Penurunan Cadangan Devisa Tak Perlu Dikhawatirkan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat cadangan devisa Indonesia sebesar USD133,6 miliar pada akhir November 2020. Jumlah tersebut mengalami penurunan yang tipis jika dibandingkan dengan posisi Oktober 2020 yang sebesar USD133,7 miliar.
Meski penurunannya tipis, ekonom Indef Bhima Yudistira menilai bahwa penurunan itu akan terus berlanjut hingga awal tahun depan. "Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa cadangan devisa akan terus menurun pada tahun 2021," kata Bhima saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Senin (7/12/2020). ( Baca juga:Turun Tipis, Cadangan Devisa Mampu Dukung Stabilitas Makroekonomi )
Menurut Bhima, penurunan cadev ini akan terjadi karena pembayaran cicilan pokok utang dan bunga utang di BUMN yang meningkat cukup tinggi di akhir tahun. Kedua cicilan itu bakal menyedot cadangan devisa yang ada.
"Pembayaran kewajiban pemerintah membuat cadev akan bisa turun di 2021, seiring utang yang naik tahun 2020 untuk pembayaran utang dan defisit APBN," bebernya. ( Baca juga:Tak Perlu Ragu! Vaksin Sinovac Ini Udah Teruji Secara Klinis )
Sementara itu, ekonom Core Piter Abdullah menilai turunnya cadangan devisa tidak perlu dikhawatirkan. Apalagi turunnya sangat kecil.
"Dinamika cadev, naik atau turun adalah sebuah kewajaran dan bukan suatu isu. Cadev Akan Naik ketika penerimaan valas pemerintah lebih besar daripada pengeluaran. Demikian sebaliknya, menurun ketika pengeluaran valas Lebih besar daripada penerimaan," tandas Piter.
Meski penurunannya tipis, ekonom Indef Bhima Yudistira menilai bahwa penurunan itu akan terus berlanjut hingga awal tahun depan. "Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa cadangan devisa akan terus menurun pada tahun 2021," kata Bhima saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Senin (7/12/2020). ( Baca juga:Turun Tipis, Cadangan Devisa Mampu Dukung Stabilitas Makroekonomi )
Menurut Bhima, penurunan cadev ini akan terjadi karena pembayaran cicilan pokok utang dan bunga utang di BUMN yang meningkat cukup tinggi di akhir tahun. Kedua cicilan itu bakal menyedot cadangan devisa yang ada.
"Pembayaran kewajiban pemerintah membuat cadev akan bisa turun di 2021, seiring utang yang naik tahun 2020 untuk pembayaran utang dan defisit APBN," bebernya. ( Baca juga:Tak Perlu Ragu! Vaksin Sinovac Ini Udah Teruji Secara Klinis )
Sementara itu, ekonom Core Piter Abdullah menilai turunnya cadangan devisa tidak perlu dikhawatirkan. Apalagi turunnya sangat kecil.
"Dinamika cadev, naik atau turun adalah sebuah kewajaran dan bukan suatu isu. Cadev Akan Naik ketika penerimaan valas pemerintah lebih besar daripada pengeluaran. Demikian sebaliknya, menurun ketika pengeluaran valas Lebih besar daripada penerimaan," tandas Piter.
(uka)