 Miliar)
"Sebagai penyumbang ketiga terbesar bagi PDB kita, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan juga mengalami tren penurunan pertumbuhan ekonomi, tren penurunan ini terjadi sebagai akibat dari pembatasan sosial di berbagai daerah yang berdampak pada distribusi hasil pertanian," ujar Airlangga dalam acara Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) secara virtual, Rabu (2/12/2020).
Namun, lanjut Airlangga, meski mengalami tren penurunan, sektor pertanian masih bisa tumbuh positif pada masa pandemi. Bahkan, sektor pertanian jugalah yang menjadi penyelamat perekonomian di saat sektor industri lumpuh.
"Namun, pertumbuhan sektoral kita memastikan bahwa sektor pertanian cenderung memiliki ketahanan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan sektor industri dalam menghadapi pandemi Covid-19," jelasnya.
(Baca Juga: Sawit Penyelamat Ekonomi di Tengah Ketidakpastian Global)
Oleh karena itu lanjut Airlangga, pemerintah mengeluarkan berbagai macam kebijakan untuk mengatasi keterpurukan ekonomi ini ke sektor pertanian. Salah satunya adalah dukungan kepada para pengusaha kelapa sawit.
"Oleh karena itu, untuk pertumbuhan di sektor ini, pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mengatasi keterpurukan tersebut, salah satunya mengenai dukungan terhadap industri kelapa sawit," tegasnya.
Lihat Juga: Wamentan Sudaryono Ajak Milenial Berperan dalam Ketahanan Pangan Nasional di Era Digital
(fai)