Gelar We Love Bali, Kemenpareraf Bantu Perbaiki Perekonomian Pulau Dewata
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pariwisata Bali sebagai salah satu destinasi utama wisata di Indonesia mendapatkan pukulan paling telak akibat terbatasnya mobilitas masyarakat akibat pandemi Covid-19. Untuk memulihkan kondisi ini, sekaligus mengembalikan perekonomian masyarakat, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif / Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) menggelar program "We Love Bali".
Memanfaatkan momentum akhir tahun, "We Love Bali" melibatkan Pemerintah Daerah Bali melalui Tim Percepatan Pemulihan Pariwisata Bali, serta didukung dan dibiayai penuh oleh Kemenparekraf/Baparekraf. Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Event Kemenparekraf Rizki Handayani mengatakan, "We Love Bali" adalah kegiatan yang mengundang masyarakat untuk berlibur dan menikmati daya tarik wisata Bali.
(Baca Juga: Dapat Dana Stimulus dari Pemkab Klungkung, Nusa Penida Siap Bangkitkan Kembali Pariwisata Bali)
"Tapi tidak hanya itu, melalui 'We Love Bali', kita sekaligus memperkenalkan dan mengedukasi penerapan protokol kesehatan berbasis CHSE yaitu cleanliness (kebersihan), health (kesehatan), safety (keamanan), dan environment friendly (ramah lingkungan)," tuturnya, dalam keterangan yang diterima, Sabtu (5/12/2020).
Dia menjelaskan, implementasi penerapan CHSE melalui program "We Love Bali" ini merupakan salah satu bentuk dukungan kepada para pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif termasuk hotel, usaha perjalanan wisata, usaha transport, pemandu wisata, restoran, daerah tujuan wisata, UMKM, dan lainnya.
Program ini melibatkan 13 Professional Conference Organizers (PCO) dan 26 Biro Perjalanan Wisata yang bernaung dibawah ASITA Bali (Association of Indonesian Travel Agents/ Asosiasi Perjalanan Wisata Indonesia), 30 guide yang bernaung dibawah HPI (Himpunan Pramuwisata Indonesia), sejumlah hotel dan restoran yang bernaung dibawah PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia), sejumlah perusahaan transportasi yang bernaung dibawah PAWIBA (Persatuan Angkutan Pariwisata Bali) dan daya tarik wisata yang bernaung dibawah PUTRI (Asosiasi Pengelola Obyek Wisata).
"We Love Bali juga" melibatkan sekitar 4.750 peserta untuk melakukan trip keliling Bali selama 3 hari 2 malam dan menginap secara bergiliran di kawasan-kawasan pariwisata yang ada di Bali.
"Seluruh biaya perjalanan seperti akomodasi, transportasi, atraksi wisata, makan dan minum selama mengikuti program ditanggung oleh Kemenparekraf. Peserta direkrut oleh Tim Percepatan Pemulihan Pariwisata Propinsi Bali dengan menyebarkan undangan ke berbagai instansi baik pemerintah, swasta, perguruan tinggi dan sekolah tinggi," terangnya.
Adapun syarat peserta antara lain hanya dapat mengikuti satu kali kegiatan, aktif sebagai pengguna media sosial minimal salah satu dari platform; Facebook, Instagram, Twitter, Youtube, ataupun Tiktok, memiliki kegemaran aktivitas diluar ruangan seperti; berenang, snorkeling, trekking, hiking, bersepeda, dsb, serta memahami dan mampu menerapkan protokol kesehatan.
Peserta juga dituntut mempublikasikan aktivitas yang dilakukan selama mengikuti kegiatan dalam bentuk foto, video, ataupun artikel yang mengedepankan norma kesopanan dan menerapkan protokol kesehatan dan bersedia apabila digunakan oleh Kemenparekraf untuk materi promosi pariwisata.
Memanfaatkan momentum akhir tahun, "We Love Bali" melibatkan Pemerintah Daerah Bali melalui Tim Percepatan Pemulihan Pariwisata Bali, serta didukung dan dibiayai penuh oleh Kemenparekraf/Baparekraf. Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Event Kemenparekraf Rizki Handayani mengatakan, "We Love Bali" adalah kegiatan yang mengundang masyarakat untuk berlibur dan menikmati daya tarik wisata Bali.
(Baca Juga: Dapat Dana Stimulus dari Pemkab Klungkung, Nusa Penida Siap Bangkitkan Kembali Pariwisata Bali)
"Tapi tidak hanya itu, melalui 'We Love Bali', kita sekaligus memperkenalkan dan mengedukasi penerapan protokol kesehatan berbasis CHSE yaitu cleanliness (kebersihan), health (kesehatan), safety (keamanan), dan environment friendly (ramah lingkungan)," tuturnya, dalam keterangan yang diterima, Sabtu (5/12/2020).
Dia menjelaskan, implementasi penerapan CHSE melalui program "We Love Bali" ini merupakan salah satu bentuk dukungan kepada para pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif termasuk hotel, usaha perjalanan wisata, usaha transport, pemandu wisata, restoran, daerah tujuan wisata, UMKM, dan lainnya.
Program ini melibatkan 13 Professional Conference Organizers (PCO) dan 26 Biro Perjalanan Wisata yang bernaung dibawah ASITA Bali (Association of Indonesian Travel Agents/ Asosiasi Perjalanan Wisata Indonesia), 30 guide yang bernaung dibawah HPI (Himpunan Pramuwisata Indonesia), sejumlah hotel dan restoran yang bernaung dibawah PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia), sejumlah perusahaan transportasi yang bernaung dibawah PAWIBA (Persatuan Angkutan Pariwisata Bali) dan daya tarik wisata yang bernaung dibawah PUTRI (Asosiasi Pengelola Obyek Wisata).
"We Love Bali juga" melibatkan sekitar 4.750 peserta untuk melakukan trip keliling Bali selama 3 hari 2 malam dan menginap secara bergiliran di kawasan-kawasan pariwisata yang ada di Bali.
"Seluruh biaya perjalanan seperti akomodasi, transportasi, atraksi wisata, makan dan minum selama mengikuti program ditanggung oleh Kemenparekraf. Peserta direkrut oleh Tim Percepatan Pemulihan Pariwisata Propinsi Bali dengan menyebarkan undangan ke berbagai instansi baik pemerintah, swasta, perguruan tinggi dan sekolah tinggi," terangnya.
Adapun syarat peserta antara lain hanya dapat mengikuti satu kali kegiatan, aktif sebagai pengguna media sosial minimal salah satu dari platform; Facebook, Instagram, Twitter, Youtube, ataupun Tiktok, memiliki kegemaran aktivitas diluar ruangan seperti; berenang, snorkeling, trekking, hiking, bersepeda, dsb, serta memahami dan mampu menerapkan protokol kesehatan.
Peserta juga dituntut mempublikasikan aktivitas yang dilakukan selama mengikuti kegiatan dalam bentuk foto, video, ataupun artikel yang mengedepankan norma kesopanan dan menerapkan protokol kesehatan dan bersedia apabila digunakan oleh Kemenparekraf untuk materi promosi pariwisata.