BRG Sosialisasi Penggunaan Bahan Alami untuk Pertanian
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badan Restorasi Gambut (BRG) menggandeng sejumlah takmir masjid untuk menginisiasi kepedulian terhadap lingkungan gambut. Melalui takmir masjid, BRG melakukan sosialisasi penggunaan bahan alami untuk pertanian di lahan gambut .
Melalui kegiatan Masjid Peduli Gambut, BRG mengajak takmir dan warga sekitar masjid dan gambut untuk mengenal lebih jauh pengelolaan lahan gambut. Masjid Al Anshor, Desa Sungai Segajah, Kecamatan Kubu, Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau menjadi salah satu lokasi pelatihan ini.
Deputi Bidang Edukasi, Sosialisasi, Partisipasi, dan Kemitraan BRG, Myrna A. Safitri mengatakan kegiatan ini menjadi bagian dari memakmurkan masjid. Dengan kegiatan semacam ini, masjid bisa menjadi cara untuk menjadi pusat dakwah dan pembelajaran untuk memelihara lingkungan sesuai ajaran Al-Qur’an dan hadis.
(Baca Juga : Jakarta Selatan dan Purwakarta Kekurangan Penyuluh Pertanian )
“Masjid merupakan rumah yang baik bagi kita, untuk mewujudkan ibadah yang paripurna terhadap lingkungan dan masyarakat,” ujar Myrna dalam sambutannya.
Dengan kegiatan semacam ini, Myrna mengatakan masjid sebagai pusat dakwah secara lisan (dakwah bil lisan) juga bisa menjadi memberikan contoh Pengolahan Lahan Tanpa Bakar (PLTB) berbasis masjid (dakwah bil hal).
Teknik PLTB itu bisa dilakukan di pekarangan masjid. Di sana, warga dan takmir bisa menerapkan pertanian di lahan gambut yang baik, tanpa membakar, dan tanpa menggunakan bahan kimia.
“Bila kita bisa menjadikan pekarangan masjid untuk mengembangkan pertanian alami yang ramah lingkungan dan menjadi lahan masjid untuk ditanami tanaman produktif, masjid bisa menjadi sumber energi yang baik bagi lingkungan,” ujar dia.
Myrna mengatakan di desa-desa peduli gambut, keberadaan masjid menjadi penting. Untuk itu, BRG mulai tahun ini mendukung masjid-masjid yang ada di Desa Peduli Gambut (DPG) untuk menjadi pusat dakwah.
Sementara itu, Kapokja Edukasi dan Sosialisasi BRG, Suwignya Utama mengatakan upaya BRG menggandeng masjid sebagai salah satu pendekatan untuk merestorasi gambut. Dia menyebut, BRG telah menggandeng Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk membuat lokalatih Dai Peduli Gambut pada 2018.
Melalui kegiatan Masjid Peduli Gambut, BRG mengajak takmir dan warga sekitar masjid dan gambut untuk mengenal lebih jauh pengelolaan lahan gambut. Masjid Al Anshor, Desa Sungai Segajah, Kecamatan Kubu, Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau menjadi salah satu lokasi pelatihan ini.
Deputi Bidang Edukasi, Sosialisasi, Partisipasi, dan Kemitraan BRG, Myrna A. Safitri mengatakan kegiatan ini menjadi bagian dari memakmurkan masjid. Dengan kegiatan semacam ini, masjid bisa menjadi cara untuk menjadi pusat dakwah dan pembelajaran untuk memelihara lingkungan sesuai ajaran Al-Qur’an dan hadis.
(Baca Juga : Jakarta Selatan dan Purwakarta Kekurangan Penyuluh Pertanian )
“Masjid merupakan rumah yang baik bagi kita, untuk mewujudkan ibadah yang paripurna terhadap lingkungan dan masyarakat,” ujar Myrna dalam sambutannya.
Dengan kegiatan semacam ini, Myrna mengatakan masjid sebagai pusat dakwah secara lisan (dakwah bil lisan) juga bisa menjadi memberikan contoh Pengolahan Lahan Tanpa Bakar (PLTB) berbasis masjid (dakwah bil hal).
Teknik PLTB itu bisa dilakukan di pekarangan masjid. Di sana, warga dan takmir bisa menerapkan pertanian di lahan gambut yang baik, tanpa membakar, dan tanpa menggunakan bahan kimia.
“Bila kita bisa menjadikan pekarangan masjid untuk mengembangkan pertanian alami yang ramah lingkungan dan menjadi lahan masjid untuk ditanami tanaman produktif, masjid bisa menjadi sumber energi yang baik bagi lingkungan,” ujar dia.
Myrna mengatakan di desa-desa peduli gambut, keberadaan masjid menjadi penting. Untuk itu, BRG mulai tahun ini mendukung masjid-masjid yang ada di Desa Peduli Gambut (DPG) untuk menjadi pusat dakwah.
Sementara itu, Kapokja Edukasi dan Sosialisasi BRG, Suwignya Utama mengatakan upaya BRG menggandeng masjid sebagai salah satu pendekatan untuk merestorasi gambut. Dia menyebut, BRG telah menggandeng Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk membuat lokalatih Dai Peduli Gambut pada 2018.